AkhlaqAqidahOpini

Hijrah Bottom-UP

Dalam Al-Quran, surat Al-Baqarah ayat 208, difirmankan:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.

Al-Quran, surat Al-Baqarah ayat 208

Nah sahabat, mungkin ayat ini sudah sangat familiar di antara kita. Ketika kita memilih islam sebagai agama kita, maka yuk masuklah kita, peluklah, ambillah dengan kaffah, menyeluruh dan komprehensif. Semuanya, maksimal, sungguh-sungguh.

Banyak di antara kita berpikir bahwa melaksanakan islam kaffah hanya mungkin dilaksanakan di ranah negara atau sistem sehingga kita terus menerus mengkritisi sistem dan lingkungan di luar diri kita. Tapi taukah sobat, Nabi Muhammad ﷺ mengatakan,

“Ibda bi nafsik”

“Mulailah dari dirimu sendiri”

Shahih Muslim, no. 997 dan Abu Dawud no. 3957. Hadits ini dishahihkan oleh Syeikh Al-Bani

Mulailah kepemimpinan dari kepemimpinan terhadap dirimu sendiri. Kepemimpinan dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri sendiri.

Bahkan di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai (sebelum) mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

(QS 13:11)

Jelas banget ini urutannya. Kita merubah diri sendiri terlebih dahulu, barulah Allah merubah kaum (negara/bangsa) kita.

Jadi, bukan kitalah yang mampu merubah kaum atau bangsa kita. Tapi hanya Allah-lah yang mampu, setelah kita ber ikhtiar kita mengubah diri kita sendiri. Maka insya Allah, Allah akan mampukan kita mengubah kaum kita.

Nah, maka, yuk cobalah kita berislam kaffah atas diri sendiri dahulu. Sudahkah?

Tujuan Hidup

Sudah mengetahui apa tujuan hidup kita? (QS 51:56), sudah tahukah dengan jelas, dari mana kita, untuk apa kita hidup, dan mau ke mana kita?

Hijrah Cinta

Sudahkah kita tidak mabuk cinta pada manusia?

Sudahkah benar-benar merenung dan yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan dunia ini? Sudahkah kita mampu mengendalikan cinta, sehingga hanya Allah-lah yang dicintai (menjadi prioritas) dalam hidup kita? (QS 9:24) Mencintai Allah, lalu menyayangi keluarga.

Pakaian

Sudah menutup aurat dengan sempurna? Sudah konsisten dan siap menerima semua konsekuensi dari menutup aurat?

Pergaulan

Sudah menjaga batasan antara ikhwan dan akhwat? Hanya berhubungan dengan non mahrom jika ada kebutuhan syar’i saja?

Ibadah mahdhoh

Sholat sudah tepat waktu? Wudhu sudah sempurna? Sudah memperhatikan rukun-rukun sholat? Sudah bisa fokus dan khusyu’ dalam sholat? Sudah tahu urutan mandi wajib? Bagi laki-laki, sudah sholat berjamaah di masjid?

Manajemen keuangan pribadi

Sudah rutin merekap keuangan? Sudah menghitung dan membayar utang? Sudah menghitung zakat? Sudah ada alokasi untuk sedekah? Sudah memikirkan bagaimana agar bisa haji?

Hijrah finansial

Sudah mengerti kriteria-kriteria riba? Sudah hijrah dari bank konvensional ke bank syariah? Sudah benar-benar menghindari riba? Sudah memahami kriteria investasi yang halal dan mengenal investasi yang haram?

Nah sobat, itulah beberapa amal lahir dan batin yang wajib kita usahakan untuk kaffah, minimal atas diri kita sendiri. Sudahkah?



Baca juga: Tentang Rejeki

Anbarsanti

Founder nabitu.id | Mahasiswa Ph.D., Nanyang Technological University, Singapura.

Related Articles

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button