Kelahiran Sahabat Nabi : Ali – Karakter dan Kebiasaan yang Bisa Dicontoh

Salah satu yang dapat menjadi bukti cinta kita kepada Allah Ta’ala adalah dengan diri ini menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam jalankan, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surah yang sangat indah yaitu surah Ali Imran ayat 31 :

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS. Ali Imron: 31).

Dengan mempelajari sirah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, meneladani beliau dan mempelajari bagaimana sahabat-sahabat beliau yang dirahmati Allah dalam mengikuti Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam semestinya kita akan menemukan kejayaan islam kembali.

Oleh karena itu kali ini kita akan membahas terkait dengan sahabat Nabi yang begitu mulia yaitu Ali bin Abi Tholib Radhiallahu ‘anhu. Pertama kita mesti mengetahui pula bahwa Allah subhanahu wa ta’ala memuji para sahabat Rasul dalam Al Qur’an, melalui Surat At Taubah ayat 100:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang – orang yang terdahulu lagi yang pertama – tama (masuk islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang – orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga – surga yang mengalir sungai – sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS. At Taubah : 100)

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu. Masih adakah yang tidak mengenal beliau? Salah seorang yang dijamin masuk surga oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu sekaligus menantu kesayangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, putra paman beliau, Abi Thalib.

Lahir di Makkah pada tahun 602 masehi berasal dari nasab keturunan yang mulia. Kala itu, keluarga besar Klan Abdul Muthalib adalah yang dihormati dan disegani oleh penduduk Makkah. Sejak berusia 6 tahun, beliau hidup bersama Rasulullah dan kemudian bersyahadat pada usia 10 tahun. Masa kecil yang dihabiskan bersama rasulullah menjadikannya tumbuh menjadi seorang yang berbudi pekerti luhur. 

Julukannya adalah Baabul ‘ilm yang artinya Pintu ilmu. Sebutan ini hadir karena kecerdasan beliau bahkan sering ditanya terkait saran dan pendapat oleh Khalifah dan sahabat lainnya. Bentuk kecintaannya pada ilmu agama terletak pada kesungguhan dalam setiap proses belajar. Ali bin Abi Thalib sangat berhati-hati dalam perkataannya. Selalu menjaga lisan untuk mengucap hal yang baik dan seperlunya saja.

Kemudian, Ali bin Abi Thalib juga dikisahkan sebagai sosok yang pemberani. Beliau tak pernah ragu dan takut ketika melawan musuh-musuh islam. Peperangan yang diikuti olehnya tak pernah kalah. Beliau  juga orang yang terpilih sebagai pembawa panji kehormatan di saat perang khaibar terjadi. 

Kedudukan Ali bin Abi Thalib, radhiyallahu ‘anhu di sisi Rasulullah disebutkan seperti kedudukan Nabi Harun Alaihissalam di sisi Nabi Musa Alaihissalam. Sebagai seorang yang amanah dan bertanggung jawab, beliau dipilih untuk menjadi khalifah setelah sahabat Utsman Bin Affan.

Di era kepemimpinannya, beliau adalah sosok yang dekat dengan rakyat dan berlaku sangat sederhana. Diantara nasehat yang beliau sampaikan pada rakyatnya adalah tentang kejujuran. Saat itu, beliau datang ke sebuah pasar. Kemudian mengingatkan para pedagang untuk terus bertakwa kepada Allah serta berlaku jujur dalam transaksi, berlaku adil saat menakar timbangan. Ali mengingatkan agar tidak menolak sebuah keuntungan meski jumlahnya sedikit. Maa Syaa Allah, ini menjadi pesan penting dan dasar bagi kita yang terlibat dalam perilaku bisnis di era sekarang. Betapa dunia revolusi industri dan persaingan bisnis sangat ketat. Karena kunci bisnis yang sukses dan membawa selamat adalah yang dimulai dengan keimanan dan kejujuran.

Ali dikenal juga sebagai pemimpin yang gencar dalam dakwah, memuliakan guru, serta dermawan. Pada tahun 40 Hijriah, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu wafat terbunuh di tangan seorang khawarij bernama ibnu muljam.

Semoga dengan yang sedikit ini, bisa kita ambil pelajarannya dari hidup mulia seperti sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Referensi:

Buku Biografi Lengkap Ali Bin Abi Thalib karya Abdul Syukur Al Azizi

Harta Haram Muamalat Kontemporer Karya Ustadz Dr. Erwandi Tarmidzi

Exit mobile version