KISAH BERLOMBA-LOMBANYA ABU BAKAR DAN UMAR BIN KHATTAB

Manusia merupakan makhluk yang diuji dengan akalnya agar selalu berpikir sebelum melakukan sesuatu. Dengan kemampuan akal tersebut manusia akan mampu menemukan hakikat kehidupan di dunia ini dengan benar. Bahwa hidup manusia selaku hamba Allah SWT sesungguhnya hanya untuk melaksanakan seluruh perintah-Nya serta menjauhi seluruh larangan-Nya. Di sisi lain segala perbuatan manusia juga akan selalu dicatat oleh malaikat dan menjadi hal yang akan dipertanggungjawabkan kelak setelah kehidupan ini usai. 

Oleh karena itu, umat Muslim diperintahkan untuk senantiasa berbuat kebaikan dalam kehidupan yang sementara ini. Memang ada banyak perbuatan baik yang bisa diamalkan oleh umat Muslim. Karenanya, ajakan untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan atau yang kita kenal dengan fastabiqul khairat jadi perihal yang dapat menghantarkan umat Muslim kepada derajat yang tinggi di sisi Allah Ta’ala.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 148.

وَلِكُلٍّ وِّجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيۡهَا ‌ۚ فَاسۡتَبِقُوا الۡخَيۡرٰتِؕ اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يَاۡتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيۡعًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ 

Artinya:

Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya (pada hari kiamat). Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dengan keutamaan itulah para sahabat senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. Berikut salah satu kisah perlombaan Abu Bakar dan Umar Bin Khatab selaku sahabat yang sangat utama amal sholihnya.

Diantaranya apa yang dikatakan oleh Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan yang lainnya. Dimana beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memerintahkan kita semua untuk bersedekah dan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu ingin mengalahkan Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu.

أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَتَصَدَّقَ ، وَوَافَقَ ذَلِكَ مَالا عِنْدِي ، فَقُلْتُ : الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ ، إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا ، فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِي ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ ؟ ” ، قُلْتُ : مِثْلَهُ ، وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ ، فَقَالَ لَهُ : ” يَا أَبَا بَكْرٍ ، مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ ؟ ” قَالَ : أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ، فَقُلْتُ : لا أُسَابِقُكَ عَلَى شَيْءٍ أَبَدًا .

“Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi).

Lihatlah, beliau berkata:

الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ

“Hari ini aku akan kalahkan Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu.”

Umar berkata demikian karena dia tahu bahwa Abu Bakar As Shiddiq tidak pernah dikalahkan dalam hal kebaikan. Ini adalah perlombaan yang baik.

Subhanallah.

Ini adalah pelajaran yang luar biasa. Perlombaan para Sahabat Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hal kebaikan. Dari sini kita bisa ambil pelajaran bagaimana darmawannya Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu. Dan Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu tidak hanya itu saja. Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu terdepan dalam semua amalan.

Pada suatu hari Abu Bakar As Shiddiq duduk di samping Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama para Sahabat.

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ صَائِمًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا،

قَالَ: فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ جَنَازَةً؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا،

قَالَ: فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مِسْكِينًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا،

قَالَ: فَمَنْ عَادَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مَرِيضًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا،

فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Siapakah diantara kalian yang puasa pada hari ini?” Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Saya.”

Nabi bertanya, “Siapakah diantara kalian yang mengiringi atau mengantarkan (pemakaman) jenazah pada hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.”

Nabi bertanya lagi, “Adakah diantara kalian yang memberikan makan kepada orang miskin hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.”

Nabi bertanya lagi, “Adakah diantara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini?” Abu Bakar berkata, “Saya.” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,”Tidaklah kebaikan-kebaikan ini berkumpul pada seseorang kecuali dia akan masuk syurga” (HR. Muslim).

Lihatlah tanafus (perlombaan yang baik) diantara para Sahabat Rasul kita yang mulia. Mereka mengamalkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ

“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan” (QS. Al-Baqarah[2]: 148).
Ini adalah salah satu contoh perlombaan mereka dalam berinfak dan dalam beramal. Dari situlah kemudian kita lebih mengerti bagaimana sikap para sahabat dalam menjalani kehidupan ini. Semoga kita semua dapat meraih keutamaan yang serupa walupun tak sama. Aamiin ya Robbal’alamin.

Referensi:

Exit mobile version