Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Bulan Ramadhan merupakan bulan di mana Al-Qur’an diturunkan, di mana amal kebajikan dilipatgandakan, dan di mana puasa wajib dilaksanakan. Disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 184:
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(QS Al-Baqarah: 184)
Namun sebelum menghadapi bulan Ramadhan, kita harus melalui dahulu bulan Sya’ban. Salah satu kejadian penting yang terjadi di bulan Sya’ban adalah kejadian malam Nishfu Sya’ban. Nishfu’ Sya’ban adalah malam yang terletak di pertengahan bulan Sya’ban yaitu malam ke 15 bulan Sya’ban. Artikel ini akan membahas mengenai dalil keberadaan malam Nishfu’ Sya’ban dan keabsahan keutamaannya.
Baca juga:Akhir Rajab: Shalahuddin Al Ayyubi Membebaskan Baitul Maqdis, Palestina
Dalil Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban
Dalil yang menunjukkan kekhususan malam Nishfu Sya’ban sendiri adalah hadits dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”(Dikeluarkan oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib)
Hadits ini juga dating dengan redaksi lain yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إذا كانت ليلة النصف من شعبان ينزل الله تبارك وتعالى إلى سماء الدنيا فيغفر لعباده إلا ما كانن من مشرك أو مشاحن لأخيه
Jika (Hadir) malam pertengahan dari Sya’ban Allah tabaraka wa ta’ala akan turun ke langit dunia, maka ia mengampuni hambanya kecuali orang yang musyrik atau berselisih dengan saudaranya.(Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dengan sanad yang tidak mengapa)
Kedua hadits ini adalah dalil adanya keutamaan malam Nishfu’ Sya’ban. Keutamaan itu adalah adanya ampunan yang diberikan oleh Allah ﷻ terhadap hambanya di malam Nishfu’ Sya’ban kecuali bagi orang musyrik dan orang yang berselisih.
Baca juga:Urgensi Mempertahankan Semangat Ibadah Hingga Akhir Ramadhan
Apakah Ada Ibadah Khusus Malam Nishfu Sya’ban?
Adanya hadits mengenai keutamaan malam Nishfu’ Sya’ban sendiri tidak serta-merta menjadikan malam Nishfu’ Sya’ban memiliki ibadah yang dikhususkan mengenainya. Untuk mengkhususkan suatu ibadah tertentu di malam tertentu dibutuhkan dalil khusus lainnya dan tidak cukup dengan dalil mengenai keutamaan malam tersebut. Disebutkan dalam hadits:
لاَ تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِى وَلاَ تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الأَيَّامِ
“Janganlah mengkhususkan malam Jum’at dari malam lainnya untuk shalat. Dan janganlah mengkhususkan hari Jum’at dari hari lainnya untuk berpuasa.” (HR. Muslim no. 1144)
Disebutkan secara jelas dalam hadits di atas larangan untuk mengkhususkan suatu malam atau hari untuk ibadah semisal shalat tanpa ada dalil. Malam yang dijadikan contoh adalah malam jumat, malam yang memiliki keutamaan yang jelas dari berbagai dalil hingga memiliki ibadah yang dikhususkan untuknya dengan dalil seperti shalat Jumat dan membaca surat Al-Kahfi. Jika malam yang sudah jelas keutamaannya dilarang untuk dikhususkan untuknya ibadah tanpa suatu dalil, maka malam Nishfu’ Sya’ban yang tidak memiliki kekuatan dalil yang serupa tidak bisa dikhususkan untuknya ibadah khusus tanpa dalil.
Adapun ibadah-ibadah yang disebutkan khusus untuk malam Nishfu’ Sya’ban seperti shalat raghaib maupun dzikir-dzikir khusus di malam Nishfu Sya’ban maka belum ditemukan adanya dalil absah yang menguatkan meskipun ada riwayat beberapa ulama yang memperbanyak shalat di malam Nishfu Sya’ban.
Namun dengan adanya keutamaan yang disebutkan oleh hadits mengenai keutamaan malam Nishfu Sya’ban di atas, maka seyogianya kita menambah ibadah kita di malam Nishfu’ Sya’ban baik berupa shalat, doa, dzikir, dan lain sebagainya tanpa mengkhususkan ibadah tertentu dengan cara tertentu di malam tersebut.
Semoga Allah ﷻ memberikan kita kemampuan untuk beribadah dengan baik kepadaNya baik di malam Nishfu Sya’ban maupun malam-malam lainnya.
Wallahu a’lam
Baca juga:Batasan Sabar dalam Islam, Adakah?
Yuk Investasi Halal di Nabitu.
Referensi:
Muhammad. (2011, July 4). Kritik Hadits Malam Nishfu Sya’ban. Rumaysho.com. https://rumaysho.com/1847-kritik-hadits-malam-nishfu-syaban.html
Muhammad. (2015, May 29). Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban. Rumaysho.com. https://rumaysho.com/11158-malam-nisfu-syaban-dan-amalan-nisfu-syaban.html
Muhammad. (2009, July 22). Kekeliruan di Malam Nishfu Sya’ban. Rumaysho.com. https://rumaysho.com/386-kekeliruan-di-malam-nishfu-syaban.html
النصف من شعبان.. فضل ليلتها وحكم صوم نهارها. (2017, May 7). Islamway.net; Islamway. https://ar.islamway.net/article/73721/%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%B5%D9%81-%D9%85%D9%86-%D8%B4%D8%B9%D8%A8%D8%A7%D9%86-%D9%81%D8%B6%D9%84-%D9%84%D9%8A%D9%84%D8%AA%D9%87%D8%A7-%D9%88%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%B5%D9%88%D9%85-%D9%86%D9%87%D8%A7%D8%B1%D9%87%D8%A7