Tiada Keburukan Bagi Orang Yang Beriman

Kebaikan dalam hidup memiliki berbagai bentuk, meskipun terkadang tidak sesuai dengan harapan manusia. Namun, bagi orang beriman, iman menjadi landasan utama yang membuatnya melihat segala peristiwa dalam hidupnya sebagai kebaikan, baik itu berupa nikmat maupun cobaan.

Rasulullah ﷺ menjamin bahwa setiap peristiwa dalam hidup seorang mukmin adalah kebaikan, tergantung pada sikap yang diambilnya saat menghadapi takdir. Rasulullah ﷺ bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Perkara setiap mukmin itu menakjubkan. Sesungguhnya setiap urusan mereka adalah kebaikan. Hal ini tidak terjadi kepada seorang pun kecuali bagi orang mukmin. Apabila ia mendapat kebahagiaan, maka ia bersyukur, maka itu baik baginya, dan apabila ia mendapatkan keburukan, maka ia bersabar, dan itu pun baik baginya. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu)

Bersyukur Saat Mendapatkan Kebaikan

Nikmat dan kebahagiaan adalah anugerah dari Allah. Bersyukur kepada manusia adalah awalnya, namun bersyukur kepada Allah adalah esensinya. Bersyukur atas takdir baik akan membawa kebaikan lainnya. Orang yang bersyukur akan mendapatkan pahala dari rasa syukurnya. Bersyukur adalah mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah dan menggunakan nikmat tersebut untuk taat kepada-Nya.

Bersyukur juga adalah doa terindah dari hamba kepada Rabb-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

‏ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ

“Dzikir yang paling utama adalah: ‘tidak ada yang patut disembah kecuali Allah (Lā ilāha illallāh)’ dan doa yang paling utama adalah: ‘Segala puji bagi Allah (Al-ḥamdulillāh).’ ” (HR. Tirmidzi no. 3383).

Bersabar Saat Menghadapi Musibah

Manusia tanpa iman kepada Allah banyak mengeluh. Allah menegaskan hal ini dalam Firman-Nya:

اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ

Apabila ditimpa keburukan (kesusahan), ia berkeluh kesah (QS. Al-Ma’arij [70]: 20).


Sifat berkeluh kesah bukanlah sifat orang mukmin. Orang mukmin memahami bahwa baik dan buruk datang atas izin Allah. Di balik setiap musibah, terdapat peluang kebaikan. Dalam menghadapi musibah, seorang mukmin bersabar, karena dengan kesabaran ia mendapatkan pahala yang besar.

Orang yang bersabar juga akan mendapat keuntungan lain. Allah berfirman:

اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-Nya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. Al-Baqarah [2]: 157).

Orang yang sabar akan mendapat keberkahan dan rahmat dari Allah. Bersabar adalah tidak berputus asa akan rahmat Allah dan meyakini bahwa setiap musibah akan diikuti dengan kebaikan. Sabar menghapus dosa, menambah pahala, dan mendatangkan rahmat Allah yang akan menggantikan musibah dengan hal yang lebih baik di masa depan.

Bagaimana menjadi orang sabar? Orang sabar adalah orang yang mampu menahan diri untuk tidak mengeluhkan musibah yang menimpanya. Allah berfirman bahwa ciri-ciri orang sabar adalah orang yang saat ditimpa musibah akan berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un.”

Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat 156

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.

Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah menjelaskan dalam kitabnya Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir bahwa:

156. مُّصِيبَةٌ (musibah)

Yakni segala musibah yang menyebabkan kesedihan pada hati seseorang meskipun kecil.

إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ (kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali)

Kalimat ini sebagai tempat pertolongan bagi orang-orang yang terkena musibah dan perlindungan bagi orang-orang yang mendapat cobaan karena didalamnya terkumpul makna pengakuan penghambaan kepada Allah dan pengakuan kepada hari kebangkitan dan dunia bukanlah akhir dari segalanya. Mari kita terus belajar untuk menjadi orang mukmin yang sebenar-benarnya beriman. Dalam bersyukur dan bersabar, kita akan menemukan keindahan hidup, karena setiap perkara orang beriman adalah kebaikan. Bersyukur dan bersabar adalah kunci untuk menghadapi hidup dengan lapang dada dan hati yang tentram, meyakini bahwa setiap peristiwa, baik suka maupun duka, adalah bagian dari rencana Allah yang penuh kebijaksanaan dan kasih sayang. Mari bersama-sama memperoleh kebaikan sepanjang hidup kita dengan iman, syukur, dan kesabaran.

Refrensi :
https://sunnah.com/muslim:2999

https://sunnah.com/tirmidhi:3383

https://tafsirweb.com/11316-surat-al-maarij-ayat-20.html

https://tafsirweb.com/628-surat-al-baqarah-ayat-157.html

https://tafsirweb.com/626-surat-al-baqarah-ayat-156.html

Exit mobile version