Qana’ah dan Ambisi: Apakah Berlawanan dalam Islam?

Qana’ah atau rasa cukup dan ambisi adalah dua konsep yang seringkali dihadapkan pada kita dalam kehidupan sehari-hari yang seolah-olah bertentangan satu sama lain. Qana’ah mengajarkan kita untuk merasa puas dengan apa yang telah diberikan Allah ﷻsementara ambisi mendorong kita untuk terus bekerja untuk meningkatkan diri kita. Dengan menggunakan beberapa sumber yang dapat dipercaya artikel ini akan membahas hubungan antara qana’ah dan ambisi dari sudut pandang Islam. Apakah kedua konsep ini saling bertentangan atau bahkan dapat berjalan beriringan?

Konsep Qana’ah dalam Islam

Kata Qana’ah berarti merasa cukup dan puas dengan apa yang Anda miliki. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam diberi rezeki yang cukup dan Allah ﷻmenjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya (HR. Muslim).

Qana’ah berarti menerima dengan ikhlas apa yang telah ditetapkan Allah ﷻsebagai rezeki kita bukan pasif atau menyerah pada keadaan. Qana’ah adalah salah satu sifat mulia yang dapat membuat hati tenang. Karena mereka percaya bahwa rezeki diatur oleh Allah ﷻmereka yang qana’ah tidak mudah iri atau dengki terhadap orang lain. Qana’ah tidak berarti bermalas-malasan atau berusaha. Oleh karena itu qana’ah harus diimbangi dengan tawakal dan upaya maksimal.

Baca juga:Bersyukur: Salah Satu Sebab Ditambahnya Nikmat

Ambisi dalam Islam

Sebaliknya ambisi biasanya dilihat sebagai motivasi untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Ambisi positif atau ghirah sangat dianjurkan dalam Islam selama ditujukan untuk kebaikan dan tidak melanggar syariat. Rasulullah ﷺ  sendiri adalah orang yang berambisi untuk mendakwahkan dan memperjuangkan kebenaran. Fokus Islam tidak hanya pada urusan duniawi tetapi juga untuk meningkatkan ibadah dan amal shaleh. Qana’ah dan ambisi dapat bekerja sama. Qana’ah mengingatkan kita untuk tetap bersyukur dan tidak terjebak dalam keserakahan sementara ambisi mendorong kita untuk terus berkembang. Menjaga niat dan tujuan tetap lurus yaitu mencari ridha Allah ﷻadalah penting.

Menggabungkan Qana’ah dan Ambisi

Bagaimanakah kita dapat mengintegrasikan qana’ah dan ambisi dalam kehidupan sehari-hari? Pertama, kita harus memahami bahwa qana’ah bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Qana’ah adalah dasar yang membantu kita tetap tenang dan bersyukur dalam setiap langkah usaha kita. Kedua, ambisi harus difokuskan pada hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Mengingat tujuan akhir kita yaitu kehidupan akhirat adalah cara terbaik untuk mencapai keseimbangan antara qana’ah dan ambisi. Dengan mengingat akhirat, itu kita akan tetap termotivasi untuk melakukan yang terbaik tanpa terjebak dalam keserakahan duniawi.

Baca juga:Menemukan Kekayaan Hakiki: Rasa Syukur atas Rezeki yang Telah Diberikan

Contoh dari Para Sahabat

Para sahabat Nabi ﷺ adalah contoh terbaik bagaimana qana’ah dan ambisi digabungkan. Misalnya Umar bin Khattab seorang pemimpin yang terkenal sangat ambisius dalam memperluas wilayah Islam tetapi dia juga sangat zuhud dan qana’ah secara pribadi. Ia menggunakan kekayaan untuk kepentingan umum bukan untuk kepentingan pribadi.

Contoh lainnya adalah Abdurrahman bin Auf. Ia adalah pedagang yang sukses dan terus mengembangkan perdagangannya, namun ketamakan dan kekayaannya tidak memasuki hatinya. Ia tidak pernah menumpuk harta untuk kepentingan diri sendiri, melainkan menggunakannya untuk kemaslahatan umat.

Kisah ini menunjukkan bahwa ambisi dan qana’ah adalah dua sisi yang sama dari koin yang sama. Qana’ah melindungi hati kita dari keserakahan sementara ambisi mendorong kita untuk terus berbuat baik dan berkembang.

Kesimpulan

Dalam Islam qana’ah dan keinginan tidak berlawanan. Jika kita memahami arti dan tujuan keduanya keduanya dapat berjalan beriringan. Qana’ah mengajarkan kita untuk bersyukur dan menerima apa yang telah diberikan Allah ﷻsementara ambisi mendorong kita untuk terus berusaha mencapai yang terbaik dari diri kita sendiri. Kita dapat mengimbangi keduanya dengan menjaga niat dan selalu mengingat Allah. Ini akan membuat hidup kita lebih bermakna dan diridhai oleh-Nya. Tetaplah berkembang dan bersyukur di waktu yang sama.

Baca juga:Kufur Nikmat: Sifat Mengabaikan Karunia Allah

Qana’ah dan Ambisi: Apakah Berlawanan dalam Islam?

Yuk Investasi Halal di Nabitu.

Referensi:

Abu Yasin. (2025). Hidup dengan Rasa Cukup: Perspektif Islam. Diakses dari https://www.abuyasin.com/2025/02/hidup-dengan-rasa-cukup-perspektif.html

Islamic Self Help. (2024). Balancing Contentment and Ambition. Diakses dari https://www.islamicselfhelp.com/2024/10/05/balancing-contentment-and-ambition/

Productive Muslim. (n.d.). Reconciling Contentment Versus Ambition. Diakses dari https://productivemuslim.com/reconciling-contentment-versus-ambition/

Tuasikal, M. A. (n.d.). Meraih Sifat Qana’ah. Diakses dari https://rumaysho.com/3393-meraih-sifat-qana-ah.html

Exit mobile version