AkhlaqMuslim LifestyleUncategorized

Kufur Nikmat: Sifat Mengabaikan Karunia Allah

Kufur nikmat adalah penyakit hati yang serius dan dapat menyebabkan hilangnya nikmat duniawi maupun ukhrawi. Dengan mengenali nikmat Allah ﷻ, mengungkapkan rasa syukur, dan menggunakan karunia-Nya sesuai dengan ajaran Islam, seorang Muslim dapat terhindar dari sikap ingkar ini. Sebagaimana peringatan Allah ﷻ dalam Al-Quran, syukur akan menambah nikmat, sementara ingkar akan mendatangkan kerugian dan azab. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur.

Menurut ajaran Islam tidak bersyukur atau menolak nikmat yang telah diberikan oleh Allah ﷻ disebut sebagai kufur nikmat. Ini adalah penyakit hati yang seringkali tidak disadari tetapi berdampak negatif pada kehidupan spiritual dan duniawi seseorang. Mulai dari agama Islam yang kita anut, udara yang kita hirup hingga makanan yang kita nikmati Allah ﷻ telah memberi kita banyak karunia. Namun seseorang terlibat dalam perbuatan kufur nikmat ketika mereka mengabaikan atau bahkan menyalahgunakan nikmat tersebut. Ini akan membahas makna penyebab dan dampak kufur nikmat.

Apa Definisi Kufur Nikmat?

Kufur dalam bahasa berarti penolakan atau ketidaksyukuran dan Nikmat berarti karunia atau anugerah. Secara istilah kufur nikmat berarti menolak atau tidak mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah ﷻ. Dalam Al-Quran Allah ﷻ sering mengingatkan kita pada banyaknya nikmat-Nya. Salah satunya disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 34:

Dan Dia telah memberikan kepadamu segala yang kamu minta. Jika kamu mencoba menghitung nikmat yang diberikan Allah ﷻ kamu tidak akan (mampu) menghitungnya . Sebenarnya manusia sering bertindak zalim dan tidak bersyukur (kaffar).

Salah satu bentuk kufur nikmat adalah tidak menganggap bahwa Allah ﷻ memiliki peran dalam kehidupan seseorang dan menganggap bahwa kesuksesan adalah hasil dari usaha seseorang. Bentuk lain dari kufur nikmat adalah menggunakan nikmat Allah ﷻ untuk hal yang dilarang seperti berzina, meminum khamr , menghambur-hamburkannya, hingga menggunakannya untuk melawan dakwah Islam. Ini adalah contoh kekufuran nikmat yang harus kita hindari.

Baca juga:Muda Foya Foya, Tua Kaya Raya, Mati Masuk Surga: Bisakah Demikian?

Mengapa Kufur Nikmat Terjadi?

Sifat sombong adalah faktor utama yang menyebabkan kufur nikmat. Orang sering percaya bahwa kesuksesan dan kekayaan adalah hasil dari usaha mereka sendiri. Mereka lupa bahwa Allah ﷻ memberikan semua kebaikan. Dalam Surah Al-Alaq ayat 6-7 Allah ﷻ berfirman:

Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas(6) karena dia merasa semuanya cukup baginya(7).

Selain itu tersibukkan dengan urusan dunia juga dapat menjadi penyebabnya. Seringkali orang lupa bersyukur karena terlalu sibuk dengan masalah dunia mereka. Mereka tidak menyadari bahwa nikmat seperti kesehatan, keluarga dan rezeki materiil adalah nikmat Allah ﷻ yang harus disyukuri.

Efek Negatif Kufur Nikmat

Kufur nikmat memiliki konsekuensi rohani dan duniawi yang sangat buruk. Secara spiritual tidak bersyukur akan membawa seseorang jauh dari Allah ﷻ. Hati menjadi keras dan hubungan dengan Sang Pencipta terputus. Dalam Surah Ibrahim ayat 7 Allah ﷻ berfirman :

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman “Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka azab-Ku sangat pedih”.

Di dunia ini kufur nikmat dapat membawa kehilangan nikmat tersebut. Misalnya harta yang tidak digunakan dengan baik dapat menyebabkan malapetaka dan kesehatan yang tidak dijaga dan digunakan untuk hal-hal yang baol dapat menyebabkan penyakit. Jika seseorang terus beringkar Allah ﷻ bisa menarik nikmat-Nya dari mereka.

Baca juga:Quantum Rezeki: Rahasia Berkah Melimpah dalam Ketaatan

Bagaimana Cara Mencegah Kufur Nikmat?

Cara terampuh untuk menghindari kufur nikmat adalah melakukan hal sebaliknya yaitu bersyukur terhadap setiap nikmat Allah ﷻ yang kita dapatkan. Syukur ini tidak cukup hanya diungkapkan dengan kata-kata seperti hamdalah tetapi juga dibuktikan dalam tindakan seperti menggunakan nikmat Allah ﷻ secukupnya, tidak menggunakannya untuk bermaksiat seperti berzina dan minum khmar, dan menggunakannya di jalan kebaikan seperti sedekah dan umrah.

Memikirkan nikmat-nikmat Allah ﷻ (tafakkur) juga termasuk cara lainnya untuk menghindari kufur nikmat. Dengan merenungi nikmat Allah ﷻ yang ia terima, seseorang akan menjadi lebih sadar akan banyaknya karunia yang telah diberikan Allah ﷻ kepada . Hal ini akan membantu seseorang menjadi lebih lapang dan lebih ikhlas dalam beribadah karena ia menganggap bahwa apa yang bisa ia lakukan dalam bentuk ibadah tidak akan bisa menyamai karunia Allah ﷻ yang ia terima. Menggunakan nikmat Allah ﷻ untuk hal-hal baik seperti sedekah membantu orang lain dan memenuhi kewajiban agama juga dapat mencegah kufur nikmat.

Kufur Nikmat: Sifat Mengabaikan Karunia Allah
Kufur Nikmat: Sifat Mengabaikan Karunia Allah

Kesimpulan

Sifat kufur nikmat merugikan baik di dunia maupun di akhirat. Seorang Muslim dapat menghindari sikap ingkar ini dengan senantiasa bersyukur merenungkan nikmat Allah ﷻ dan menggunakan karunia-Nya untuk kebaikan. Sebagaimana Allah ﷻ berjanji dalam Al-Quran bersyukur akan menghasilkan lebih banyak nikmat sementara ingkar akan menghasilkan azab. Semoga kita termasuk di antara hamba-hamba-Nya yang bersyukur dan tidak termasuk hambanya yang kufur terhadap nikmatnya yang tak terhingga.

Baca juga:Bolehkan Membangun Bisnis Dengan Harta Haram?

Yuk Investasi Halal di Nabitu.

References

Muslim.or.id. (n.d.). Mengingkari Nikmat Allah. Retrieved from https://muslim.or.id/101-mengingkari-nikmat-allah.html

Muslim.or.id. (n.d.). Mewaspadai Kufur Nikmat. Retrieved from https://muslim.or.id/22315-mewaspadai-kufur-nikmat.html

Rumahberkat.com. (n.d.). Kufur Nikmat. Retrieved from https://blog.rumahberkat.com/inspirasi/kufur-nikmat/

Sindonews.com. (n.d.). Kufur Nikmat, Penyakit yang Banyak Menjangkiti Orang Zaman Sekarang. Retrieved from https://kalam.sindonews.com/read/1514023/69/kufur-nikmat-penyakit-yang-banyak-menjangkiti-orang-zaman-sekarang-1736388104

Devin Halim Wijaya

Master student in IIUM (Institute of Islamic Banking and Finance) | Noor-Ummatic Scholarship Awardee

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button