Konsep Raja'(Berharap) dalam Islam, Pentingkah?
Dalam ajaran Islam, raja’ atau konsep “berharap” merupakan bagian integral dari keimanan seorang hamba kepada Allah Ta’ala. Harapan ini tidak hanya terbatas pada permohonan rahmat atau ampunan, tetapi juga mencakup keyakinan yang mendalam bahwa Allah Ta’ala akan senantiasa menolong hamba-hamba-Nya yang bertawakal. Konsep raja’ tidak berdiri sendiri, tetapi selalu beriringan dengan khauf (takut) dalam keseimbangan spiritual yang ideal. Berharap tanpa ketakutan akan menjurus pada kelalaian, sementara ketakutan tanpa harapan akan mengarah pada keputusasaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya raja’ dalam kehidupan seorang Muslim dan bagaimana konsep ini memberikan pengaruh positif baik secara spiritual maupun mental.
Pengertian Raja’ dalam Islam
Kata raja’ dalam bahasa Arab secara harfiah berarti “harapan” atau “ekspektasi terhadap sesuatu yang baik”. Dalam ajaran Islam, raja’ mengacu pada harapan penuh keyakinan terhadap rahmat, ampunan, dan kasih sayang Allah Ta’ala. Seorang Muslim yang memiliki raja’ meyakini bahwa Allah Ta’ala Maha Pengampun dan Maha Penyayang, sehingga selalu memberikan kebaikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),”
(QS. An-Nahl: 120)
Ayat ini menekankan bahwa seorang hamba yang ikhlas dalam amalnya akan selalu menaruh harapan kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana Ibrahim ‘Alaihissalam, seorang hamba sejati adalah mereka yang senantiasa berharap dan berpegang teguh pada janji kebaikan dari Allah.
Baca juga:Iman Bertambah dan Berkurang, Emang Betulan Bisa?
Keterkaitan Raja’ dengan Usaha Nyata
Harapan yang dimiliki oleh seorang Muslim kepada Allah Ta’ala bukanlah harapan yang kosong. Seorang Muslim yang mengharapkan rahmat-Nya harus menunjukkan usahanya dengan melakukan amal shaleh, memperbanyak istighfar, dan terus memperbaiki diri. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan bahwa harapan tanpa usaha adalah kesia-siaan. Beliau bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، ثُمَّ تَمَنَّى عَلَى اللهِ
“Orang yang cerdas adalah orang yang memperhitungkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan (berharap) kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Dari hadis ini, jelas bahwa raja’ bukan sekadar angan-angan atau keinginan tanpa dasar. Harapan kepada Allah harus dibarengi dengan usaha nyata, seperti memperbanyak amal shaleh, menghindari kemaksiatan, dan terus meningkatkan kualitas keimanan.
Keseimbangan Antara Raja’ dan Khauf
Dalam kehidupan beragama, seorang Muslim dituntut untuk berada di antara rasa takut (khauf) dan harapan (raja’). Jika seseorang hanya berharap tanpa takut, dia mungkin akan jatuh dalam sikap lalai terhadap dosa. Sebaliknya, jika seseorang hanya merasa takut tanpa harapan, ia akan terperangkap dalam keputusasaan. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ۞ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ
“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.”
(QS. Al-Hijr: 49-50)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala mengingatkan hamba-Nya untuk selalu berharap akan ampunan-Nya, tetapi juga harus menyadari betapa besar azab-Nya bagi mereka yang lalai dan mendurhakai-Nya.
Baca juga:Kebebasan Finansial dan Ibadah dalam Islam
Pentingnya Raja’ dalam Kehidupan Sehari-hari
Harapan kepada Allah bukan hanya sebuah konsep spiritual yang abstrak, tetapi juga merupakan landasan motivasi bagi seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki raja’, seorang Muslim dapat menjalani hidupnya dengan penuh keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Allah Ta’ala berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۞ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6-7)
Ayat ini adalah jaminan bagi setiap Muslim bahwa di balik setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Dengan harapan ini, seorang Muslim akan senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian, dan terus berusaha tanpa merasa putus asa.
Selain itu, banyak penelitian menunjukkan bahwa memiliki harapan yang kuat, termasuk harapan yang ditanamkan oleh ajaran agama, memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental seseorang. Dalam konteks Islam, raja’ memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan penuh keyakinan.
Baca juga:Keseimbangan Dunia dan Akhirat Ala Rasulullah ﷺ
Kesimpulan
Raja’ adalah elemen penting dalam ajaran Islam yang mengajarkan seorang Muslim untuk selalu berharap akan rahmat, ampunan, dan kebaikan dari Allah Ta’ala. Namun, harapan ini harus disertai dengan usaha nyata dan keseimbangan antara rasa takut (khauf) dan harapan. Dengan demikian, seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan lebih bermakna, tetap optimis, dan termotivasi untuk terus berbuat baik, serta menghadapi segala ujian hidup dengan penuh keyakinan.
Sebagai penutup, raja’ bukan hanya tentang mengharapkan kebaikan dari Allah, tetapi juga tentang bagaimana kita mempersiapkan diri dengan amal dan ketaatan untuk mendapatkan rahmat tersebut. Dengan raja’, kita belajar untuk optimis dalam hidup, yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang berusaha dan bertawakal.
Referensi
- Bersama Dakwah. (n.d.). Khauf dan Raja’. Diakses dari https://bersamadakwah.net/khauf-dan-raja/
- Cahaya Islam. (n.d.). Roja dalam Islam. Diakses dari https://www.cahayaislam.id/roja-dalam-islam/
- Manal.ca. (n.d.). Hope in Islam. Diakses dari chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://www.manal.ca/sites/default/files/Hope%20Paper%20-%20MANAL.pdf
- Rumaysho. (n.d.). Antara Rasa Harap dan Takut. Diakses dari https://rumaysho.com/989-antara-rasa-harap-dan-takut.html
- Springer. (2016). The Relationship of Hope to Religion. Diakses dari https://link.springer.com/article/10.1007/s10943-016-0336-2
- Radio Rodja. (n.d.). Pengertian Khauf, Raja’ dan Mahabbah Kepada Allah. Diakses dari https://www.radiorodja.com/46614-pengertian-khauf-raja-dan-mahabbah-kepada-allah
- Religions Facts. (n.d.). Unveiling the Meaning of Raja in Islam. Diakses dari https://religionsfacts.com/unveiling-the-meaning-of-raja-in-islam/