Pengorbanan Harta Khadijah untuk Dakwah Nabi Muhammad ﷺ
Pengorbanan Khadijah binti Khuwailid adalah salah satu kisah inspiratif yang menunjukkan bagaimana seorang wanita dapat memainkan peran besar dalam mendukung perjuangan Islam. Sebagai istri pertama Nabi Muhammad ﷺ, Khadijah tidak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi juga memberikan pengorbanan finansial yang luar biasa untuk membantu dakwah Rasulullah ﷺ. Artikel ini akan membahas latar belakang Khadijah, bagaimana hartanya digunakan untuk dakwah, dan apa pelajaran yang bisa kita ambil dari keteladanannya.
Latar Belakang Khadijah: Saudagar Kaya dan Terhormat
Khadijah binti Khuwailid adalah seorang pebisnis yang sangat sukses di Mekkah sebelum menikah dengan Nabi Muhammad ﷺ. Terlahir dari keluarga bangsawan Quraisy, Khadijah menjalankan bisnis perdagangan yang besar, mengelola jaringan perdagangan yang menjangkau luar kota Mekkah. Dengan kecerdasan dan reputasinya sebagai wanita yang jujur dan amanah, Khadijah mendapatkan kekayaan yang melimpah, menjadikannya salah satu wanita paling berpengaruh di Mekkah.
Keputusan Khadijah untuk menikahi Nabi Muhammad ﷺ, yang saat itu dikenal sebagai Al-Amin (yang terpercaya), adalah langkah penting dalam sejarah Islam. Setelah menikah, Khadijah sepenuhnya mendukung misi kenabian suaminya, tidak hanya dengan cintanya tetapi juga dengan hartanya. Harta Khadijah menjadi salah satu pilar penting yang menyokong dakwah Islam di masa-masa awal yang penuh tantangan.
Baca juga: Kualitas Khadijah r.a.
Bentuk Pengorbanan Harta Khadijah untuk Dakwah
Setelah Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu pertama di Gua Hira, Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepadanya. Ketika dakwah Islam dimulai, tantangan besar segera menghadang, mulai dari boikot ekonomi hingga penindasan fisik dan mental terhadap kaum Muslim. Di tengah tantangan ini, Khadijah menggunakan hartanya untuk mendukung kebutuhan dakwah.
- Pemenuhan Kebutuhan Material Umat Islam
Khadijah menggunakan kekayaannya untuk memenuhi kebutuhan Nabi Muhammad ﷺ dan komunitas Muslim. Saat itu, banyak dari pengikut Nabi yang berasal dari kalangan lemah dan miskin, sehingga mereka sering kali membutuhkan bantuan finansial. Khadijah memastikan bahwa keperluan hidup mereka tercukupi, mulai dari makanan, pakaian, hingga tempat tinggal. - Menjaga Kelangsungan Dakwah di Masa Boikot
Salah satu pengorbanan terbesar Khadijah adalah selama masa pemboikotan ekonomi terhadap kaum Muslimin di lembah sekitar kediaman Abu Thalib. Pada masa itu, Bani Hasyim dan para pengikut Nabi ﷺ diisolasi secara ekonomi oleh para pemuka Quraisy, sehingga mereka kesulitan mendapatkan pasokan kebutuhan sehari-hari. Khadijah rela mengorbankan seluruh hartanya untuk memastikan bahwa umat Islam tetap bisa bertahan hidup di masa-masa sulit ini. Harta dan asetnya habis demi kelangsungan dakwah, namun Khadijah tidak pernah menyesali pengorbanannya. - Pengorbanan Total untuk Jalan Allah
Pengorbanan harta Khadijah tidak terbatas pada kondisi darurat saja. Secara konsisten, dia mengabdikan hartanya untuk kemajuan Islam. Dia memahami betul bahwa dakwah memerlukan sumber daya, dan tanpa ragu, Khadijah merelakan kekayaannya demi menyebarkan pesan tauhid. Khadijah menjadi sosok kunci dalam menopang dakwah Nabi ﷺ, baik secara finansial maupun moral.
Dukungan Emosional dan Spiritual Khadijah
Selain dukungan finansial, Khadijah juga memberikan dukungan emosional dan spiritual yang sangat besar kepada Nabi Muhammad ﷺ. Dalam banyak momen berat, Khadijah selalu hadir sebagai penenang dan motivator bagi Nabi. Khadijah juga turut membantu dakwah Rasulullah ﷺ saat beliau menerima wahyu pertama di Goa Hira. Misalnya, setelah menerima wahyu pertama yang sangat mengejutkan, Nabi ﷺ pulang dalam keadaan ketakutan. Khadijah dengan tenang menenangkan beliau, meyakinkan bahwa apa yang dialami adalah wahyu dari Allah, dan beliau tidak akan dibiarkan sendiri oleh-Nya.
Khadijah selalu berada di sisi Nabi ﷺ, bahkan ketika orang-orang Quraisy mengejek, mengancam, dan memboikot Nabi. Dukungan Khadijah membuat Nabi ﷺ terus teguh dalam menyampaikan risalah Allah, karena dia tahu bahwa ada sosok istri yang setia mendukung setiap langkahnya.
Penghormatan Nabi Muhammad ﷺ kepada Khadijah
Pengorbanan dan dukungan Khadijah mendapatkan penghargaan yang sangat tinggi, baik dari Nabi Muhammad ﷺ maupun dari Allah sendiri. Nabi ﷺ selalu mengenang kebaikan Khadijah meskipun setelah Khadijah wafat. Dalam banyak riwayat, Nabi sering kali menyebut-nyebut Khadijah dengan penuh kasih sayang dan penghormatan. Bahkan, Nabi ﷺ mendapatkan kabar langsung dari Allah bahwa Khadijah telah dijanjikan sebuah rumah di surga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْكَ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا عَزَّ وَجَلَّ وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ
“Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman.’ ‘Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya.’” (HR. Bukhari, no. 3820 dan Muslim, no. 2432)
Khadijah akan mendapatkan rumah di surga. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah di atas. Penghormatan ini menunjukkan betapa besar peran Khadijah dalam sejarah Islam dan bagaimana Allah mengapresiasi pengorbanan yang dia lakukan untuk agama-Nya.
Pelajaran dari Pengorbanan Khadijah untuk Umat Islam
Kisah Khadijah memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam, terutama tentang keteladanan dalam berkorban demi agama. Khadijah mengajarkan bahwa dukungan terhadap dakwah tidak hanya bisa dilakukan melalui tenaga atau doa, tetapi juga melalui harta. Dalam konteks modern, umat Muslim bisa mengambil inspirasi dari pengorbanan Khadijah untuk mendukung perjuangan Islam dalam berbagai bentuk, baik itu melalui donasi, waktu, tenaga, atau bahkan pendidikan.
Selain itu, peran wanita dalam Islam juga sangat ditegaskan melalui kisah Khadijah. Khadijah membuktikan bahwa wanita bisa menjadi pilar utama dalam menyokong dakwah dan perjuangan Islam. Keberanian, kedermawanan, dan cinta Khadijah kepada Islam harus menjadi inspirasi bagi setiap Muslimah untuk mengambil peran aktif dalam mendukung agama.
Baca juga: 6 Rahasia Sukses Nabi Muhammad ﷺ dan Khadijah dalam Mengelola Bisnis
Kesimpulan
Pengorbanan harta Khadijah binti Khuwailid adalah salah satu contoh nyata tentang bagaimana seorang wanita dapat memainkan peran luar biasa dalam mendukung dakwah Islam. Dukungan finansial dan moral Khadijah telah membantu memperkokoh pondasi dakwah Nabi Muhammad ﷺ pada masa-masa awal yang penuh tantangan. Semoga kisah Khadijah ini dapat menginspirasi umat Muslim di seluruh dunia untuk terus berkorban demi kemajuan Islam, baik melalui harta, waktu, maupun usaha yang tulus.
Referensi:
- Al-Mubarakfuri, Safi-ur-Rahman. Ar-Raheeq Al-Makhtum (Sirah Nabawiyah). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008.
- Haykal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera AntarNusa, 2005.
- As-Suyuti, Jalaluddin. Tarikh Al-Khulafa. Cairo: Dar Al-Hadith, 2006.
- Syalabi, Ahmad. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1993.
- Hadis Riwayat Muslim No. 2432 tentang kabar surga untuk Khadijah.