Pahala Membantu Janda dan Anak Yatim dalam Islam
Para janda dan anak yatim sering menjadi kaum yang terpinggirkan dan terlupakan dalam kehidupan masyarakat kita saat ini. Meskipun demikian, mereka memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah ﷻ. Islam tentunya tidak hanya mengajarkan ajaran tentang kasih sayang secara lisan tetapi menuntut setiap pemeluknya untuk mewujudkannya dalam kehidupan mereka, terutama bagi mereka yang kehilangan pelindung dan penopang hidup mereka. Allah ﷻ berfirman:
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ ۖ وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
“Adapun terhadap anak yatim maka janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta maka janganlah engkau menghardiknya.”
(QS. Adh-Dhuha: 9–10)
Ayat ini adalah pengingat bahwa kemuliaan seorang muslim tidak hanya diukur dari ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga dari sejauh mana ia mampu membantu orang yang kurang beruntung. Membantu janda dan anak yatim bukan sekadar kemurahan hati namun juga bukti dari hidupnya iman yang muncul darinya kepedulian, empati dan tanggung jawab sosial.
Baca juga: Cara Memaksimalkan Pahala Beribadah Sesuai Kemampuan
Membantu Janda: Menjaga Martabat dan Menguatkan Kehidupan
Janda sering kali menghadapi dua tantangan dalam hidupnya: kehilangan suami mereka dan kehilangan pekerjaan, serta dukungan sosial. Dengan munculnya kenyataan ini maka menolong mereka tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga mempertahankan martabat mereka dan memberikan ruang hidup yang lebih baik.
Rasulullah ﷺ bersabda:
السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَكَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ
“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.” (HR. Bukhari, no. 5353 dan Muslim, no. 2982)
Ini berarti bahwa setiap tindakan kecil yang diambil untuk membantu para janda akan memiliki nilai yang besar di sisi Allah ﷻ. Membantu janda berarti memberikan ketenangan dalam hidup mereka seperti memberikan dukungan finansial, membantu pendidikan anak-anaknya atau bahkan sekadar menjadi tempat bertanya saat mereka tidak tahu kepada siapa meminta tolong.
Dalam Islam, nilai seseorang di sisi Allah ﷻ ditentukan oleh seberapa banyak ia berbagi daripada seberapa banyak ia miliki. Ketika kita mempertahankan kehormatan seseorang tanpa membuatnya merasa rendah itu adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi. Hal ini sangat penting dalam membantu para janda. Kita harus bisa membantu mereka tanpa membuat mereka merasa dikasihani.
Baca juga: Menyeimbangkan Sedekah dan Menjaga Harta Pribadi
Mengasuh Anak Yatim: Jalan Terdekat ke Surga
Dalam Islam, anak-anak yatim memiliki kedudukan yang sangat dihormati. Mereka adalah amanah yang harus dijaga dengan kasih sayang dan bukan hanya sekedar penerima santunan. Seorang anak yatim tidak hanya kehilangan orang tua di usia muda, tetapi juga kehilangan perhatian dan bimbingan mereka. Dengan beratnya perjuangan dan hambatan yang dialami oleh seorang anak yatim, maka Islam memberikan ganjaran dan perhatian yang besar bagi pengasuhannya. Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api ke dalam perutnya.”
(QS. An-Nisā’: 10)
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya harta anak yatim dan besarnya dosa memakan harta anak yatim. Disisi lain, orang yang menjaga, mendidik dan memperlakukan anak yatim dengan kasih sayang akan memiliki tempat yang tinggi di sisi Allah ﷻ. Bahkan Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، أَوْ كَهَذِهِ مِنْ هَذِهِ -شَكَّ سُفْيَانُ فِي الْوُسْطَى أَوِ الَّتِيْ يَلِيْ الإِبْهَامُ
“Kedudukanku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini.” [Salah seorang perawi Sufyan ragu apakah nabi merapatkan jari tengah dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan ibu jari]. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 133)
Ketika seseorang melakukan kebaikan ini dengan benar mereka akan dimuliakan oleh Allah ﷻ dengan kedekatan kedudukannya dengan Rasulullah ﷺ . Menyantuni anak yatim bagaimanapun tidak selalu berarti memberikan materi. Kadang-kadang yang mereka butuhkan adalah kasih sayang dan perhatian. Menyapa, mendengarkan dan mengajarkan prinsip iman adalah beberapa bentuk kebaikan yang lebih dalam artinya bagi anak yatim. Karena anak yatim tidak hanya membutuhkan uang untuk hidup mereka juga membutuhkan cinta dan bimbingan untuk berkembang.
Baca juga: Tolong Menolong dan Membantu Sesama Muslim
Menjaga Semangat Keadilan Sosial
Membantu janda dan anak yatim merupakan bagian dari sistem sosial Islam yang menjunjung tinggi keadilan dan keseimbangan. Zakat, infak dan sedekah adalah alat untuk menjaga kesejahteraan kaum muslimin termasuk diantaranya anak yatim dan janda.
Islam menentang sistem yang membiarkan sebagian orang hidup mewah sementara sebagian lain hidup dalam kesulitan. Seorang muslim dapat berpartisipasi dalam menegakkan keadilan dengan membantu janda dan menjaga masa depan umat dengan membantu anak yatim. Dan ketika ia melakukannya karena Allah ﷻ, ia sedang membantu dirinya sendiri dalam menghindari hatinya dari sifat egois. Di tengah masyarakat yang semakin individual, membantu orang lain adalah cara yang baik untuk menghidupkan kembali sisi empati kita, agar kita beriman tidak hanya di kepala, tetapi juga di hati, melalui empati.
Baca juga: Zakat dan Realisasinya dengan Keadilan Sosial
Penutup
Menolong janda dan anak yatim tidak hanya merupakan pemberian materiil semata, namun juga tentang menumbuhkan empati dan rasa kemanusiaan kita. Mereka menunjukkan siapa kita sebenarnya: apakah kita masih peduli pada orang lain atau sudah terlalu sibuk dengan diri kita sendiri?.
Dalam Islam, keberkahan hidup tidak berasal dari banyak harta, tetapi dari memberi dengan tulus. Jika kita ingin hidup yang penuh rahmat harta yang penuh berkah dan keluarga yang dipenuhi cintai, maka mulailah dengan membantu mereka yang tidak memiliki siapa-siapa. Karena setiap orang yang kita tolong dapat mengucapkan doa yang membawa nama kita di hadapan Allah ﷻ. Semoga kita mendapatkan keluasan rezeki dan keahlian untuk membantu janda dan anak yatim di sekitar kita. Aamiin.
Wallāhu a‘lam.
Barakallāhu fīkum.
Tertarik untuk Mulai Berinvestasi?
Yuk Mulai Investasi Halalmu di Nabitu.

Devin Halim Wijaya, B.B.A, M.Sc
Konsultan Syariah Independen
Instagram: @devinhalimwijaya
Linkedin: @devinhalim
Referensi
Alqulub Trust. (2025, July 1). 10 Rewards of Supporting Orphans in Islam (Qur’an & Hadith). https://alqulubtrust.org/2025/07/01/10-rewards-of-supporting-orphans-in-islam-quran-hadith/
BelajarHijrah.com. (n.d.). Ayat Al-Qur’an Tentang Janda dan Anak Yatim. https://www.belajarhijrah.com/ayat-alquran-tentang-janda-dan-anak-yatim/
Rumaysho.com. (n.d.). Keutamaan Menolong Para Janda yang Terlantar. https://rumaysho.com/22308-keutamaan-menolong-para-janda-yang-terlantar.html
Olaofe, J. O. (2024). Virtue of Taking Care of Orphans and Widows in Islam and Its Forms from Qur’an and Hadith. Journal of Islamic Studies.
Muhammad. (2019, October 31). Kumpulan Amalan Ringan #37: Menjadi Kafil Anak Yatim. Rumaysho.com. https://rumaysho.com/22281-menjadi-kafil-anak-yatim.html





