AkhlaqAqidahOpiniUncategorized

Makna di Balik Hari Lebaran

Siapa sih yang nggak bahagia saat Hari Lebaran? Setelah sebulan penuh berjuang melawan hawa nafsu, akhirnya datang hari kemenangan. Tapi, sebenarnya kebahagiaan sejati di Hari Lebaran itu apa sih? Apakah hanya tentang baju baru, makanan enak, atau kumpul keluarga? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Makna Sejati di Balik Hari Lebaran

Hari Lebaran bukan cuma soal perayaan, tapi juga soal makna keimanan yang dalam. Ini adalah waktu di mana seorang Muslim merasakan kemenangan, bukan hanya karena telah menahan lapar dan dahaga, tapi juga karena berhasil mendisiplinkan diri selama Ramadan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ، فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ”

“Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (HR. Muslim)

Jadi, kebahagiaan di Hari Lebaran itu bukan sekadar karena bisa makan enak setelah sebulan puasa, tapi juga karena kita telah menjalankan ibadah dengan baik dan berharap mendapatkan ridha Allah ﷻ.

Baca juga: Hidayah Allah, Dicari atau Ditunggu-tunggu?

Hari Lebaran: Momen Bersyukur dan Berbagi

Nggak lengkap rasanya kalau membahas Hari Lebaran tanpa ngomongin syukur dan berbagi. Hari Lebaran adalah waktu yang pas banget buat bersyukur atas segala nikmat yang Allah ﷻ berikan. Kita nggak cuma bersyukur dengan lisan, tapi juga dengan tindakan.

Makanya, sebelum Hari Lebaran, ada kewajiban membayar zakat fitrah. Ini bukan sekadar ritual, tapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama. Rasulullah ﷺ mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan jiwa dan membantu mereka yang kurang mampu agar ikut merasakan kebahagiaan di Hari Lebaran.

Allah ﷻ berfirman:

“وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ”

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Jadi, Hari Lebaran bukan cuma soal menerima, tapi juga berbagi. Dengan berbagi, kebahagiaan yang kita rasakan akan semakin lengkap.

Baca juga: Ramadhan Kareem: Saatnya Meningkatkan Iman dan Takwa!

Saatnya Menjalankan Ketakwaan yang Lebih Banyak Lagi

Setelah Ramadan, bukan berarti ibadah kita selesai. Justru, Hari Lebaran adalah awal dari perjalanan ketakwaan yang lebih kuat. Ramadan telah melatih kita untuk disiplin dalam beribadah, menahan diri dari perbuatan maksiat, dan lebih dekat kepada Allah ﷻ. Sekarang saatnya membuktikan bahwa latihan sebulan penuh itu tidak sia-sia.

Allah ﷻ berfirman:

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ”

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102)

Takwa yang sesungguhnya adalah menjalankan seluruh perintah Allah ﷻ dan menjauhi segala larangan-Nya. Jadi, jangan sampai setelah Hari Lebaran kita kembali lalai. Justru, ini waktu terbaik untuk meningkatkan amalan, karena tanda ibadah Ramadan diterima adalah meningkatnya ketakwaan kita setelahnya.

Baca juga: Tips untuk I’tikaf Produktif di Akhir Ramadhan

Jangan Sampai Semangat Ibadah Luntur Setelah Hari Lebaran

Sering nggak sih, setelah Hari Lebaran kita merasa lega dan akhirnya jadi malas beribadah? Nah, ini yang perlu kita hindari. Ramadan seharusnya jadi titik awal untuk meningkatkan kualitas ibadah, bukan sekadar fase sementara.

Kalau sebelumnya kita terbiasa bangun malam untuk sahur, kenapa tidak kita lanjutkan dengan shalat tahajud? Kalau sebelumnya kita terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari, kenapa harus berhenti setelah Ramadan? Hari Lebaran seharusnya menjadi motivasi untuk terus menjaga kebiasaan baik, bukan akhir dari perjuangan.

Setelah Hari Lebaran, yuk tetap jaga kebiasaan baik, seperti shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah. Jangan sampai semua yang kita bangun selama Ramadan hilang begitu saja. Rasulullah ﷺ bersabda:

“أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ”

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan terus-menerus, walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, jangan berhenti hanya karena Ramadan sudah berakhir. Tetap lanjutkan semangat ibadah, karena inilah kunci kebahagiaan sejati.

Baca juga: Cara Mengelola Keuangan Pribadi Sahabat Nabi Muhammad ﷺ

Hari Lebaran Bukan Ajang Maksiat

Hari Lebaran harusnya menjadi momen kemenangan iman, bukan malah terjerumus dalam maksiat. Sayangnya, banyak yang justru mengisi Lebaran dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, bahkan bertentangan dengan nilai Islam.

Bukannya meningkatkan ibadah, malah sibuk berfoya-foya, bergaul bebas tanpa batas, bahkan lupa dengan kewajiban shalat. Padahal, Allah ﷻ telah mengingatkan:

“وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ”

“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, ia adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)

Mari kita jadikan Hari Lebaran sebagai waktu untuk semakin dekat dengan Allah ﷻ, bukan sebaliknya. Jangan sampai kemenangan yang sudah kita raih selama Ramadan malah sirna karena kelalaian di Hari Lebaran.

Masih Banyak yang Harus Kita Tingkatkan

Menjalankan Islam itu bukan hanya saat Ramadan saja, tetapi sepanjang hidup kita. Hari Lebaran mengingatkan kita bahwa masih banyak hal yang harus kita tingkatkan agar bisa menjadi Muslim yang lebih baik.

Allah ﷻ berfirman:

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ”

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, ia adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)

Khatimah

Hari Lebaran lebih dari sekadar perayaan. Ini adalah momen kemenangan keimanan, waktu untuk bersyukur, berbagi, dan memperkuat hubungan dengan Allah ﷻ. Kebahagiaan sejati bukan cuma ada di meja makan atau baju baru, tapi dalam hati yang bersih dan penuh ketakwaan.

Jangan sampai semangat ibadah yang telah kita bangun selama Ramadan luntur begitu saja. Mari jadikan Hari Lebaran sebagai awal baru untuk kehidupan yang lebih baik! Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah ﷻ dan terus merasakan kebahagiaan sejati. Aamiin.

Hari Lebaran: Kemenangan Sejati dan Kebahagiaan Hakiki
Hari Lebaran: Kemenangan Sejati dan Kebahagiaan Hakiki

Yuk Investasi Halal di Nabitu.

Referensi

Al-Qur’an Al-Karim https://tafsirweb.com
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari. Diakses dari https://www.hadits.id/hadits/bukhari
Muslim, Abu al-Husain. Shahih Muslim. Diakses dari https://www.hadits.id/hadits/muslim.

Redha Sindarotama

Quranic Reciter living in Yogyakarta. Actively teaching and spreading the beauty of Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button