AkhlaqAqidahMuslim LifestyleRejekiSirah

Pelajaran dan Hikmah Peristiwa Isra Mi’raj

Hikmah peristiwa Isra Miraj apa harus Kita ketahui?
Apa Kamu pernah dengar tentang Isra Miraj? Pasti sudah kan ya, tapi apa Kamu tahu kalo ada hal sepesial yang bisa diambil dari “perjalanan luar biasa” Nabi Muhammad ﷺ ini? Spesial sebab bukan hanya soal peristiwa sejarah saja, tapi juga ada teladan berharga kuatnya keimanan sahabat yang bisa bantu kita jadi pribadi yang lebih betakwa, In syaa Allah. Nah, apa saja pelajaran dari Isra Miraj ini yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Mari simak selengkapnya

Baca juga: Hikmah Sebatang Lengkuas

Peristiwa Isra Mi’raj Perjalanan Nabi Muhammad ﷺ

Berikut ini cerita peristiwa isra Miraj yang diambil dari hadits riwayat Al-Bukhari No. 3598.

Telah menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid. Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hammam bin Yahya. Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Malik bin Sha’sha’ah radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi ﷺ menceritakan kepada mereka tentang malam Isra’:

“Ketika aku berada di Al-Hathim” -atau beliau menyebutkan di Al-Hijir- dalam keadaan berbaring, tiba-tiba seseorang datang lalu membelah.” Qatadah berkata: Aku juga mendengar ia berkata: “Lalu dia membelah apa yang ada di antara ini dan ini.” Aku bertanya kepada Al-Jarud yang saat itu ada di sampingku, “Apa maksudnya?” Dia menjawab, “Dari lubang leher hingga bawah perut.” Aku juga mendengar ia berkata, “Dari atas dada hingga tempat tumbuh rambut kemaluan.”

Kemudian laki-laki itu mengeluarkan kalbuku (hati), lalu dibawakan kepadaku sebuah baskom dari emas yang penuh dengan iman. Dia mencuci hatiku, kemudian mengisinya dengan iman, lalu mengulanginya. Setelah itu aku didatangkan seekor hewan tunggangan putih, lebih kecil dari baghal namun lebih besar dari keledai.” Al-Jarud bertanya kepadanya, “Apakah itu yang disebut Al-Buraq, wahai Abu Hamzah?” Anas menjawab, “Ya. Al-Buraq itu meletakkan langkah kakinya sejauh pandangan mata.”

Aku menungganginya, kemudian berangkat bersama Jibril ‘alaihissalam hingga tiba di langit dunia. Jibril meminta pintu langit dibuka, lalu dia ditanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Jibril.” Ditanyakan lagi, “Siapa orang yang bersamamu?” Jibril menjawab, “Muhammad.” Ditanyakan lagi, “Apakah dia telah diutus?” Jibril menjawab, “Ya.” Maka dikatakan, “Selamat datang baginya. Ini adalah sebaik-baik kedatangan.” Pintu pun dibuka. Setelah melewatinya, aku bertemu dengan Adam ‘alaihis salam. Jibril berkata, “Ini adalah bapakmu, Adam. Berilah salam kepadanya.” Aku memberi salam, dan Adam membalas salamku seraya berkata, “Selamat datang anak yang shalih dan nabi yang shalih.”

Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua. Di sana, aku bertemu dengan Yahya dan ‘Isa ‘alaihimas salam. Setelah itu, aku dibawa ke langit ketiga, keempat, hingga langit ketujuh, dan bertemu para nabi: Yusuf, Idris, Harun, Musa, dan Ibrahim ‘alaihimus salam. Setiap nabi menyambutku dengan salam dan doa yang sama, “Selamat datang saudara yang shalih dan nabi yang shalih.”

Setelah itu, aku melihat Sidratul Muntaha, buahnya seperti tempayan, daunnya seperti telinga gajah. Jibril berkata, “Ini adalah Sidratul Muntaha.” Di sana terdapat empat sungai: dua sungai di dalam surga, dan dua sungai yang terlihat adalah Nil dan Eufrat. Aku juga diberi pilihan antara tiga gelas: khamer, susu, dan madu. Aku memilih susu. Jibril berkata, “Ini adalah fitrah kamu dan umatmu.”

Kemudian, diwajibkan kepadaku shalat 50 kali sehari. Saat kembali, aku bertemu Musa ‘alaihis salam yang menyarankan agar aku memohon keringanan. Aku memohon, dan kewajiban shalat dikurangi bertahap hingga menjadi lima kali sehari. Musa masih menyarankan untuk meminta keringanan lagi, tapi aku berkata, “Aku telah malu kepada Rabbku.” Lalu Allah berfirman, “Keputusan-Ku telah ditetapkan. Aku telah meringankan untuk hamba-hamba-Ku.”

Baca juga: Tahun Kesedihan dan Isra’ Mi’raj Nabi SAW

Pelajaran dan Hikmah dari Peristiwa Isra Miraj 

Di balik keagungan mukjizat peristiwa Isra Miraj ini, ada pelajaran dan hikmah yang patut untuk menjadi renungan bagi kaum muslim, untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pelajaran dan hikmah peristiwa Isra Miraj datang dari para sahabat ra. ketika menerima berita dari Allah ﷻ . dan Rasul-Nya. Karena mereka mengimani kebenarannya sesuai apa yang Rasul ﷺ sampaikan.

Bagi umat Muslim pada saat itu, peristiwa Isra Mi’raj menjadi salah satu ujian iman, terutama di tengah provokasi dari kaum musyrikin. Kejadian yang luar biasa ini memang di luar kemampuan akal manusia, sehingga beberapa orang yang lemah imannya malah berpaling dan murtad.

Iman mereka goyah karena persoalan yang sepele. Namun, sikap Abu Bakar ash-Shiddiq ra. menunjukkan keteguhan iman yang luar biasa di tengah guncangan tersebut. 

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Ketika Nabi ﷺ diperjalankan ke Masjidil Aqsha, maka orang-orang pun mulai memperbincangkannya. Sebagian orang yang sebelumnya beriman dan membenarkannya menjadi murtad, mereka pun datang menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu seraya berkata,

هَلْ لَكَ إِلَى صَاحِبِكَ يَزْعَمُ أَسْرَى بِهِ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ المَقْدِسِ ؟

“Apakah engkau mengetahui kalau temanmu mengaku melakukan perjalanan pada malam hari ke Baitul Maqdis?”

Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu bertanya,

أَوْ قَالَ ذَلِكَ ؟

“Apakah ia mengatakan seperti itu?” “Iya”, jawabnya.

Abu Bakar berkata,

لَئِنْ كَانَ قَالَ ذَلِكَ لَقَدْ صَدَقَ

“Andai ia memang mengatakan seperti itu sungguh ia benar.”

Mereka berkata,

أَوْ تُصَدِّقُهُ أَنَّهُ ذَهَبَ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ المَقْدِسِ وَ جَاءَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ؟

“Apakah engkau mempercayainya bahwa ia pergi semalaman ke Baitul Maqdis dan sudah kembali pada pagi harinya?”

Abu Bakar menjawab,

نَعَمْ إِنِّي لَأُصَدِّقُهُ فِيْمَا هُوَ أَبْعَدُ مِنْ ذَلِكَ أُصَدِّقُهُ بِخَبَرِ السَّمَاءِ فِي غَدْوَةٍ أَوْ رَوْحَةٍ

“Ya, bahkan aku membenarkannya yang lebih jauh dari itu. Aku percaya tentang wahyu langit yang turun pagi dan petang.”

Aisyah mengatakan,

فَلِذَلِكَ سُمِّيَ أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ

“Itulah mengapa beliau dinamakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang yang membenarkannya.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

Abu Bakar tidak mempertanyakan peristiwa tersebut meskipun mustahil dilakukan dengan teknologi pada zaman itu. Sikap beliau inilah yang seharusnya dicontoh yaitu membenarkan segala yang datang dari Rasulullah ﷺ tanpa keraguan. 

Baca juga: Keberkahan Hidup ala Abu Bakar Ash Shiddiq

Khatimah

Peristiwa Isra Miraj sungguh luar biasa dan istimewa. Peristiwa tersebut tentu pantas menjadi teladan bagi setiap umat Islam untuk memahami secara mendalam tentang prakik keimanan. Sehingga tidak hanya kewajiban shalat saja yang harus dijalankan, akan tetapi juga penguatan keimanan yang semakin kokoh harus juga segera dibangun.

Selain itu, aspek penting lainnya yang perlu dipahami adalah bahwa Islam satu-satunya agama yang benar, dan hanya aturan Islam yang benar. Sehingga peristiwa Isra Miraj ini seharusnya menjadi inspirasi bagi setiap Muslim untuk menguatkan iman, menyempurnakan ibadah, mengukuhkan tekad, dan membangkitkan semangat dalam meraih ridha Allah ﷻ.

Baca juga: Tahun Baru Islam dan Hikmah Finansial di Baliknya

Pelajaran dan Hikmah Peristiwa Isra Mi'raj
Pelajaran dan Hikmah Peristiwa Isra Mi’raj

Yuk Investasi Halal di Nabitu.


Refrensi:
Al Quran Al Karim
Hadits Shahih Al-Bukhari No. 3598 Diakses dari : https://www.hadits.id/hadits/bukhari/3598
HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 3:65. Diakses dari : https://rumaysho.com/20327-faedah-sirah-nabi-sikap-abu-bakar-dalam-menerima-berita-isra-mikraj.html 

Redha Sindarotama

Quranic Reciter living in Yogyakarta. Actively teaching and spreading the beauty of Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button