Ekonomi IslamKeuanganManajemen FinansialMuslim LifestyleUncategorized

Bersikap Pertengahan dalam Menggunakan Harta

Salah satu karunia Allah yang diberikan kepada manusia adalah harta. Ia menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan menopang keluarga dan berkontribusi pada kebaikan masyarakat. Menjaga dan membelanjakan harta kita bagaimanapun mencerminkan pemahaman kita tentang kesederhanaan dan keseimbangan yang merupakan prinsip utama Islam. Konsep pertengahan dalam penggunaan harta benda sangat kuat dalam ajaran Islam menekankan pentingnya mengambil jalan tengah yang sesuai dengan kehendak Ilahi daripada berlebihan atau kekurangan.

Prinsip-prinsip Islam dalam Moderasi

Dalam agama Islam umatnya diminta untuk bersikap pertengahan dalam setiap aspek kehidupan mereka termasuk ketika mereka menggunakan harta benda mereka. Dalam Al-Quran Allah mengatakan:

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir tetapi berada di antara keduanya secara seimbang”(Quran 25:67).

Ini menunjukkan betapa pentingnya menghindari dua sikap ekstrem: israf (berlebihan) dan bukhl (kikir). Kedua keyakinan ini berbahaya karena dapat mengganggu keseimbangan antara individu dan masyarakat. Berlebihan dalam membelanjakan harta benda atau israf dapat menyebabkan pemborosan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk tujuan yang lebih menguntungkan. Sebaliknya orang yang kikir menghalangi harta untuk didistribusikan dalam masyarakat yang merugikan dirinya, keluarganya, orang-orang yang kurang beruntung. Islam mengajarkan cara tengah untuk memanfaatkan kekayaan secara bijak—tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Also read:Bagaimana Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu’anhu Membangun Kekayaannya di Madinah?

Menghindari Boros

Dalam Islam israf atau membelanjakan harta secara berlebihan dilarang karena mencerminkan sikap tidak bersyukur dan kurang peduli terhadap orang lain. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (Qur’an 17:27).”

Salah satu contoh kesombongan dan ketidakpedulian terhadap nikmat Allah adalah menghabiskan harta secara berlebihan atau tanpa tujuan yang jelas. Sikap seperti ini juga dapat memperparah ketimpangan ekonomi di mana hanya segelintir orang memiliki banyak uang sementara orang lain kesulitan mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Menurut agama Islam harta benda harus digunakan dengan bijak. Misalnya disarankan untuk membelanjakan harta untuk kebutuhan pokok menafkahi keluarga dan membantu orang yang membutuhkan. Namun tidak dibenarkan untuk menunjukkan kekayaan atau membelanjakan harta untuk kemewahan yang tidak perlu.

Menghindari Sikap Kikir

Jika boros itu buruk, kikir juga buruk. Kikir atau bukhl mencegah harta digunakan untuk kebaikan dan menumbuhkan sifat egois dan serakah. Dalam agama Islam umatnya diminta untuk memberikan yang baik untuk diri mereka sendiri dan keluarga, berderma dan memberikan uang kepada orang-orang yang kurang beruntung. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat adalah kewajiban sedekah yang menjamin bahwa harta dibagi secara adil di masyarakat.

Baca juga:Menemukan Kekayaan Hakiki: Rasa Syukur atas Rezeki yang Telah Diberikan

Langkah-langkah untuk Mencapai Keseimbangan dalam Menggunakan Harta

Mencapai sikap pertengahan dalam menggunakan harta memerlukan disiplin diri dan kesadaran untuk mengikuti etika Islam. Membuat anggaran yang seimbang adalah salah satu langkah praktis. Dengan mengatur keuangan kita dapat memprioritaskan kebutuhan pokok tabungan dan sedekah serta menghindari pembelian dan pemborosan yang tidak perlu. Langkah lainnya adalah menjalankan kebiasaan bersedekah. Zakat dan sadaqah tidak hanya membersihkan harta benda tetapi juga membantu orang-orang yang kurang beruntung memperkuat tali persaudaraan.

Menghindari utang juga sangat penting. Islam mengajarkan kita untuk hidup sesuai kemampuan kita dan menghindari berhutang untuk hal-hal yang tidak penting. Tekanan finansial dan emosional dapat datang dari hutang yang tidak perlu. Terakhir jangan lupa untuk bersyukur atas nikmat harta. Mengakui bahwa kekayaan adalah amanah dari Allah dan menunjukkan rasa syukur akan mendorong kita untuk menggunakan kekayaan dengan cara yang disukai-Nya.

Kesimpulan

Prinsip utama Islam tentang penggunaan harta adalah prinsip pertengahan yang mendorong keseimbangan tanggung jawab dan rasa syukur. Umat Islam dapat memenuhi kewajiban terhadap diri sendiri keluarga dan masyarakat dengan menghindari sikap berlebihan dan kikir. Cara kita mengelola harta benda adalah ujian dari Allah dan bagaimana kita mengelolanya menunjukkan seberapa percaya kita pada Dia dan seberapa teguh kita mengikuti jalan-Nya. Kami harus berusaha untuk menggunakan kekayaan kita dengan bijak sehingga ia bermanfaat bagi kita sendiri dan orang lain.

Baca juga:Pandangan Seorang Muslim terhadap Dunia dan Kekayaan

Bersikap Pertengahan dalam Menggunakan Harta
Bersikap Pertengahan dalam Menggunakan Harta

Yuk Investasi Halal di Nabitu.

Daftar Pustaka

  1. Masminpati. (2020). Bersikap Pertengahan dalam Menggunakan Harta. Retrieved from https://masminpati.wordpress.com/2020/07/31/bersikap-pertengahan-dalam-menggunakan-harta/
  2. Radio Mutiara Quran. (2024). Bersikap Sewajarnya dalam Membelanjakan Harta. Retrieved from https://radiomutiaraquran.com/2024/12/27/bersikap-sewajarnya-dalam-membelanjakan-harta/
  3. Takrimul Quran. Tidak Boros dan Tidak Pelit: Bijak dalam Pengelolaan Harta. Retrieved from https://takrimulquran.org/tidak-boros-dan-tidak-pelit-bijak-dalam-pengelolaan-harta/
  4. Muslim.or.id. Bersikap Sewajarnya dalam Membelanjakan Harta. Retrieved from https://muslim.or.id/57865-bersikap-sewajarnya-dalam-membelanjakan-harta.html

Devin Halim Wijaya

Master student in IIUM (Institute of Islamic Banking and Finance) | Noor-Ummatic Scholarship Awardee

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button