AkhlaqAqidahMuslim LifestyleSirah

Keseimbangan Dunia dan Akhirat Ala Rasulullah ﷺ

Dalam kehidupan sehari-hari, keseimbangan antara dunia dan akhirat merupakan salah satu prinsip utama yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Beliau menunjukkan bagaimana umat Islam seharusnya menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab terhadap kebutuhan duniawi, namun tanpa melupakan kewajiban spiritual dan akhirat. Artikel ini akan membahas bagaimana Rasulullah ﷺ menerapkan keseimbangan ini dalam hidupnya dan bagaimana kita bisa meneladani prinsip tersebut.

Konsep Keseimbangan dalam Islam

Islam mengajarkan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan bahwa tujuan utama seorang Muslim adalah mencapai kebahagiaan di akhirat. Namun, ini tidak berarti bahwa kehidupan dunia harus diabaikan. Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya usaha untuk mencapai kesejahteraan duniawi, selama hal itu dilakukan dalam kerangka ajaran Islam.

Lebih lanjut, dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا…”


“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi…”
(QS. Al-Qasas: 77)

Ayat ini menegaskan bahwa meskipun fokus utama seorang Muslim adalah kehidupan akhirat, tidak berarti bahwa kenikmatan duniawi harus diabaikan. Keseimbangan antara usaha untuk akhirat dan upaya memenuhi kebutuhan duniawi adalah ciri khas dari ajaran Islam.

Baca juga:KISAH BERLOMBA-LOMBANYA ABU BAKAR DAN UMAR BIN KHATTAB

Keseimbangan dalam Ibadah dan Aktivitas Sehari-hari

Salah satu contoh utama dari keseimbangan ini terlihat dalam rutinitas harian Rasulullah ﷺ. Beliau senantiasa membagi waktu antara ibadah, bekerja, dan mengurus keluarga. Rasulullah ﷺ tidak hanya menghabiskan waktunya di masjid untuk beribadah, tetapi juga bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Selain itu, beliau juga mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga kesehatan fisik melalui olahraga, istirahat yang cukup, dan konsumsi makanan yang sehat.

Dalam konteks ibadah, Rasulullah ﷺ sering kali menasehati para sahabatnya untuk tidak berlebihan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ menegur seorang sahabat yang berencana untuk berpuasa terus-menerus tanpa berbuka dan salat sepanjang malam tanpa tidur. Beliau ﷺ bersabda:

“إِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا.”


“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, dan istrimu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari, no. 5199; Muslim, no. 1159)

Hadits ini menunjukkan bahwa menjaga keseimbangan antara ibadah dan kebutuhan fisik adalah hal yang sangat penting dalam Islam. Rasulullah ﷺ tidak hanya mementingkan aspek spiritual, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan jasmani para sahabatnya.

Keseimbangan dalam ibadah ini juga tercermin dalam cara Rasulullah ﷺ memperlakukan keluarganya. Beliau ﷺ adalah seorang suami dan ayah yang penuh kasih sayang, yang menghabiskan waktu bersama keluarganya meskipun sibuk dengan tanggung jawab dakwah dan kepemimpinan umat. Ini menunjukkan bahwa menjalankan kewajiban agama dan mengurus keluarga dapat berjalan seiring jika dilakukan dengan bijak.

Keseimbangan dalam Beramal dan Menikmati Kehidupan

Rasulullah ﷺ juga menunjukkan bahwa seorang Muslim harus beramal untuk kebaikan akhirat tanpa melupakan kenikmatan dunia yang halal. Beliau ﷺ pernah bersabda:

“ما من مسلم يغرس غرسا، أو يزرع زرعا، فيأكل منه طير أو إنسان أو بهيمة، إلا كان له به صدقة.”


“Tidaklah seorang Muslim menanam sebuah tanaman atau pohon, lalu burung, manusia, atau hewan memakannya, melainkan akan dicatat sebagai sedekah baginya.”
(HR. Bukhari, no. 2320; Muslim, no. 1553)

Ini menunjukkan bahwa kegiatan duniawi seperti bercocok tanam dapat memiliki nilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang baik. Keseimbangan dalam beramal dan menikmati kehidupan adalah bagian dari sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.

Di sisi lain, Rasulullah ﷺ juga menekankan pentingnya bersyukur dan menikmati karunia Allah di dunia ini. Beliau sering menikmati makanan yang baik, berinteraksi dengan sahabat-sahabatnya, dan menikmati momen kebahagiaan bersama keluarganya. Namun, semua ini dilakukan dengan tetap menjaga prinsip moderasi dan tidak berlebihan.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda:

“إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ.”


“Sesungguhnya Allah suka melihat bekas nikmat-Nya pada hamba-Nya.”
(HR. At-Tirmidzi, no. 2819; dinilai hasan oleh At-Tirmidzi)

Hadits ini mendorong umat Islam untuk mensyukuri nikmat Allah dengan cara menikmatinya, namun tetap dalam koridor yang halal dan tidak berlebihan. Rasulullah ﷺ juga dikenal sebagai sosok yang penuh dengan syukur, beliau tidak pernah melupakan nikmat sekecil apapun yang diberikan oleh Allah.

Implementasi Keseimbangan dalam Kehidupan Modern

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh dengan tantangan, meneladani keseimbangan yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ menjadi semakin relevan. Banyak di antara kita yang terjebak dalam rutinitas kerja yang padat sehingga melupakan kewajiban ibadah atau bahkan mengabaikan kesehatan fisik dan mental. Di sisi lain, ada juga yang terlalu fokus pada ibadah tanpa memperhatikan tanggung jawab duniawi.

Untuk mencapai keseimbangan ini, kita perlu meneladani contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah ﷺ. Mengatur waktu dengan baik, memberikan porsi yang cukup untuk ibadah, pekerjaan, keluarga, dan juga waktu untuk diri sendiri, adalah langkah awal yang dapat kita lakukan. Dengan demikian, kita dapat mencapai kebahagiaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Penutup

Dari kehidupan Rasulullah ﷺ, kita belajar bahwa keseimbangan antara dunia dan akhirat adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang berkah dan bermakna. Prinsip ini menuntun kita untuk menjalani kehidupan dengan memperhatikan kebutuhan duniawi, sambil tetap fokus pada tujuan akhir kita, yaitu kebahagiaan di akhirat. Dengan meneladani keseimbangan yang ditunjukkan oleh Rasulullah ﷺ, kita dapat menjalani kehidupan yang seimbang, penuh berkah, dan sesuai dengan ajaran Islam.

Baca juga:KISAH BERLOMBA-LOMBANYA ABU BAKAR DAN UMAR BIN KHATTAB

Keseimbangan Dunia dan Akhirat Ala Rasulullah ﷺ
Keseimbangan Dunia dan Akhirat Ala Rasulullah ﷺ

Referensi

Devin Halim Wijaya

Master student in IIUM (Institute of Islamic Banking and Finance) | Noor-Ummatic Scholarship Awardee

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button