Ekonomi IslamKeuangan

Makna Q.S Muhammad: 19 dan Pentingnya Ilmu Ekonomi

Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa ilmu harus didahulukan sebelum amal dalam Islam? dalam Qur’an Surat Muhammad Ayat 19 menjelaskan kandungan mendalam tentang pentingnya pengetahuan sebelum melakukan tindakan.

Dalam artikel ini, kita akan menggali makna ayat tersebut, termasuk pandangan para ulama yang memberikan tafsirnya, serta membahas bagaimana prinsip ilmu sebelum amalan ini memiliki relevansi besar dalam dunia ekonomi, di mana keputusan yang bijaksana dan berbasis pengetahuan sangat diperlukan untuk menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Surat Muhammad ayat 19 berbunyi:

“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.”

Ayat ini mengandung beberapa dimensi penting yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan makna tauhid, istighfar, serta pentingnya ilmu sebelum beramal.

Dalam ayat ini, Allah ﷻ memerintahkan Nabi Muhammad dan umatnya untuk mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah ﷻ dan juga diperintahkan untuk memohon ampunan (istighfar). Makna yang terkandung dalam ayat ini menggambarkan pentingnya ilmu dan pemahaman yang mendalam terhadap akidah, sebelum melakukan segala bentuk amalan, baik dalam ranah ibadah maupun muamalah.

Baca Juga: Memaknai Harta dan Kepemilikan dalam Islam

Tafsir Ulama terhadap Surat Muhammad Ayat 19

Para ulama sepakat bahwa ayat ini mengajarkan tentang pentingnya tauhid sebagai pondasi keimanan. Ibn Kathir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa perintah “ketahuilah” menunjukkan urgensi akan ilmu sebelum amalan. Menurutnya, amalan yang dilakukan tanpa ilmu dapat menjadi sia-sia atau bahkan merugikan. Ayat ini juga menekankan pentingnya beristighfar, baik bagi diri sendiri maupun bagi sesama umat Islam. Istighfar ini bukan hanya bertujuan untuk menghapus dosa-dosa masa lalu, tetapi juga sebagai bentuk penyesalan dan permohonan bimbingan untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya juga menekankan bahwa pemahaman tauhid merupakan pengetahuan paling penting yang harus dimiliki setiap Muslim. Tanpa tauhid, segala amal tidak akan diterima di sisi Allah ﷻ. Al-Qurthubi juga menyoroti pentingnya memohon ampunan (istighfar) sebagai jalan untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Tuhannya. Dalam konteks ini, manusia diajarkan untuk tidak hanya fokus pada dosa-dosanya sendiri, tetapi juga peduli terhadap keselamatan saudara-saudaranya dalam iman.

Al-Sa’di menambahkan bahwa perintah dalam ayat ini menggambarkan hubungan erat antara ilmu, iman, dan amalan. Menurutnya, seseorang yang telah memahami tauhid akan lebih mudah untuk memahami dan menerapkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek ibadah maupun muamalah.

Baca Juga: Dunia Sementara: Menggali Makna dan Pelajaran Dibalik Waktu

Pentingnya Ilmu sebelum Amalan

Surat Muhammad ayat 19 menekankan pentingnya ilmu sebelum amalan. Dalam konteks ini, ilmu yang dimaksud tidak hanya terbatas pada pengetahuan umum, tetapi lebih pada ilmu syar’i yang memandu seseorang dalam menjalankan ibadah dan muamalah sesuai dengan syariat Islam.

Abdullah bin Mas’ud pernah berkata, “Berapa banyak orang yang ingin melakukan kebaikan, tetapi mereka tidak mengetahui ilmu yang benar, sehingga mereka jatuh pada kesalahan dalam amalan mereka.” Ini menunjukkan bahwa keinginan untuk beramal sholeh saja tidak cukup tanpa didasari oleh ilmu yang benar. Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, Allah akan memberikan kepahaman dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi, dan ini tercermin dari banyaknya ayat Al-Qur’an dan hadits yang memerintahkan umat Islam untuk belajar. Bahkan, wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad adalah perintah untuk membaca (Iqra’), yang menunjukkan bahwa ilmu adalah fondasi dari segala bentuk amal.

Aplikasi Ilmu dalam Bidang Ekonomi (Muamalah)

Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu bidang yang membutuhkan pemahaman ilmu yang mendalam adalah muamalah, terutama dalam bidang ekonomi. Islam sangat menekankan pentingnya keadilan, kejujuran, dan transparansi dalam segala bentuk transaksi ekonomi. Oleh karena itu, seorang Muslim harus memahami konsep-konsep dasar muamalah sebelum terjun ke dalam dunia bisnis atau ekonomi.

Berikut adalah beberapa aplikasi penting ilmu sebelum amalan dalam bidang ekonomi menurut pandangan Islam:

  1. Riba dan Transaksi Halal Ilmu yang benar sangat penting dalam memahami dan menghindari transaksi yang mengandung unsur riba. Riba adalah salah satu dosa besar yang diharamkan dalam Islam, karena merugikan pihak lain dan menimbulkan ketidakadilan dalam masyarakat. Seorang Muslim harus memahami perbedaan antara riba dan keuntungan yang halal dalam bisnis. Transaksi yang mengandung riba tidak hanya merusak hubungan antar-manusia, tetapi juga berdampak negatif terhadap keberkahan dalam harta.

Dalam hadis disebutkan, “Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana setiap orang akan memakan riba, dan barang siapa yang tidak memakannya, ia akan terkena debunya.” (HR. Abu Dawud). Oleh karena itu, memahami ilmu tentang riba dan transaksi yang dibolehkan dalam Islam adalah langkah awal sebelum seseorang memulai usaha atau berinvestasi.

  • Kejujuran dalam Berdagang Ilmu juga sangat penting dalam menjaga etika dalam berdagang. Rasulullah  ﷺ sangat menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap transaksi. Dalam hadisnya, beliau bersabda, “Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang shiddiq, dan para syuhada pada hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi).

Seorang pengusaha Muslim harus memahami bahwa keuntungan yang diperoleh dengan cara yang halal dan jujur akan membawa keberkahan, sementara keuntungan yang diperoleh dengan cara curang, seperti penipuan atau manipulasi harga, akan mendatangkan kerugian di dunia dan akhirat.

  • Wakaf dan Zakat Dalam Islam, ilmu tentang zakat dan wakaf juga sangat penting dalam memajukan ekonomi umat. Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu, dan dana zakat yang dikelola dengan baik dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Wakaf juga merupakan salah satu bentuk amal jariyah yang memiliki dampak jangka panjang dalam pengembangan ekonomi umat, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Pemahaman tentang bagaimana mengelola zakat dan wakaf secara profesional dan amanah sangat penting agar dana tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan umat.

Baca Juga: Makna Rezeki Dalam Islam

Kesimpulan

Surat Muhammad ayat 19 memberikan pelajaran penting tentang hubungan erat antara ilmu, iman, dan amalan. Sebelum melakukan segala bentuk amalan, baik dalam ibadah maupun muamalah, seorang Muslim harus memiliki ilmu yang memadai agar amalan tersebut diterima oleh Allah ﷻ dan membawa manfaat bagi dirinya dan orang lain.

Dalam konteks muamalah, terutama dalam bidang ekonomi, ilmu syar’i tentang transaksi halal, etika berdagang, serta kewajiban seperti zakat dan wakaf sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan. Dengan memahami ilmu yang benar, seorang Muslim dapat menjalankan kehidupan ekonominya dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam, membawa keberkahan, dan terhindar dari dosa-dosa yang merugikan di dunia dan akhirat.

Makna Surat Muhammad Ayat 19 dan Pentingnya Ilmu Sebelum Amalan serta Aplikasinya dalam Bidang Ekonomi
Makna Surat Muhammad Ayat 19 dan Pentingnya Ilmu Sebelum Amalan serta Aplikasinya dalam Bidang Ekonomi

Dwi Tjahjo Purnomo

Meraih Gelar Doktor Manajemen Keuangan dari Universitas Diponegoro | Ahli Keuangan | Dosen di Salah Satu Universitas di Semarang | Ketua Dewan Pengawas Syariah di Beberapa Lembaga Keuangan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button