Perang Tabuk Melawan Romawi Pelajaran Dari Pertempuran Terakhir Nabi Muhammad – Disyariatkannya Shalat Jama’
Tabuk sesungguhnya adalah suatu tempat dengan sebuah mata air yang belum pernah didatangi siapapun. Rasulullah yang menamakannya atas izin Allah. Disebutkan dalam riwayat perjalanan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam saat menuju lokasi tersebut. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّكُمْ سَتَأْتُوْنَ غَدًا إِنْ شَاءَ اللهُ عَيْنَ تَبُوْكَ وَإِنَّكُمْ لَنْ تَأْتُوْهَا حَتَّى يُضَحَّى النَّهَارُ فَمَنْ جَاءَهَا مِنْكُمْ فَلاَ يَمُسَّ مِنْ مَائِهَا شَيْئًا حَتَّى آتِيَ
“InsyaAllah, besok kalian akan sampai pada mata air Tabuk, dan sungguh kalian akan sampai ke tempat tersebut setelah waktu siang, dan barangsiapa sampai lebih dulu, maka janganlah ia menyentuh air nya sedikitpun hingga aku datang ke tempat itu” (Hadits Riwayat Imam Muslim).
Sedang pada masa selanjutnya hingga saat ini, Tabuk begitu dikenal oleh masyarakat luas. Daerah ini merupakan sebuah kota yang letaknya di bagian ujung Saudi Arabia. Hasil produksi mawar nya terkenal secara internasional. Begitu pula dengan hasil pertanian yang melimpah disebabkan kondisi geografis nya sangat mendukung.
Kemudian kisah tentang perang Tabuk yang menakjubkan, seharusnya dapat kita ambil hikmahnya.
Perang Tabuk terjadi pada tahun 9 Hijriah, tepatnya di bulan Rajab. Sejarah perang ini diceritakan melalui beberapa alasan yang berbeda. Ada yang menjelaskan bahwa perang ini adalah pembalasan atas kematian Sepupu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, Ja’far bin Abi Thalib. Pendapat lain menyebutkan, kejadian perang didasari oleh berita yang didengar oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu tentang Raja Romawi, Heraklius, yang mempersiapkan pasukan gabungan.
Adapun penjelasan lain yang dianggap lebih kuat, yaitu penjelasan oleh Ibnu Katsir. Secara geografis, wilayah romawi berada dekat dengan dua tanah haram, juga keakraban orang romawi dengan Rasulullah, hal ini menjadi alasan tepat untuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melakukan ekspansi untuk mendakwahkan islam. Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kalian, dan hendaklah mereka mendapatkan sikap keras yang ada pada kalian, dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa” (Qur’an Surah At Taubah : 123)
Perintah Allah dalam ayat tersebut menjadi dasar atas apa yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lakukan bersama kaum muslimin.
Perang Tabuk adalah perang yang cukup sulit. Selama perang berlangsung, kaum muslimin harus menyusun strategi dan menyiapkan perlengkapan secara ekstra. Kesulitan yang dialami, antara lain, persiapan kendaraan tunggang, bekal dan harta. Mengingat wilayah yang dituju berjarak cukup jauh. Bahkan jumlah dari pihak lawan jauh lebih banyak dari jumlah kaum muslimin. Atas proses yang sulit itu, perang ini juga disebut Al ‘Usrah yang berarti kesulitan. Meskipun persiapan yang dikeluarkan sangat besar, tak menghalangi para sahabat untuk pergi berperang. Termasuk bagaimana dermawannya para sahabat yang Allah limpahkan harta lebih dari yang lain, mereka saling berlomba untuk membiayai perang Tabuk. Satu diantaranya adalah Utsman bin Affan, radhiyallahu ‘anhu.
Perang Tabuk dilalui dengan kondisi yang berat dan jarak tempuh cukup jauh, namun kewajiban beribadah tetaplah yang utama. Terkhusus kewajiban shalat fardhu. Dari Sahabat Muadz bin Jabal, radhiyallahu’anhu, beliau menerangkan, Rasulullah menjamak shalat dhuhur dan ashar nya dikala perang, jika matahari telah tergelincir sebelum pasukan berangkat.
Ini menjadi penguat bahwa dalam agama islam ada yang namanya rukhsah atau kemudahan. Islam dengan syari’at nya menjadi rahmat bagi seluruh yang ada di alam ini. Dengan adanya kemudahan dalam beribadah, jangan sampai menjadikan kita merasa sepele dan meninggalkan kewajiban.
Sungguh, betapa perjuangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat untuk berdakwah kala itu sangat luar biasa. Maka pantaskah jika kita hanya berleha-leha dalam dakwah dan penegakan kembali syari’at islam saat ini? wallahu a’lam bishshawaab.
Referensi:
Mengenal Tabuk, Satu-satunya Kota di Arab Saudi yang Diselimuti Salju : kompas.com