AkhlaqAqidahMuslim LifestyleRejeki

3 Manasik Haji dalam Islam 

Haji merupakan rukun Islam yang ke lima. Haji merupakan ibadah pelengkap pelaksanaan rukun Islam bagi kaum Muslimin yang mampu berdasarkan hadits berikut: 

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ 

Islam dibangun atas 5 perkara (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (HR. Bukhari)

Dalam pelaksanaan Haji sendiri terkadang kita juga melaksanakan Umrah yang merupakan ibadah yang bisa menjadi bagian dari rangkaian ibadah Haji itu sendiri.Kedekatan ibadah Umrah dengan Haji sendiri dibuktikan dengan disebutkannya kedua ibadah itu secara berurutan dalam Surat Al-Baqarah ayat 196 sebagai berikut:

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ 

Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah.   

am artikel ini kita akan membahas mengenai 3 manasik Haji yang diperbolehkan dalam syariat berdasarkan pelaksanaan Umrah dalam rangkaian Ibadah Haji tersebut. 

Dalil akan 3 Manasik Haji: 

Dalil akan 3 manasik Haji berdasarkan pelaksanaan Umrahnya adalah hadits berikut:

Dalil akan 3 manasik Haji berdasarkan pelaksanaan Umrahnya adalah hadits berikut: 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: { خَرَجْنَا مَعَ اَلنَّبِيِّ ( عَامَ حَجَّةِ اَلْوَدَاعِ, فَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِعُمْرَةٍ, وَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِحَجٍّ وَعُمْرَةٍ, وَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِحَجٍّ, وَأَهَلَّ رَسُولُ اَللَّهِ ( بِالْحَجِّ, فَأَمَّا مَنْ أَهَلَّ بِعُمْرَةٍ فَحَلَّ, وَأَمَّا مَنْ أَهَلَّ بِحَجٍّ, أَوْ جَمَعَ اَلْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ فَلَمْ يَحِلُّوا حَتَّى كَانَ يَوْمَ اَلنَّحْرِ } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun haji wada’. Di antara kami ada yang berihram untuk umrah, ada yang berihram untuk haji dan umrah, dan ada yang berihram untuk haji saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berihram untuk haji. Bagi yang berihram untuk umrah, ia boleh tahallul setelah itu. Siapa yang bertahalul untuk haji atau menggabungkan antara haji dan umrah, maka ia tidaklah tahallul kecuali hari Nahr (Iduladha, 10 Dzulhijjah).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 1562 dan Muslim, no. 1211, 118] 

Maka dari hadits di atas kita bisa menyimpulkan bahwa terdapat 3 jenis manasik Haji, ada yang berihram untuk Umrah dahulu baru berhaji, ada yang menggabungkan antara ihram Haji dan Umrah, dan ada yang mengkhususkan bermanasik untuk Haji.  

3 Manasik Haji: 

Berdasarkan hadits di atas terdapat 3 jenis manasik Haji berdasarkan pelaksanaan Umrah dalam rangkaian ibadah Haji tersebut: 

Tamattu’

Tamattu’ adalah melakukan umrah selama bulan haji, kemudian melaksanakan haji dalam tahun yang sama. Setelah selesai umrah, jamaah haji keluar dari ihram dan hidup normal sampai waktu haji tiba. Kemudian mereka memasuki ihram lagi untuk haji. Ini adalah manasik yang paling disukai oleh Nabi Muhammad ﷺ. 

Qiran

Qiran adalah memasuki ihram untuk umrah dan haji sekaligus. Dalam manasik ini, jamaah haji tidak keluar dari ihram setelah umrah. Mereka tetap dalam ihram sampai mereka selesai dengan haji. Ini adalah manasik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ selama Haji Wada’. 

Ifrad

Ifrad adalah memasuki ihram hanya untuk haji. Dalam manasik ini, jamaah haji tidak melakukan umrah. Mereka langsung melakukan haji. Manasik ini bisa dilakukan oleh jamaah haji yang tinggal di Mekkah atau sudah berada di Mekkah sebelum bulan haji.

3 manasik ini sendiri sudah disepakati akan kebolehannya berdasarkan pendapat ulama 4 madzhab. Maka tidak ada 1 madzhab yang hanya berpegang dengan 2 manasik ataupun 1 manasik saja. Di sisi lain tidak ada juga ulama 4 madzhab yang menambah-nambahkan manasik di luar manasik yang 3 ini. 

Haji adalah ibadah yang memiliki urutan-urutan yang khusus dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan Haji sendiri sudah diatur oleh syariat dari mulai berangkat hingga kembali ke tanah air kita. Di antara hal yang diatur oleh syariat dalam masalah Haji adalah masuknya ibadah Umrah ke dalam rangkaian ibadah Haji dan bagaimana melaksanakan manasiknya. Semoga Allah ﷻ memanggil kita untuk melaksanakan rukun Islam yang agung ini di tanah suciNya dan semoga Allah ﷻmenjadikan Haji kita yang sudah melakukannya Haji yang mabrur dan memberikan pengaruh bagi kehidupan kita di dunia dan di akhirat. 

Wallahu a’lam 

Referensi

  • المبحث الأوَّل: أحكامُ الأَنساكِ الثَّلاثة. (n.d.). Dorar.net. Retrieved May 10, 2024, from https://dorar.net/feqhia/2939/
  • Surat Al-Baqarah Ayat 196. (n.d.). Tafsir AlQuran Online. https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-196#google_vignette 
  • ‌https://rumaysho.com/36915-tiga-jenis-haji-qiran-tamattu-dan-ifrad-manakah-yang-dilakukan-nabi.html 
  • Muslim, D. (2023, November 14). Hadits Tentang Rukun Islam (Teks Arab dan Artinya). Daily Muslim. https://dailymuslim.id/insight/hadits/hadits-tentang-rukun-islam-teks-arab-dan-artinya/ 

Devin Halim Wijaya

Master student in IIUM (Institute of Islamic Banking and Finance) | Noor-Ummatic Scholarship Awardee

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button