BisnisEkonomi IslamInvestasiKeuanganManajemen Finansial

Pedoman Pengelolaan Keuangan Keluarga dalam Islam

Mengelola keuangan rumah tangga sesuai dengan ajaran Islam merupakan kunci utama untuk meraih stabilitas finansial dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Banyak dari kita menghadapi kesulitan dalam mengatur uang, dan hal ini dapat menjadi lebih kompleks ketika kita berusaha menyelaraskan prinsip-prinsip Islam dengan praktik keuangan sehari-hari. Namun, dengan beberapa pedoman dan pendekatan yang tepat, kita dapat mengatasi tantangan ini dan mencapai keseimbangan yang dibutuhkan dalam mengelola keuangan rumah tangga. 

1. Tawakal kepada Allah ﷻ 

Tawakal adalah upaya sungguh-sungguh yang disertai doa, diikuti dengan menyerahkan hasilnya kepada Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ sering menjadi teladan bagi umat Islam dalam mengamalkan sikap tawakal ini. 

Sikap tawakal menjadi ciri khas orang yang beriman. Bagi mereka yang memiliki keimanan, setelah berusaha sekuat tenaga, mereka akan menyerahkan hasilnya kepada Allah ﷻ tanpa ragu. 

Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk memperkuat sikap tawakal, agar selalu tetap optimis dan percaya kepada Allah bahwa segala rezeki dan perencanaan terbaik telah diatur-Nya untuk kita sebagai hamba-Nya. 

2. Membuat Perencanaan dan budgeting 

Setelah kita bertawakal kepada Allah ﷻ tentu kita juga tetap berusaha atau berikhtiar dengan usaha terbaik yang bisa kita lakukan. Di dalam pengelolaan keuangan tentu kita harus memiliki beberpa perencanaan seumber penghasilan dengan pasangan atau suami sebagai kepada rumah tangga yang bertugas mencari nafkah untuk keluarga.  

Dengan kita mengetahui darimana saja penghasilan halal yang akan masuk menjadi sumber keuangan keluarga maka setelahnya kita bisa memulai dengan budgeting atau pengelompokan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan pengeluaran berdasarkan skala prioritasnya.  

3. Menghindari Riba 

Riba (ziyadah) atau bunga, merupakan praktik yang dilarang dan diharamkan dalam Islam. Oleh karena itu, kita sebagai keluarga muslim diwajibkan untuk menjauhi pinjaman ataupun transaksi lainnya yang melibatkan bunga. Saat membutuhkan pinjaman, penting untuk mencari alternatif yang halal, seperti pembiayaan syariah atau koperasi berbasis syariah. 

Menghindari riba juga berarti memperhatikan penggunaan kartu kredit yang menerapkan bunga tinggi. Lebih baik untuk menghindari utang yang tidak perlu dan mengelola keuangan dengan bijak. Ketika memerlukan pinjaman, sebaiknya untuk melakukan riset agar dapat menemukan opsi yang sesuai dengan prinsip syariah. 

4. Memprioritaskan Kebutuhan Utama 

Pentingnnya mengetahui dan disiplin dengan prioritas juga menjadi kunci kesuksesan majanemen keuangan keluarga, dengan memberikan prioritas pada kebutuhan pokok sebagai fondasi utama. Ini mencakup makanan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Sebelum mengalokasikan dana untuk barang-barang mewah atau hiburan, pastikan bahwa kebutuhan pokok keluarga telah terpenuhi dengan baik. 

Sebagaimana di dalam maqashid shariah terdapat konsep dharuriyat (primer), hajiyyaht (sekunder), tahsiniyyat (tersier). Dengan disiplin pada prioritas insyaAllah kebutuhan utama keluarga tidak akan terbengkalai dan akan terpenuhi sesuai dengan kapasitas keadaan kondisi keuangan keluarga.  

5. Menabung dan Investasi 

Setiap keluarga tentu memiliki mimpi dan tujuan keuangan seperti ibadah haji ke baitullah, sekolah anak dan tujuan untuk mencapai mimpi bersama keluarga. Tentunya untuk menggapai hal tersebut membutuhkan uang yang perlu di ikhtiarkan. Nah, selain membuat budget seperti yang disebutkan di awal, diperlukan juga untuk kita bisa menabung dan berinvestasi secara bijak pada instrumen-instrumen investasi syariah agar tujuan keuangan bersama keluarga bisa tercapai. 

6. Bersedekah 

Bersedekah adalah prinsip sentral dalam Islam yang memiliki relevansi besar dalam mengelola keuangan keluarga dengan berkah. Ini bukan sekadar tindakan kebaikan, tetapi juga merupakan metode untuk membersihkan harta serta menjauhkan diri dari sifat tamak dan terlalu mencintai dunia materi. Dengan mengalokasikan sebagian dari pendapatan keluarga untuk bersedekah dan infak, kita tidak hanya memperoleh berkah dari Allah , tetapi juga membantu menjaga keseimbangan spiritual dan material dalam kehidupan kita. 

Sebagai keluarga yang beriman, tentu kita juga harus mengalokasikan untuk infaq dan bersedakah. Sebagaiamana firman Allah di dalam Al-Quran: 

Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji (QS: Al-Baqarah: 267). 

Sedekah dan infak memperkuat ikatan kita dengan sesama manusia serta membantu dalam pembangunan masyarakat yang lebih adil dan berempati. Dengan demikian, mengintegrasikan konsep ini ke dalam manajemen keuangan keluarga tidak hanya mendatangkan berkah finansial, tetapi juga memberikan kepuasan batin yang mendalam. 

Referensi:

Alumni Sakinah Finance. 2022. Perencanaan Keuangan Syariah Untuk Semua. Tazkia Press 

Shafii, Z., Yusoff, Z. M., & Noh, S. M. D. (2013). Islamic financial planning & wealth management. Kuala Lumpur: IBFIM. 

Tri Alfiani

Master student in Islamic Finance Practice (MIFP), INCEIF President's Scholarship Awardee, Content and Social Media Specialist in Islamic Finance and Economy living in Kuala Lumpur, Malaysia

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button