Hati-hati Istidraj! Allah ﷻ Memberi Nikmat untuk Menambah Hukuman
Konsep istidraj dalam Islam merupakan pengingat yang mendalam tentang keadilan dan hikmah Allah ﷻ. Istidraj adalah ketika Allah ﷻ memberikan keberkahan duniawi kepada seseorang secara bertahap untuk menghancurkannya karena berbuat dosa dan tidak bersyukur. Konsep ini menjadi peringatan bagi umat Muslim untuk selalu waspada dan introspeksi diri sehingga mereka dapat tetap berada di jalan yang benar.
Definisi Istidraj
Istidraj berasal dari kata Arab Daraja(درج) yang berarti melangkah atau naik secara bertahap. Dalam ajaran Islam istidraj adalah istilah yang mengacu pada peningkatan bertahap dalam keberkahan duniawi sementara penerimanya terus mengabaikan kewajiban spiritualnya. Harta kekuasaan ketenaran atau jenis kesuksesan duniawi lainnya dapat menjadi bentuk keberkahan ini. Namun kemakmuran seperti ini bukanlah tanda ridha Allah ﷻ. Sebaliknya itu adalah ujian atau bahkan pertanda hukuman yang berat jika seseorang terus mengabaikan kewajibannya kepada Allah ﷻ. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Muhammad (ﷺ) mengatakan:
Apabila kamu melihat Allah memberikan kepada seorang hamba kenikmatan dunia yang dia cintai sementara dia terus bergelimang dalam dosa maka itu adalah istidraj. (HR Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa kemaksiatan kepada Allah ﷻ dikombinasikan dengan kesuksesan duniawi.
Also read:Apakah Seorang Muslim Tidak Boleh Kaya?
Bahaya Istidraj
Karena ia membuat seseorang merasa aman istidraj sering disebut sebagai jebakan. Mereka mungkin menganggap kesuksesan materi mereka sebagai tanda ridha Allah ﷻ tetapi mereka mungkin tidak menyadari bahwa itu adalah ujian atau bahkan hukuman yang tersembunyi. Dalam Surah Al-Anam (6:44) Al-Quran mengingatkan tentang kesalahpahaman ini mengatakan:
Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Jadi ketika mereka bersenang-senang dengan apa yang mereka terima kami adzab mereka secara tiba-tiba dan membuat mereka putus asa.
Ayat ini menunjukkan bagaimana Allah ﷻ dapat menghukum orang yang berpaling dari-Nya dengan cepat dan memberi mereka banyak rezeki. Sifat halus istidraj menimbulkan bahaya. Istidraj memungkinkan seseorang untuk memperoleh keuntungan duniawi sambil terus melakukan kesalahan berbeda dengan hukuman langsung yang berfungsi sebagai peringatan jelas. Pada titik ini keangkuhan kelalaian dan rasa aman yang salah dapat muncul yang pada akhirnya mengarah pada kehancuran moral dan spiritual.
Baca juga:Cara Memaksimalkan Bekerja untuk Mendapatkan Pahala
Mengenali dan Mencegah Istidraj
Umat Muslim harus selalu memperhatikan niat dan tindakan mereka agar mereka tidak terjebak dalam jebakan istidraj. Kemakmuran tidak boleh dianggap sepele atau dijadikan alasan untuk melakukan dosa. Sebaliknya kemakmuran harus dianggap sebagai kesempatan untuk bersyukur kepada Allah ﷻ dan menggunakan nikmat-Nya untuk kebaikan. Dalam sebuah hadits Rasulullah Muhammad (ﷺ) mengatakan:
Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia maka dia tidak bersyukur kepada Allah. Ini menunjukkan betapa pentingnya rasa syukur. (HR At-Tirmidzi).
Ini menunjukkan bahwa rasa syukur tidak hanya terbatas pada mengakui nikmat yang diberikan oleh Allah ﷻ itu juga melibatkan mengingat peran orang lain dalam hidup kita. Salah satu strategi penting untuk menghindari istidraj adalah introspeksi diri. Muslim harus secara teratur mempertimbangkan hubungan mereka dengan Allah ﷻ meminta ampunan atas kesalahan mereka dan berusaha memperbaiki diri mereka sendiri. Dalam Surah Al-Hashr ayat 59 Allah ﷻ berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah ﷻ dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, bertakwalah kepada Allah ﷻ sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang Anda lakukan.
Ayat ini mendorong orang-orang yang beriman untuk memperhatikan tindakan mereka dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Baca juga:Larangan Gaya Hidup Boros dalam Islam
Kesimpulan
Istidraj adalah pengingat yang kuat bahwa kesuksesan duniawi tidak selalu menunjukkan ridha Allah ﷻ. Ia bisa berfungsi sebagai ujian peringatan atau bahkan hukuman bagi mereka yang terus berbuat salah. Muslim harus tetap waspada dan menggunakan nikmat yang mereka terima sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ daripada menjadi lengah atau sombong. Dengan mempraktikkan rasa syukur introspeksi diri dan ketaatan kepada Allah ﷻ orang beriman dapat melindungi diri dari bahaya istidraj dan memastikan bahwa kemakmuran mereka menjadi sumber berkah bukan jalan menuju kehancuran.

Yuk Investasi Halal di Nabitu.
Referensi
Detik News. (n.d.). Ini Arti Istidraj dalam Islam, Hati-Hati dengan Nikmat Dunia. Retrieved from https://news.detik.com/berita/d-5599775/ini-arti-istidraj-dalam-islam-hati-hati-dengan-nikmat-dunia
Hadith Answers. (n.d.). Explanation of the Word Istidraj. Retrieved from https://hadithanswers.com/explanation-of-the-word-istidraj/
Rumaysho. (n.d.). Istidraj: Jebakan Berupa Limpahan Rezeki Karena Bermaksiat. Retrieved from https://rumaysho.com/10828-istidraj-jebakan-berupa-limpahan-rezeki-karena-bermaksiat.html
Tirto.id. (n.d.). Apa Itu Istidraj dalam Islam: Azab Berbalut Keberuntungan. Retrieved from https://tirto.id/apa-itu-istidraj-dalam-islam-azab-berbalut-keberuntungan-gs7m