Bagi Pemula Jangan Gegabah Ambil Langkah untuk Investasi
Akhir-akhir ini, istilah “investasi” semakin sering terdengar di berbagai percakapan. Ada yang mulai merintis usaha kecil bersama teman, ada pula yang membeli properti sederhana atau mencoba bisnis dengan sistem patungan. Di media sosial, kita disuguhi berbagai kisah sukses: “Alhamdulillah, bisnis kedua sudah berjalan,” atau “Cuan pertama dari usaha sampingan.”
Namun, sayangnya, yang banyak ditampilkan hanya hasil akhirnya, bukan prosesnya. Kita melihat senyum bahagia mereka, tapi tidak tahu perjuangan dan jatuh bangunnya. Tanpa sadar, kita merasa tertinggal dan kebawa arus, “Dia bisa mulai, masa aku nggak?”
Inilah yang disebut dengan fenomena FOMO (Fear of Missing Out) yang sering dialami oleh para investor pemula yaitu takut ketinggalan tren atau pencapaian orang lain. Padahal, kondisi setiap orang itu beda-beda, lho.
Padahal ya, buat kita yang masih belajar dan meraba-raba dalam dunia investasi untuk pemula, penting banget buat sadar satu hal penting: Investasi itu bukan soal siapa yang mulai duluan, tapi siapa yang paham apa yang dia lakukan.
Kalau belum ngerti, jangan maksa. Kalau belum siap, jangan nekat. Karena Allah ﷻ pun sudah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًۭا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.”
(QS. Al-Isra’: 36)
Ayat ini tuh kayak sinyal bahaya buat siapa saja yang sedang belajar investasi untuk pemula: “Jangan asal ikut-ikutan.” Karena semua yang kita pilih, termasuk keputusan finansial akan ditanya, bahkan soal isi hati kita.
Menyadari Tujuan Investasi Sejak Awal
Sebelum buru-buru mikirin untung rugi atau jenis instrumennya, coba tanya dulu ke diri sendiri: “Sebenarnya aku investasi buat apa, sih?” Ini penting untuk setiap orang yang baru ingin terjun ke dunia investasi untuk pemula.
Apakah buat dana pendidikan anak? Dana kebutuhan? Atau cuma ikut-ikutan karena teman-teman udah mulai duluan? Nah, jawaban dari pertanyaan ini penting banget, karena ini yang bakal jadi arah dan target utama kita ke depan.
Kalau tujuannya nggak jelas, kita bakal gampang goyah. Baru sebentar, udah bosen. Baru rugi sedikit, langsung mundur. Tapi kalau dari awal tujuannya kuat dan realistis, kita bisa lebih sabar dan tenang menjalani prosesnya.
Dalam Islam ini sebenarnya bisa juga masuk kedalam bab niat. Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Jadi, yuk perjelas dulu niat dan tujuan kita dalam investasi apalagi untuk pemula. Biar nanti langkahnya lebih mantap dan nggak gampang goyah.
Baca juga: Harta Halal dan Keselamatan Dunia Akhirat
Memahami Risiko Sebelum Terjun
Kalau tujuan udah jelas, sekarang kita bahas soal risiko. Karena semua investasi itu pasti ada resikonya apalagi untuk pemula. Jangan sampai karena semangat, kita lupa kalau bisa aja ada ruginya juga.
Beberapa risiko yang sering terjadi:
- Risiko kehilangan modal
Investasi bisa gagal, usaha bisa bangkrut, atau pasar bisa turun. - Risiko likuiditas
Ada jenis investasi yang nggak bisa langsung dicairkan kalau lagi butuh uang mendadak. - Risiko mental dan emosional
Lihat cuan turun sedikit langsung panik, atau rugi dikit jadi stres. Ini juga bahaya.
Dalam Islam, kita diajarkan buat nggak tergesa-gesa. Nabi ﷺ pernah bersabda:
إِنَّ التَّرَدُّدَ مِنَ اللَّهِ وَالْعَجَلَةَ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Berhati-hati itu dari Allah, sedangkan tergesa-gesa itu dari setan.” (HR. Tirmidzi)
Artinya, dalam investasi untuk pemula pun kita harus tenang dan penuh pertimbangan. Bukan asal ikut-ikutan karena tergiur hasil orang lain.
Baca juga: Bagaimana Menghindari FOMO dalam Investasi
Kapan Waktu yang Tepat untuk Mulai Investasi untuk Pemula?
Nah, sekarang pertanyaan yang paling sering ditanyain: “Kapan sih waktu yang pas buat mulai investasi untuk pemula?”
Jawabannya: ya saat kamu udah siap. Bukan karena semua orang udah mulai, tapi karena kamu memang sudah punya pondasi yang kuat.
Paling nggak, pastikan tiga hal ini udah aman dulu:
- Kebutuhan pokok tercukupi
Jangan pakai uang belanja bulanan atau bayar listrik buat beli saham atau buka bisnis. - Punya dana darurat
Minimal 3–6 bulan dari pengeluaran bulanan. Biar kalau ada hal darurat, kita nggak panik. - Uang yang diinvestasikan adalah dana nganggur
Artinya, bukan uang sekolah anak, bukan uang sewa rumah, tapi uang yang memang nggak ada alokasi penting lainnya.
Kalau tiga hal ini udah beres, insyaAllah langkah investasi kamu bisa lebih tenang dan penuh perhitungan.
Baca juga: Mengupas Dosa Tersembunyi dalam Dunia Pemasaran Produk
Penutup: Lebih Baik Selamat Dari Pada Tergesa-gesa
Investasi untuk pemula itu bukan perlombaan. Nggak harus siapa cepat dia menang. Justru yang penting itu: siapa yang siap, dia yang bertahan.
Buat pemula, jangan buru-buru. Belajar pelan-pelan, penuhi dulu fondasi keuangan, dan pastikan langkah kita sesuai dengan nilai syar’i dan akal sehat.
Karena langkah pertama yang keliru, bisa bikin kita jatuh dalam. Tapi langkah yang penuh pertimbangan, insyaAllah akan mengantarkan kita ke arah yang lebih baik.
Baca juga: Bagi Hasil atau Riba? Kenali Bedanya dari Awal

Yuk Mulai Investasi Halal di Nabitu.
Referensi:
Al-Qur’an Al-Karim https://tafsirweb.com
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari. Diakses dari https://www.hadits.id/hadits/bukhari
Muslim, Abu al-Husain. Shahih Muslim. Diakses dari https://www.hadits.id/hadits/muslim
Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa. Sunan At-Tirmidzi. Diakses dari https://www.hadits.id/hadits/
Ibnu Qudamah, Mukhtashar Minhajul Qashidin, Darul Minhaj
Weinstein, N. D. (1980). “Unrealistic optimism about future life events.” Journal of Personality and Social Psychology, 39(5), 806–820
Prastowo, A. (2020). Investasi Syariah: Konsep dan Praktik di Era Digital. Deepublish
Sugiyanto, S. (2019). Manajemen Risiko Investasi. Salemba Empat