Bisnis Terus Merugi untuk Bertumbuh, Sampai Kapan?
Pendahuluan
Dalam dunia startup, istilah “bakar uang” telah menjadi sesuatu yang lumrah. Banyak perusahaan rintisan, terutama di sektor teknologi, yang memilih untuk merugi dalam jangka pendek demi mengejar pertumbuhan eksponensial. Strategi ini, meskipun sangat berisiko, telah melahirkan beberapa perusahaan paling sukses di dunia. Namun, tak sedikit pula startup yang gagal dan akhirnya kehabisan dana. Artikel ini akan mengeksplorasi kedua sisi dari strategi ini serta mengajukan konsep yang lebih berkelanjutan bagi pertumbuhan startup.
Kasus-Kasus Startup yang Sukses dengan Strategi Bakar Uang
- Amazon
Amazon adalah contoh klasik dari perusahaan yang berani mengambil risiko dengan merugi selama bertahun-tahun demi membangun pangsa pasar yang kuat. Sejak didirikan pada tahun 1994, Amazon fokus pada pertumbuhan, sering kali mengorbankan profitabilitas jangka pendek. Jeff Bezos, pendiri Amazon, percaya bahwa dengan memperluas skala dan diversifikasi bisnis, perusahaan akan mampu memonopoli pasar dan, pada akhirnya, mengunci profitabilitas jangka panjang. Strategi ini terbukti berhasil, menjadikan Amazon salah satu perusahaan terbesar di dunia (Yglesias, 2020). - Uber
Uber juga merupakan contoh perusahaan yang menggunakan strategi bakar uang untuk menguasai pasar. Perusahaan ini beroperasi di lebih dari 60 negara dan 400 kota dengan memberikan subsidi kepada pengguna dan pengemudi untuk memenangkan persaingan dengan pemain lokal. Meskipun Uber terus mengalami kerugian operasional yang besar, valuasi perusahaan tetap tinggi dan menarik investasi besar dari berbagai sumber (Gurley, 2014). Namun, model bisnis ini terus dipertanyakan, terutama setelah Uber mencatatkan IPO dengan hasil yang mengecewakan. Uber terus menghadapi tantangan besar dalam mencapai profitabilitas meskipun tetap menjadi pemimpin pasar di banyak wilayah.
Kasus-Kasus Startup yang Gagal dengan Strategi Bakar Uang
- WeWork
WeWork adalah salah satu contoh paling terkenal dari kegagalan strategi bakar uang. Perusahaan ini tumbuh dengan cepat, membuka berbagai lokasi coworking space di seluruh dunia. Namun, ekspansi yang terlalu agresif tanpa landasan bisnis yang kuat menyebabkan perusahaan ini terjerat dalam utang yang besar. Pada tahun 2019, WeWork mengalami kejatuhan dramatis ketika IPO mereka gagal dan valuasi perusahaan turun secara drastis. Perusahaan ini harus menerima bailout dari investor utama mereka, SoftBank, untuk bertahan hidup (Gara, 2019). - Theranos
Theranos, startup yang didirikan oleh Elizabeth Holmes, awalnya menjanjikan revolusi dalam industri kesehatan dengan teknologi tes darah yang cepat dan murah. Namun, setelah bertahun-tahun menarik investasi besar, perusahaan ini runtuh karena klaim teknologi yang tidak terbukti. Pada akhirnya, Theranos kehabisan dana dan terpaksa ditutup, dengan Holmes menghadapi tuntutan pidana (Carreyrou, 2018). Kasus ini menjadi contoh klasik bagaimana hype dan ekspektasi pasar yang tinggi dapat memanipulasi nilai perusahaan, meskipun tidak ada bukti kuat tentang kemampuan teknologi yang diusung.
Pendekatan yang Lebih Berkelanjutan untuk Pertumbuhan Startup
Strategi bakar uang mungkin berhasil untuk beberapa perusahaan, tetapi risikonya sangat besar. Untuk startup yang ingin tumbuh secara berkelanjutan, berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa diambil:
- Fokus pada Profitabilitas Awal
Alih-alih mengejar pertumbuhan agresif, startup dapat fokus pada membangun model bisnis yang menguntungkan sejak awal. Ini berarti mengoptimalkan pengeluaran dan fokus pada pasar yang lebih kecil namun lebih menguntungkan. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk bertahan dalam jangka panjang tanpa bergantung pada suntikan modal eksternal yang besar. - Pendanaan yang Bijaksana
Startup harus berhati-hati dalam mengelola pendanaan mereka. Meskipun investasi besar bisa mempercepat pertumbuhan, terlalu bergantung pada pendanaan eksternal dapat menjadi bumerang jika kondisi pasar berubah atau investor kehilangan minat. Diversifikasi sumber pendanaan dan mengembangkan aliran pendapatan yang stabil dapat membantu startup menjaga keberlangsungan bisnisnya. - Skala Bertahap
Bertumbuh secara bertahap dan memastikan setiap langkah ekspansi didasarkan pada landasan yang kuat adalah kunci keberhasilan jangka panjang. Ini juga memungkinkan perusahaan untuk belajar dari kesalahan kecil sebelum mengambil risiko yang lebih besar. Skala bertahap juga memungkinkan startup untuk menyesuaikan model bisnis mereka dengan feedback dari pasar, sehingga mereka dapat menghindari kegagalan yang mungkin terjadi akibat ekspansi yang terlalu cepat.
Kesimpulan
Bakar uang untuk pertumbuhan bisa menjadi strategi yang efektif, tetapi juga penuh dengan risiko. Sejumlah perusahaan seperti Amazon dan Uber telah menunjukkan bahwa strategi ini bisa berhasil, sementara perusahaan seperti WeWork dan Theranos menjadi contoh dari kegagalan yang dramatis. Bagi banyak startup, pendekatan yang lebih berkelanjutan, dengan fokus pada profitabilitas dan pertumbuhan yang bertahap, mungkin menjadi jalan yang lebih bijaksana untuk sukses jangka panjang.
Baca juga:Belajar Membangun Start-up Dari Drakor Start-up
Referensi
- Carreyrou, J. (2018). Bad Blood: Secrets and Lies in a Silicon Valley Startup. New York: Knopf.
- Campbell, D. (2019, September 28). How WeWork Spiraled from a $47 Billion Valuation to Talk of Bankruptcy in Just 6 Weeks. Business Insider. https://www.businessinsider.com/weworks-nightmare-ipo
- (2024). Amazon.com.au. https://music.amazon.com.au/podcasts/960af6c8-a95c-4bba-b2b6-4016406c6052/episodes/0dd4d99b-d3e2-4139-80d5-980cbe196b9f/the-path-with-ryan-roslansky-uber-ceo-dara-khosrowshahi-on-playing-the-long-game