AkhlaqAqidahMuslim LifestyleOpiniUncategorized

Idul Fitri: Kembali Berbuka dan Menjaga Iman Setelah Ramadhan

Umat Muslim di seluruh dunia sering merayakan Idul Fitri salah satu hari raya terbesar dalam Islam dengan suka cita. Namun di balik kegembiraan penting untuk memahami arti sebenarnya dari Idul Fitri dan bagaimana kita harus bertindak setelah perayaan berakhir. Idul Fitri sebenarnya berarti kembali berbuka setelah sebulan berpuasa bukan kembali suci seperti yang sering disalahartikan. Idul Fitri juga harus menjadi inspirasi untuk mempertahankan dan meningkatkan iman setelah Ramadhan berakhir.

Arti Nama Idul Fitri

Kata Īd(عيد) dan al-Fiṭr(الفطر) adalah asal usul kata Arab Idul Fitri. Fiṭr berasal dari kata faṭara(فطر) yang berarti berbuka atau mengakhiri puasa dan ‘Īd berarti hari raya. Oleh karena itu Idul Fitri secara etimologis berarti hari raya berbuka. Ini merujuk pada momen ketika umat Muslim mengakhiri puasa Ramadhan dan kembali makan dan minum seperti biasa pada siang hari.

Banyak orang percaya bahwa kata Fiṭr dalam Idul Fitri mengacu pada kata fitrah yang berarti suci tetapi makna awalnya lebih terkait dengan aktivitas yang dilakukan setelah berpuasa. Kesalahpahaman ini mungkin berasal dari keyakinan bahwa puasa Ramadhan dapat mengembalikan manusia ke keadaan fitrah dan membersihkan dosa-dosa mereka. Meskipun puasa memiliki nilai spiritual yang tinggi makna awal Idul Fitri tidak secara eksplisit mengacu pada konsep kesuciannya.

Baca juga:Apa yang Harus dilakukan Sebelum dan Sesudah sholat Idul Fitri? 

Idul Fitri dan Nilai Spiritualnya

Meskipun Idul Fitri secara harfiah berarti kembali berbuka itu masih memiliki makna spiritual yang signifikan. Idul Fitri adalah waktu untuk bersyukur atas kemampuan Anda untuk berpuasa selama sebulan. Ramadhan sendiri adalah ibadah yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ meningkatkan ketakwaan dan membersihkan jiwa. Oleh karena itu Idul Fitri juga dianggap sebagai simbol kemenangan spiritual setelah menghadapi ujian menahan hawa nafsu selama bulan Ramadhan.

Idul Fitri juga merupakan waktu yang baik untuk saling berhubungan memaafkan satu )sama lain dan berbagi kebahagiaan. Sangat penting untuk berbagi dengan mereka yang kurang mampu seperti yang ditunjukkan oleh kebiasaan seperti membayar zakat fitrah sebelum shalat Id. Ini menunjukkan bahwa Idul Fitri memiliki makna sosial dan spiritual selain sekadar perayaan fisik.

Idul Fitri adalah Permulaan Bukan Akhir

Setelah menjalani perjalanan spiritual yang panjang selama bulan Ramadhan Idul Fitri sering dianggap sebagai puncak and akhir dari perjalanan. Meskipun demikian Idul Fitri seharusnya dianggap sebagai titik mula untuk melanjutkan kebiasaan baik yang dibangun selama bulan suci Ramadhan.

Ramadhan adalah waktu untuk melakukan latihan keras untuk meningkatkan ibadah, mendisiplinkan diri dan membersihkan hati. Setelah Idul Fitri masalahnya adalah menjaga dan bahkan meningkatkan semua pencapaian tersebut. Dalam Al-Quran Allah ﷻ berfirman:

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).(Surat Al-Hijr: 99).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa ibadah dan ketakwaan harus dilakukan sepanjang hidup bukan hanya selama bulan Ramadhan.

Baca juga:Memaknai Idul Fitri dalam Melakukan Hijrah Finansial 

Menjaga Iman Setelah Ramadhan

Seringkali setelah Ramadhan berakhir ada keinginan untuk kembali ke kebiasaan lama. Misalnya meninggalkan shalat malam, menurunkan jumlah tilawah Al-Quran atau tidak melakukan perbuatan baik. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan iman kita. Untuk memulai kita harus mempertahankan kebiasaan ibadah yang telah kita buat selama bulan Ramadhan. Jika selama Ramadhan kita terbiasa shalat tarawih, tadarus Al-Quran dan berdzikir setelah Ramadhan kita bisa menggantinya dengan shalat sunnah rawatib, tilawah harian atau menghadiri majelis ilmu. Untuk mempertahankan iman Anda harus tetap konsisten dalam ibadah. Kedua kita harus selalu belajar tentang agama dan mengingat Allah ﷻ setiap saat. Iman dapat meningkat dan menurun jadi kita harus terus mengisi hati kita dengan ilmu dan dzikir.

Idul Fitri sebagai Momentum Perubahan

Idul Fitri bisa menjadi inspirasi untuk mengubah hidup Anda. Jika kita berhasil menghindari kebiasaan buruk seperti marah, malas atau boros selama bulan Ramadhan kita harus berkomitmen untuk menghindari kebiasaan tersebut setelah Idul Fitri. Perubahan ini baik untuk dunia dan akhirat sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah ﷺ:

Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. (HR At-Tirmidzi).

Baca juga:Serba-Serbi Persiapan dan Sunnah Sebelum Melaksanakan Sholat Idul Fitri

Kesimpulan

Bagi umat Muslim Idul Fitri adalah suatu peristiwa yang penuh dengan makna dan kegembiraan. Tidak seperti yang sering disalahartikan Idul Fitri secara harfiah berarti kembali berbuka setelah sebulan berpuasa. Idul Fitri juga seharusnya menjadi awal untuk terus meningkatkan iman dan ketakwaan kita. Setelah Ramadhan kita harus mempertahankan kebiasaan baik kita dan terus berusaha menjadi orang yang lebih baik. Oleh karena itu Idul Fitri tidak hanya menjadi waktu yang menyenangkan untuk bersenang-senang tetapi juga menjadi titik tolak untuk mendapatkan ridha Allah ﷻ dalam kehidupan sehari-hari. Karena perjuangan spiritual kita belum berakhir mari kita gunakan Idul Fitri sebagai inspirasi untuk mempertahankan iman dan berbuat baik.

Idul Fitri: Kembali Berbuka dan Menjaga Iman Setelah Ramadhan
Idul Fitri: Kembali Berbuka dan Menjaga Iman Setelah Ramadhan

Yuk Investasi Halal di Nabitu.

Referensi

Devin Halim Wijaya

Master student in IIUM (Institute of Islamic Banking and Finance) | Noor-Ummatic Scholarship Awardee

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button