Manfaat AI dalam Investasi Syariah
Dalam era teknologi yang berkembang pesat, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) semakin merambah berbagai bidang, termasuk investasi syariah. Penggunaan teknologi AI dalam investasi berbasis syariah mendapat perhatian besar karena dapat mendorong efisiensi, akurasi, serta mematuhi prinsip keuangan Islam. Artikel ini membahas bagaimana penggunaan AI seperti Algorithmic Trading, Stock Pick, dan Robo Islamic Advisor dalam praktik investasi syariah.
1. Algorithmic Trading
Algorithmic Trading (AT), atau perdagangan berbasis algoritma, adalah teknologi AI yang memungkinkan investor melakukan transaksi otomatis menggunakan algoritma khusus. AT mengurangi risiko kesalahan manusia dan mengoptimalkan efisiensi perdagangan, terutama dalam investasi syariah yang mengutamakan akurasi dan prinsip kehati-hatian.
Salah satu alasan utama mengapa trading algoritmik semakin populer adalah karena kelebihannya dibandingkan trading manual. Trading algoritmik menawarkan beberapa keuntungan dalam hal akurasi, kecepatan, dan pengurangan biaya. Teknologi ini membantu perusahaan investasi memindai data pasar, menganalisis pergerakan harga, dan mengeksekusi transaksi secara cepat. Dalam investasi syariah, AT menawarkan keunggulan dengan menghilangkan keterlibatan emosi dalam perdagangan, sehingga keputusan didasarkan sepenuhnya pada data objektif.
Beberapa perusahaan telah berhasil menggunakan trading algoritmik. Sentient Investments, sebuah perusahaan investasi, menggunakan AI dalam bentuk machine learning (trading algoritmik) untuk mengembangkan strategi investasi dan trading kuantitatif yang tepat. Selain itu, trading algoritmik adalah bentuk AI terbaru yang dilengkapi dengan deep learning dan pengenalan gambar untuk memindai seluruh informasi yang tersedia dan mencoba menyusun strategi investasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi. Perusahaan seperti UBS dan ING yang berbasis di Belanda memiliki sistem AI yang memantau pasar untuk menemukan peluang investasi yang belum dieksplorasi, lalu memberikan informasi tersebut kepada sistem trading algoritmik mereka.
2. Stock Pick
Stock Pick adalah metode AI yang mendukung investor dalam memilih saham yang tepat berdasarkan analisis pergerakan harga saham saat ini dan data pasar lainnya. Teknologi ini sangat penting dalam investasi syariah, di mana investor membutuhkan panduan dalam menentukan saham mana yang sesuai dengan prinsip investasi syariah.
Stock Pick memungkinkan investor untuk mengetahui waktu yang optimal dalam melakukan investasi dengan mempertimbangkan tren pasar dan pola pergerakan saham. Hal ini penting karena prinsip investasi syariah mengedepankan kehati-hatian dan menghindari investasi yang berbasis spekulasi.
Pada praktiknya seperti penggunaan teknologi jaringan netral (AI) yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan rintisan asal California (Maxsys) akan digunakan oleh perusahaan yang berbasis di Malaysia untuk membangun portofolio investasi yang terdiri dari 20-50 saham dari daftar saham yang sesuai dengan prinsip syariah pada Indeks S&P 500. Indeks ini didasarkan pada 125 komponen saham yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Algoritma pembelajaran mesin (MLA) akan memproses jutaan titik data dari aliran data baru yang diperoleh, volume saham, dan data pasar lainnya untuk menghasilkan rekomendasi saham.
3. Robo Islamic Advisor (RIA)
Robo Islamic Advisor (RIA) adalah platform investasi otomatis berbasis syariah pertama di dunia yang diperkenalkan kepada pelanggan. RIA bertujuan untuk menyediakan akses manajemen portofolio halal bagi 2 miliar Muslim di seluruh dunia. Selain itu, RIA juga dianggap sebagai platform investasi etis otomatis pertama di dunia.
Wahed Invest, sebagai perusahaan investasi yang mendukung platform ini, menawarkan investasi awal dengan minimum lebih rendah, yaitu USD 7.500 sebagai permulaan. Perusahaan ini mengklaim sebagai Robo Advisor global pertama yang layanannya dapat diakses oleh kelompok demografi berpenghasilan rendah. Awalnya, Wahed Invest hanya tersedia di Amerika Serikat; namun, pada tahun 2017, mereka memperluas jangkauan bisnisnya ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Kemudian, dua bulan setelah peluncuran Robo Advisor Islam pertama di dunia, perusahaan lain yang berbasis di Kuala Lumpur, yaitu Farringdon Group, meluncurkan Robo Advisor Syariah pertama di Asia (Global Islamic Finance Report, 2017). Alat daring ini, yang disebut Algebra, akan menyediakan saran manajemen portofolio otomatis dan dapat diakses oleh investor dari berbagai negara dengan investasi minimum USD 200 per bulan.
Dalam hal ini, klien diberikan pilihan untuk memilih dana dari Islamic Master Select Portfolio milik Algebra. Dengan adanya berbagai inovasi ini, terlihat bahwa RIA memiliki peran penting dalam dunia investasi Islam, karena platform ini akan membantu investor melakukan investasi melalui platform yang sesuai dengan prinsip syariah.
Baca juga: 9 Karakteristik Marketing Syariah
Kesimpulan
Pemanfaatan teknologi AI dalam investasi syariah tidak hanya membantu meningkatkan efisiensi, tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam. Dengan adanya teknologi AI seperti Algorithmic Trading, Stock Pick, dan Robo Islamic Advisor, investor dapat menikmati keuntungan yang lebih optimal tanpa harus melanggar nilai-nilai keuangan Islam. Di masa depan, pemanfaatan AI dalam investasi syariah diharapkan semakin berkembang, memberikan peluang yang lebih besar bagi investor untuk berpartisipasi dalam pasar syariah dengan aman dan terjangkau.
Referensi:
Gazali, H. M., Jumadi, J., Ramlan, R., Rahmat, N. A., Nor, S., Uzair, H. M., & Mohid, A. N. (2020). Application of Artificial Intelligence (AI) in Islamic Investments. Journal of Islamic Finance (JIF), 9(2), 70–78.
BINUS University. (2023, September 6). Artificial intelligence dan keuangan. Sistem Informasi Binus. Retrieved from https://sis.binus.ac.id/2023/09/06/artificial-intelligence-dan-keuangan/
Wahed Invest. (2017). The halal investing guide. Retrieved October 4, 2019, from
https://journal.wahedinvest.com/the-halal-investing-guide/
Wang, P. (2014). What do you mean by “Artificial Intelligence”? Frontiers in Artificial Intelligence and
Applications, 171(1), 362–373