AkhlaqOpiniUncategorized

Bagaimana Sikap Muslim di Tengah Kekacauan?

Fitnah, kekacauan sosial dan masa kebingungan adalah bagian dari penderitaan yang telah dialami oleh manusia sepanjang sejarahnya. Islam mengatakan bahwa situasi ini tidak baru. Rasulullah ﷺ telah mengingatkan umatnya tentang datangnya masa fitnah ketika kebenaran dan kebatilan bercampur dan manusia mudah terpengaruh oleh nafsu dan kepentingan duniawi sebagaimana disebutkan dalam hadits Riwayat Abu Hurairah radhiyallahu anhu berikut:

“Zaman akan semakin dekat, dicabutnya ilmu, akan timbul fitnah-fitnah, dimasukkan (ke dalam hati) sifat kikir dan akan banyak al harj”, mereka (para shahabat) bertanya: “Apakah al harj,wahai Rasulullah?”, beliau menjawab: “Pembunuhan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah ﷻ berfirman:
“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 155).

Ayat ini mengingatkan bahwa setiap bentuk kekacauan adalah ujian. Reaksi seorang Muslim terhadap hal ini menentukan nilai iman mereka. Apakah ia terus mengikuti petunjuk Allah ﷻ dan Rasul-Nya atau terjerumus ke dalam amarah, kezaliman dan perbuatan dosa?

Baca juga: Bekerja Keras bagi Seorang Muslim

Menjaga Baik Hati maupun Akal di Masa Fitnah

Orang sering kehilangan kendali karena kekacauan. Emosi meningkat, berita buruk beredar dan provokasi meningkat. Dalam keadaan seperti ini penting untuk berpikir rasional dan menghindari tindakan emosional . Muslim diperintahkan untuk menghindari terlalu terburu-buru dalam menyikapi informasi atau situasi terutama jika hal itu dapat menyebabkan konflik. Allah ﷻ mengingatkan:


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS. Al-Hujurat: 6).

Hadits ini memberikan pedoman penting: jangan terprovokasi dengan cepat. Sikap terburu-buru hanya akan menyebabkan penyesalan. Oleh karena itu seorang Muslim harus tetap tenang, mengutamakan tabayyun (klarifikasi) dan menghindari menyebarkan informasi yang dapat memperburuk situasi.

Baca juga: Bagi Pemula Jangan Gegabah Ambil Langkah untuk Investasi

Menahan diri dari Kezaliman dan Perbuatan Haram

Kekacauan sering mengarah pada tindakan yang merugikan seperti penjarahan, pencurian atau kekerasan. Ada beberapa orang yang percaya bahwa ketika ada kekacauan, aturan menjadi tidak ketat. Namun agama Islam tidak mengenal pengecualian untuk keharaman. Menjarah dan mencuri masih merupakan dosa besar. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak halal harta seorang Muslim diambil tanpa kerelaan darinya” (Narrated by Abu Dawud and Daruquthni, authenticated by Sheikh al-Albani in Sahih al-Jami’ no. 7662).

Artinya ketidakpastian bukanlah alasan untuk mengambil hak orang lain. Bahkan dalam peperangan agama Islam melarang mengambil harta tanpa aturan yang jelas. Selain itu tidak dibenarkan bagi orang Islam untuk membalas keburukan dengan keburukan. Kekacauan justru menuntut kita untuk berdoa lebih banyak, membantu sesama dengan cara yang benar dan menghindari kejahatan.

Baca juga: Memakan yang Haram dan Pengaruhnya terhadap Kebebasan Finansial

Menjaga Kesabaran dan Persaudaraan

Di tengah kekacauan, sikap utama seorang Muslim adalah sabar. Kesabaran adalah kemampuan untuk tetap mengikuti panduan syariat, menahan diri dari dosa dan berusaha untuk memperbaiki keadaan. Umat Islam harus menjaga satu sama lain dalam masa sulit bukan mencederakan satu sama lain. Bersandar pada doa dan ibadah juga merupakan bagian dari kesabaran. Dalam situasi di mana banyak orang sibuk dengan kemarahan, seorang Muslim justru memperbanyak dzikir dan doanya. Kesulitan dunia justru memperkuat akhirat banyak orang. Akibatnya ia tetap teguh meskipun dihadapkan pada badai fitnah.

Baca juga: Faedah Dzikir Pagi dan Petang dalam Islam

Kesimpulan

Kekacauan adalah realitas yang tidak bisa dihindari, tetapi sikap seorang Muslim dalam menghadapinya menjadi pembeda. Islam mengajarkan umatnya untuk sabar, mempertahankan akal sehat menghindari kezaliman dan memperkuat solidaritas. Jika itu terjadi, fitnah dan kekacauan justru memperkuat iman daripada menjatuhkan.

Allah ﷻ berfirman:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran: 103).

Ayat ini sangat penting karena hanya dengan kembali pada agama Allah ﷻ, umat Islam dapat tetap teguh di tengah-tengah zaman yang penuh dengan ketidakpastian.

Daftar Pustaka

Annaylah. (2011, April 8). Sikap Muslim menghadapi fitnah dan kekacauan. Wordpress. https://annaylah.wordpress.com/2011/04/08/sikap-muslim-menghadapi-fitnah-dan-kekacauan/

Iberdakwah. (2019, Mei). Sikap Muslim menghadapi fitnah dan kekacauan. Blogspot. https://iberdakwah.blogspot.com/2019/05/sikap-muslim-menghadapi-fitnah-dan-kekacauan.html

Muslim.or.id. (n.d.). Di tengah era fitnah dan kelalaian. https://muslim.or.id/6358-di-tengah-era-fitnah-dan-kelalaian.html

NU Online. (n.d.). Keutamaan sikap waras dan eling umat Islam di tengah zaman edan. https://nu.or.id/tasawuf-akhlak/keutamaan-sikap-waras-dan-eling-umat-islam-di-tengah-zaman-edan-PYzB7

Senyummandiri.org. (n.d.). Apa hukum menjarah saat rusuh? Islam menghukuminya dosa pencurian. https://senyummandiri.org/apa-hukum-menjarah-saat-rusuh-islam-menghukuminya-dosa-pencurian/

Departemen Agama RI. (2010). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.

Al-Bukhari, M. I. (2002). Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar Ibn Katsir.

Muslim, I. H. (2000). Shahih Muslim. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi.

Ahmad ibn Hanbal. (1995). Musnad Ahmad. Beirut: Al-Resalah.

Bagaimana Sikap Muslim di Tengah Kekacauan?
Bagaimana Sikap Muslim di Tengah Kekacauan?

Yuk Mulai Investasi Halal di Nabitu.

Devin Halim Wijaya

Master student in IIUM (Institute of Islamic Banking and Finance) | Noor-Ummatic Scholarship Awardee

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button