Konsep Diam dan Keuntungannya dalam Islam
Diam memiliki kedudukan penting dalam ajaran Islam. Ia mencerminkan kebijaksanaan, pengendalian diri, dan kepatuhan kepada perintah Allah Ta’ala serta sunnah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Islam menganjurkan umatnya untuk berbicara hanya jika ucapan itu membawa manfaat, dan sering kali diam lebih baik daripada berbicara yang tidak bermanfaat.
Nilai Diam dalam Al-Qur’an dan Hadis
Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
(QS. Al-Ahzab: 70)
Ayat ini menekankan pentingnya memilih kata-kata yang baik dan bermanfaat dalam berbicara. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari, no. 6475; Muslim, no. 47)
Hadis ini menekankan bahwa berbicara tanpa kebaikan tidak hanya tidak diperlukan, tetapi dapat menjadi penyebab dosa dan kerugian.
Baca juga:Akhlaqul Karimah, Apa Tolak Ukurnya?
Keutamaan Diam
Melindungi dari Dosa Lisan
Ucapan yang tidak dijaga dapat menyebabkan dosa besar, seperti ghibah (menggunjing), fitnah, atau berbohong. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
“Bukankah manusia diseret ke neraka karena hasil ucapan lisannya?”
(HR. Tirmidzi, no. 2616).
Dengan memilih diam, seseorang melindungi dirinya dari dosa dan menjaga kehormatannya serta orang lain.
Meningkatkan Kebijaksanaan dan Pengendalian Diri
Diam memberi ruang bagi seseorang untuk merenung dan memahami situasi sebelum berbicara. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْبَلِيغَ مِنَ الرِّجَالِ الَّذِي يَتَخَلَّلُ بِلِسَانِهِ كَمَا تَتَخَلَّلُ الْبَقَرَةُ
“Sesungguhnya Allah membenci orang yang banyak berbicara, memperindah ucapannya, dan berbicara tanpa manfaat seperti sapi yang memamah biak.”
(HR. Abu Dawud, no. 5005; dishahihkan oleh Al-Albani).
Hadis ini menegaskan bahwa berbicara tanpa tujuan hanya menunjukkan ketidakmatangan dalam karakter.
Menjadi Sumber Kedamaian dan Harmoni
Dalam konflik, diam dapat meredam ketegangan dan mencegah situasi menjadi lebih buruk. Allah Ta’ala berfirman:
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.”
(QS. Al-Baqarah: 83).
Ini menegaskan bahwa berbicara dengan baik atau memilih untuk diam adalah langkah bijaksana untuk menjaga hubungan antarindividu.
Diam sebagai Tindakan Spiritual
Diam adalah sarana untuk memperkuat hubungan dengan Allah Ta’ala. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ تَقْسُو الْقَلْبَ
“Janganlah kalian terlalu banyak berbicara tanpa mengingat Allah, karena banyak bicara tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hati.”
(HR. Tirmidzi, no. 2411; dinilai hasan oleh Al-Albani)
Dalam keheningan, seseorang lebih mampu berzikir, introspeksi, dan memperbaiki dirinya.
Baca juga:Rasulullah ﷺ sebagai Teladan Pendidikan Karakter
Kapan Berbicara Diperlukan?
Islam juga mengajarkan pentingnya berbicara dalam situasi tertentu. Sebagai contoh, Al-Qur’an menyebutkan:
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ
“Tidak ada kebaikan pada banyak bisikan mereka, kecuali bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) untuk bersedekah, berbuat kebaikan, atau mendamaikan manusia.”
(QS. An-Nisa: 114)
Ucapan yang mengajak kepada kebaikan, memberikan nasihat, atau mendamaikan orang lain bukan hanya diperbolehkan tetapi sangat dianjurkan.
Kesimpulan
Diam adalah salah satu ciri orang bijaksana dan beriman. Dengan menjaga lisan, seorang Muslim tidak hanya melindungi dirinya dari dosa, tetapi juga menciptakan kedamaian dalam masyarakat dan memperkuat hubungan dengan Allah Ta’ala. Diam sering kali lebih baik daripada berbicara, kecuali jika ucapan tersebut membawa manfaat dan kebaikan.harga daripada berbicara, tetapi ketika berbicara diperlukan, itu haruslah bermakna dan bermanfaat.
Baca juga:Ridha Allah SWT dan Manusia
Daftar Pustaka
- QuranExplorer. Stay Silent or Talk Meaningful Words. Diakses dari https://www.quranexplorer.com/blog/Understand-the-Quran/Stay_Silent_or_Talk_Meaningful_words
- DalamIslam.com. Keutamaan Diam dalam Islam. Diakses dari https://dalamislam.com/akhlaq/keutamaan-diam-dalam-islam#google_vignette
- Rumaysho.com. Diam itu Emas. Diakses dari https://rumaysho.com/1738-diam-itu-emas.html
- NU Online. Keutamaan Diam dan Menjaga Lisan Menurut Islam. Diakses dari https://nu.or.id/tasawuf-akhlak/keutamaan-diam-dan-menjaga-lisan-menurut-islam-fOUru