Dalam beberapa kali kesempatan, Nabi Muhammad ﷺ mengingatkan tentang perlunya kompetensi penguasaan terhadap diri sendiri.
Misalnya, ketika pulang dari Perang Badar Al-Kubra, beliau berkata kepada para shahabat, “Kita pulang dari perang yang lebih kecil menuju perang yang lebih besar.” Para sahabat saling berpandangan bertanya-tanya,bukankah perang yang baru dilalui adalah suatu perang yang besar?
Salah seorang sahabat lalu bertanya, “Apa perang yang lebih besar dari itu, wahai Rasulullah?”
Jawab beliau ﷺ, “Perang melawan hawa nafsu” [1]
Perang melawan hawa nafsu merupakan peperangan melawan diri sendiri. Artinya, peperangan yang paling besar adalah peperangan melawan keinginan dan gejolak di dalam diri.
Self leadership pada intinya adalah kemampuan diri untuk mengendalikan hawa nafsu.
Jika kita sudah dikuasai oleh nafsu, maka tidak ada yang dapat mengendalikannya selain diri kita sendiri. Kesuksesan hidup yang kita jalani tergantung pada kemampuan kita dalam mengendalikan nafsu. [2]
Self Leadership dan Self Discipline
Self leadership merupakan dasar dari segala bentuk kepemimpinan. Self leadership yang
berarti juga self discipline (menegakkan disiplin atas diri sendiri) merupakan aktivitas yang paling berat karena berkaitan dengan diri sendiri dan tidak melibatkan orang lain.
Lain halnya dengan kepemimpinan organisasi atau team, di mana kita akan mendapat koreksi dari orang lain jika berbuat salah.
Di samping itu, dalam memimpin diri sendiri, kita sering sekali melakukan self-excuse (ngeles) kalau berbuat salah dan jarang melakukan self-punishment (menghukum diri sendiri).
Ketika kita memimpin orang lain, kita akan lebih mudah memberikan sanksi kepada bawahan kalau ia melakukan suatu kesalahan. Tetapi pernahkah kita menghukum diri sendiri ketika melakukan suatu kesalahan? Biasanya kita lebih cenderung memaafkan diri sendiri.
Self Leadership dan Kepemimpinan Organisasional
“Jika Anda tidak dapat memimpin diri Anda dengan baik, maka oranglain yang akan melakukannya.” tutur Jagdish Parikh salah seorang alumni Harvard Business School dan penulis buku Managing Your Self (1991).
Jika seseorang tidak mampu memimpin dirinya dengan baik, maka ia tidak akan dapat memimpin orang lain dengan efektif.
Salah satu manfaat dari self leadership yang efektif adalah munculnya keberanian (courage) dalam arti luas, yang berarti berani untuk memiliki mimpi yang besar dan berani untuk melangkah dan berani untuk menghadapi segala resiko yang akan menghadang. Salah satu rahasia munculnya courage adalah dengan mengelola dinamika batin (inner dynamics) serta meredam rasa takut kalah atau kehilangan. [2]
Self Leadership dan Nabi Muhammad ﷺ
Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah takut dan gentar meskipun kadang bahaya mengancam. Ketika terjebak di dalam Gua Tsur dalam perjalanan hijrah ke Madinah, beliau tetap bersikap tenang dan menenangkan sahabatnya. “Jangan bersedih hati. Allah bersama kita.” [3]
Demikian pula ketika mengirim utusan ke beberapa penguasa di sekitar Jazirah Arab, beliau tidak gentar terhadap kemungkinan para penguasa tersebut akan marah dan mengirimkan pasukan ke madinah. Terbukti kemudian, misi tersebut berhasil dan eksistensi Madinah mulai mendapat tempat di percaturan politik Timur Tengah.
Nah sahabat, begitulah beberapa hal tentang self-leadership yang kami ambil dari buku Dr. M. Syafi’i Antonio.
Hal ini sangat penting bagi kesuksesan diri, keluarga, dan organisasi kita.
Maukah kita terus berintrospeksi dan melatih kemampuan ini dalam setiap aspek kehidupan kita?