Uncategorized

Menghindari Utang Konsumtif di Era Modern

Iklan di media sosial, kemudahan cicilan online dan gaya hidup serba instan adalah beberapa contoh keinginan untuk konsumtif di era modern. Ada banyak orang yang terjebak dalam pola pengeluaran yang tidak terkendali di mana keinginan seringkali lebih penting daripada kebutuhan. Salah satu efeknya adalah meningkatnya utang konsumtif—utang yang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang tidak menghasilkan nilai ekonomi dalam jangka panjang. Di awal utang jenis ini mungkin tampak kecil tetapi akhirnya dapat menjadi masalah besar yang mengganggu stabilitas pikiran dan keuangan Anda. Dalam surah Al-Isra’ ayat 26–27 Allah ﷻ berfirman: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”  Ayat ini menegaskan bahwa hidup yang boros bukan hanya salah dalam manajemen keuangan tetapi juga salah dalam hal moral.

Baca juga: Larangan Gaya Hidup Boros dalam Islam

Kerugian yang disebabkan oleh Utang Konsumtif

Salah satu bahaya utama dari utang konsumtif adalah sifatnya yang tidak produktif. Menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang yang tidak perlu hanya akan menambah beban Anda tanpa menghasilkan uang tambahan. Pembelian perangkat terbaru pakaian mewah atau liburan mewah dengan pinjaman adalah contoh paling umum. Pembayaran dicicil sering membuat orang merasa mampu tetapi bunga dan biaya tambahan membuat harga barang jauh lebih mahal. Pola ini menyebabkan siklus utang yang sulit diputuskan dalam jangka panjang. Oleh karena itu bukan hanya dana darurat yang habis tetapi juga rencana jangka panjang seperti investasi mendidik anak dan merencanakan pensiun semuanya terganggu. Bahkan utang sering kali menjadi sumber stres rumah tangga konflik pasangan dan masalah kesehatan mental.

Baca juga: Cek Lagi! Hutangmu Membawa Kebaikan atau Masalah?

Metode untuk Menghindari Utang Konsumtif

Menghindari utang konsumtif bukanlah perkara mudah terutama karena kita hidup dalam budaya yang sangat konsumtif yang terus-menerus mendorong kita untuk membeli lebih banyak lagi. Tetapi itu tidak berarti tidak mungkin. Menyusun anggaran bulanan yang realistis dan menetapkan aturan untuk menjalankannya adalah langkah pertama yang paling penting. Jika kita tidak memiliki anggaran yang jelas kita cenderung membelanjakan uang hanya karena emosi atau keinginan sesaat. Seseorang akan lebih sadar tentang kebiasaan finansialnya dan dapat mengontrol pengeluaran yang tidak perlu dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Sangat penting untuk membedakan antara apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan. Membeli sesuatu tidak selalu berarti salah namun membeli barang yang tidak dibutuhkan dengan uang yang tidak dimiliki merupakan awal dari masalah keuangan yang serius. Salah satu cara utama untuk menghindari utang konsumtif adalah mengubah cara Anda melihat uang: dari alat untuk memenuhi keinginan Anda menjadi alat untuk membangun masa depan.

Mengurangi atau bahkan menghindari menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan sehari-hari adalah langkah lain yang sangat disarankan. Karena kita hanya membelanjakan apa yang kita miliki membayar dengan uang tunai atau kartu debit akan jauh lebih aman. Strategi pengelolaan utang harus segera diterapkan jika Anda memiliki utang konsumtif. Misalnya fokuskan pada melunasi utang dengan biaya tinggi terlebih dahulu, bernegosiasi dengan pemberi hutang untuk cicilan ulang atau mencari lebih banyak uang untuk mempercepat pelunasan. Sebaliknya sangat penting untuk membuat rencana pengeluaran darurat selama setidaknya tiga hingga enam bulan. Dalam situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi medis darurat dana darurat ini akan sangat membantu.

Baca juga: Manajemen Keuangan Saat Finansial Belum Stabil 

Mengapa Menghindari Utang Konsumtif Sangat Penting?

Dalam surah Al-Furqan ayat 67 Allah ﷻ berfirman: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”. Ayat ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan keuangan: tidak boros tetapi tidak pelit. Jadilah bijak sadar dan proporsional dalam pengeluaran Anda untuk menghindari utang konsumtif. Langkah pertama menuju kemandirian keuangan adalah menghindari utang konsumtif. Mengutamakan kebutuhan daripada keinginan menabung dan berinvestasi sejak dini dan mengelola uang secara bijak adalah cara untuk membangun masa depan yang lebih aman dan terhindar dari tekanan ekonomi. Kekuasaan dan kebebasan terkait dengan uang. Selain itu mereka yang tidak terjerat utang konsumtif dapat menikmati hasil pekerjaan mereka tanpa khawatir tentang undang-undang yang akan keluar pada akhir bulan.

Baca juga: “Yamna’uunal Maa’uun”: Celaka Mereka yang Pelit

Menghindari Utang Konsumtif di Era Modern
Menghindari Utang Konsumtif di Era Modern

Yuk Mulai Investasi Halal di Nabitu.

Referensi

Devin Halim Wijaya

Master student in IIUM (Institute of Islamic Banking and Finance) | Noor-Ummatic Scholarship Awardee

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button