OpiniRamadanUncategorized

Ibadah Maksimal: Bermalam di Masjid Saat Ramadhan

Ramadhan itu spesial, bukan hanya karena puasa di siang hari, tapi juga karena ada momen-momen berharga di malam harinya. Salah satu amalan yang sering dilakukan di bulan penuh rahmat ini adalah bermalam di masjid saat Ramadhan untuk beri’tikaf. Nah, apakah i’tikaf harus dilakukan selama sepuluh hari penuh? Bagaimana kalau hanya bisa beberapa malam saja? Yuk, kita kupas tuntas!

Bermalam di Masjid Saat Ramadhan, Amalan Sunnah yang Dicontohkan Nabi ﷺ

I’tikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan menetap di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Ini adalah kebiasaan Rasulullah ﷺ, terutama pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Dari ayat ini jelas bahwa i’tikaf dilakukan di dalam masjid, bukan di rumah atau tempat lain. Dan kalau kita menelusuri hadits-hadits shahih, ternyata Nabi ﷺ setiap tahunnya rutin beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Bahwa Nabi ﷺ selalu beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan hingga beliau wafat, lalu istri-istri beliau pun beri’tikaf setelahnya.” (HR. Bukhari no. 2026, Muslim no. 1172)

Baca juga: 6 Tips Tetap Produktif Selama Ramadhan

I’tikaf Itu Harus Sepuluh Hari Penuh?

Nggak harus, kok! Mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak ada batasan minimal untuk i’tikaf. Bahkan, sekadar duduk sebentar di masjid dengan niat i’tikaf pun sudah bisa mendapatkan pahala.

Imam Nawawi berkata:

“Menurut madzhab kami (Syafi’iyah), waktu minimal i’tikaf adalah sesaat (لحظة) di masjid.” (Al-Majmu’, 6/514)

Jadi, kalau kamu nggak bisa full sepuluh hari, kamu tetap bisa bermalam di masjid saat Ramadhan, meskipun hanya satu malam, atau bahkan beberapa jam saja di sela-sela kesibukan kerja.

Baca juga: Tips untuk I’tikaf Produktif di Akhir Ramadhan

Bolehkah I’tikaf Hanya di Malam Hari?

Tentu saja boleh! Jika kamu punya pekerjaan di siang hari, kamu masih bisa menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan bermalam di masjid saat Ramadhan.

Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, beliau pernah bertanya kepada Nabi ﷺ:

يا رَسُولَ اللَّهِ إنِّي نَذَرْتُ في الجَاهِلِيَّةِ أنْ أعْتَكِفَ لَيْلَةً في المَسْجِدِ الحَرَامِ، قالَ: أَوْفِ بِنَذْرِكَ

“Wahai Rasulullah, aku bernadzar di masa jahiliyah untuk beri’tikaf satu malam di Masjidil Haram.” Maka beliau ﷺ bersabda, “Tunaikanlah nadzarmu.” (HR. Bukhari no. 2032)

Hadits ini menunjukkan bahwa i’tikaf pada malam hari tetap dianggap sah, meskipun tidak dilakukan sepanjang hari.

Bayangkan, setelah shalat Tarawih, kamu bisa memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan merenungi hidup di dalam masjid. Lalu, setelah Subuh, kamu bisa kembali bekerja seperti biasa. Fleksibel, kan?

Baca juga: Bersyukur: Salah Satu Sebab Ditambahnya Nikmat

Hal yang Membatalkan I’tikaf

Biar nggak salah paham, ada beberapa hal yang bisa membatalkan i’tikaf, di antaranya:

  1. Keluar dari masjid tanpa alasan yang dibenarkan
  2. Berhubungan suami istri
  3. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan tujuan i’tikaf

Sedangkan makan, minum, dan tidur di masjid bukan masalah. Bahkan, Nabi ﷺ dan para sahabat juga melakukannya.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا اعْتَكَفَ يُدْنَى إِلَيْهِ رَأْسُهُ فَيُرَجِّلُهُ وَكَانَ لَا يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلَّا لِحَاجَةٍ إِذَا كَانَ مُعْتَكِفًا

“Nabi ﷺ ketika beri’tikaf, beliau mendekatkan kepalanya kepada Aisyah untuk disisir. Dan beliau tidak masuk ke rumah kecuali untuk keperluan yang mendesak.” (HR. Bukhari no. 2029 dan Muslim no. 2974)

Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun beri’tikaf, Nabi ﷺ tetap melakukan hal-hal yang menjadi kebutuhan, seperti merapikan rambut. Ini menegaskan bahwa makan, minum, dan tidur di masjid tetap diperbolehkan selama dalam batas yang wajar.

Baca juga: Misteri 10 Hari Terakhir Ramadhan dan Keutamaannya!

Apa yang Sebaiknya Dilakukan Selama I’tikaf?

Selama bermalam di masjid saat Ramadhan, isi waktumu dengan amalan yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Beberapa ibadah yang bisa dilakukan:

  • Shalat malam (qiyamul lail), terutama di sepertiga malam terakhir.
  • Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an.
  • Dzikir dan doa, termasuk memperbanyak istighfar.
  • Merenungkan hidup dan memperbaiki diri.

Tujuan utama i’tikaf adalah memperbaiki hubungan kita dengan Allah ﷻ. Jadi, jangan sampai waktunya terbuang sia-sia dengan ngobrol hal-hal yang kurang bermanfaat.

Khatimah

Bermalam di masjid saat Ramadhan bukan cuma buat mereka yang punya banyak waktu luang. Meskipun sibuk, kamu tetap bisa menyisihkan waktu untuk i’tikaf, meskipun hanya satu malam atau beberapa jam. Yang penting adalah niat dan usaha kita untuk lebih dekat kepada Allah ﷻ.

Jadi, siap untuk menjemput malam-malam penuh berkah dengan bermalam di masjid saat Ramadhan?

Meraih Malam Lailatul Qadar Tanpa I’tikaf, Bisa?
Meraih Malam Lailatul Qadar Tanpa I’tikaf, Bisa?

Yuk Investasi Halal di Nabitu.

Referensi

Al-Qur’an Al-Karim https://tafsirweb.com
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari. Diakses dari https://www.hadits.id/hadits/bukhari
Muslim, Abu al-Husain. Shahih Muslim. Diakses dari https://www.hadits.id/hadits/muslim.
Imam Nawawi dalam Al-Majmu’, 6/514 tentang batasan minimal i’tikaf

Redha Sindarotama

Quranic Reciter living in Yogyakarta. Actively teaching and spreading the beauty of Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button