Akad RIbawi

Satu Dirham Riba Tetaplah Dosa Riba

Setiap muslimin haruslah memahami dengan baik berkaitan tentang riba. Apalagi seorang pebisnis ataupun pedagang yang begitu erat kaitannya dengan hal tersebut. Sehingga mereka haruslah memahami hakekat riba sebelum menjalankan aktivitasnya, agar tidak terjerumus kedalam dosa riba. Terlebih lagi di akhir zaman sekarang ini, praktek riba tersebar di mana-mana, baik dalam ruang lingkup masyarakat yang kecil semacam dalam arisan warga, dalam bisnis yang ramai seperti marketplace online yang hampir semua orang punya aplikasinya, hingga tataran negara yaitu dalam praktek perbankan, lembaga perkreditan, bahkan dalam sebuah kebijakan. Padahal sekecil apapun nilainya bahkan satu dirham pun jika itu adalah riba tetaplah terkena dosa riba. Sebagaimana sabda Nabi ļ·ŗ,

ŲÆŲ±Ł‡Ł… Ų±ŲØŲ§ ŁŠŲ£ŁƒŁ„Ł‡ Ų§Ł„Ų±Ų¬Ł„ ŁˆŁ‡Łˆ ŁŠŲ¹Ł„Ł… Ų£Ų“ŲÆŁŁ‘ Ł…Ł† Ų³ŲŖŁŁ‘ ŁˆŲ«Ł„Ų§Ų«ŁŠŁ† Ų²Ł†ŁŠŲ©

Satu dirham riba yang dimakan seseorang sedang dia tahu, lebih berat dosanya daripada 36 kali berzina. (HR Ahmad).Ā 

Pertanyaanya adalah, apakah mungkin kaum muslimin tidak mengetahui hakikat dan bentuk riba? Atau mungkin pula mereka tidak mengetahui hukumnya? 

Oleh karena itu menjadi sangatlah penting kita sampaikan pengajaran terkait riba serta bahayanya meski dalam ranah parsial, sebelum kemudian solusi sistemik nantinya mampu kita capai sesuai dengan jalan kenabian.

Tentu meski kita jawab dengan tepat pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

Pertama, apa yang Dimaksud dengan Riba?

ā€œRiba menurut istilah syariah yang dinukil dari Abdul Aziz al-Khayyath di dalam kitab Asy-Syarikat fi Asy-Syariā€™ah Al-Islamiyyah wa Al-Qanun Al-Wadhā€™i, 2/168 adalah,

Ų§Ł„Ų±ŲØŲ§ Ł‡Łˆ ŁƒŁ„ Ų²ŁŠŲ§ŲÆŲ© Ł„Ų£Ų­ŲÆ Ų§Ł„Ł…ŲŖŲ¹Ų§Ł‚ŲÆŁŠŁ† ŁŁŠ Ų¹Ł‚ŲÆ Ų§Ł„Ł…Ų¹Ų§ŁˆŲ¶Ų© Ł…Ł† ŲŗŁŠŲ± Ł…Ł‚Ų§ŲØŁ„ Ų£Łˆ Ł‡Łˆ Ų§Ł„Ų²ŁŠŲ§ŲÆŲ© ŁŁŠ Ł…Ł‚Ų§ŲØŁ„ Ų§Ł„Ų£Ų¬Ł„

“Riba adalah setiap tambahan bagi satu pihak dari dua pihak yang berakad dalam akad pertukaran (jual beli) tanpa pengganti, atau riba adalah tambahanĀ  sebagai pengganti dari waktu (tempo).”

Definisi riba tersebut sebenarnya gabungan dari dua definisi riba. ā€œPertama, riba fadhl atau disebut juga dengan riba al buyuuā€™ (riba dalam jual beli)”. Contohnya, kelebihan yang terjadi ketika terjadi pertukaran uang rupiah dengan uang rupiah yang tidak senilai, misal Rp100.000 satu lembar ditukar Rp5.000 sebanyak 18 lembar (total jadi hanya Rp. 90.000).Ā 

Kedua, riba nasi`ah atau disebut riba ad duyuun (riba dalam utang piutang). Contohnya bunga bank. Baik bunga (tambahan dari utang) yang sedikit (misal 0,5 persen) maupun besar (misal 25 persen).

Kedua, Apa Hukum Riba?

Seperti yang kita ketahui bersama dan ini bukanlah suatu hal yang asing lagi bahwa riba adalah sesuatu yang diharamkan dalam syariā€™at Islam. Ibnu Qudamah mengatakan.

ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ł…ŁŒ ŲØŁŲ§Ł„Ł’ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁ ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³ŁŁ‘Ł†ŁŽŁ‘Ų©Ł ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ§Ų¹Ł

ā€œRiba itu diharamkan berdasarkan dalil Al Qurā€™an, As Sunnah, dan Ijmaā€™ (kesepakatan kaum muslimin)ā€ (Al Mughni, 7/492).

Bahkan tidak ada satu syariā€™at pun yang menghalalkan riba. Al Mawardiy mengatakan, ā€œSampai dikatakan bahwa riba sama sekali tidak dihalalkan dalam satu syariā€™at pun”. Hal ini berdasarkan firman Allah Taā€™ala.

ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ®Ł’Ų°ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų§Ł„Ų±ŁŁ‘ŲØŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ł†ŁŁ‡ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡Ł

ā€œDan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang daripadanyaā€ (QS. An Nisaaā€™: 161). Maksudnya adalah riba ini sudah dilarang sejak dahulu pada syariā€™at sebelum Islam (Mughnil Muhtaj, 6/309).

Di antara dalil Al Qurā€™an yang mengharamkan bentuk riba adalah firman Allah Taā€™ala,

ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ­ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁŠŁ’Ų¹ŁŽ ŁˆŁŽŲ­ŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ų±ŁŁ‘ŲØŁŽŲ§

ā€œPadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan ribaā€ (QS. Al Baqarah: 275).

Di antara dalil haramnya riba dari As Sunnah adalah sabda Nabi shallallahu ā€˜alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwa memakan riba termasuk dosa besar.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ā€˜alaihi wa sallam bersabda,

Ā« Ų§Ų¬Ł’ŲŖŁŽŁ†ŁŲØŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ų³ŁŽŁ‘ŲØŁ’Ų¹ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁˆŲØŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁ Ā» . Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ł‡ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ā« Ų§Ł„Ų“ŁŁ‘Ų±Ł’ŁƒŁ ŲØŁŲ§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³ŁŁ‘Ų­Ł’Ų±Ł ŲŒ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲŖŁ’Ł„Ł Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘ŁŁ’Ų³Ł Ų§Ł„ŁŽŁ‘ŲŖŁŁ‰ Ų­ŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚ŁŁ‘ ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁƒŁ’Ł„Ł Ų§Ł„Ų±ŁŁ‘ŲØŁŽŲ§ ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁƒŁ’Ł„Ł Ł…ŁŽŲ§Ł„Ł Ų§Ł„Ł’ŁŠŁŽŲŖŁŁŠŁ…Ł ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁŽŁ‘ŁˆŁŽŁ„ŁŁ‘Ł‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ų²ŁŽŁ‘Ų­Ł’ŁŁ ŲŒ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ°Ł’ŁŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­Ł’ŲµŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŲ§ŁŁŁ„Ų§ŁŽŲŖŁ Ā»

ā€œJauhilah tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka.ā€ Para sahabat bertanya, ā€œWahai Rasulullah, apa saja dosa-dosa tersebut?ā€ Beliau mengatakan, ā€œ[1] Menyekutukan Allah, [2] Sihir, [3] Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, [4] Memakan harta anak yatim, [5] memakan riba, [6] melarikan diri dari medan peperangan, [7] menuduh wanita yang menjaga kehormatannya lagi (bahwa ia dituduh berzina)ā€ (HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89).

Setiap orang yang ikut menolong dalam muā€™amalah ribawi juga ikut terlaknat.

Dari Jabir bin ā€˜Abdillah, beliau berkata,

Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł -ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł…- Ų¢ŁƒŁŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ų±ŁŁ‘ŲØŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŁˆŁƒŁŁ„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ§ŲŖŁŲØŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ“ŁŽŲ§Ł‡ŁŲÆŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł‡ŁŁ…Ł’ Ų³ŁŽŁˆŁŽŲ§Ų”ŁŒ

ā€œRasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.ā€ Beliau mengatakan, ā€œMereka semua itu samaā€(HR. Muslim no. 1598).

Ł„ŁŽŁŠŁŽŲ£Ł’ŲŖŁŁŠŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³Ł Ų²ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†ŁŒ Ł„Ų§ŁŽ ŁŠŁŲØŁŽŲ§Ł„ŁŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ±Ł’Ų”Ł ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ®ŁŽŲ°ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŒ Ų£ŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ Ų­ŁŽŁ„Ų§ŁŽŁ„Ł Ų£ŁŽŁ…Ł’ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų­ŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł…Ł

ā€œAkan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau haramā€ (HR. Bukhari no. 2083).

Oleh karena itu, sangat penting pembahasan detail mengenai riba agar kaum muslimin memahami apa yang dimaksud dengan riba, apa saja bentuknya dan bagaimana dampak bahanya. Ya Allah, mudahkanlah kami dan tolonglah kami dalam menyelesaikan pembahasan ini hingga solusi sistemik kelak kita raih sesuai jalan kenabian.

Referensi:

https://www.tintasiyasi.com/2022/06/hukum-riba-adalah-haram-dan-termasuk.html
https://rumaysho.com/358-memakan-satu-dirham-dari-hasil-riba.html

Redha Sindarotama

Quranic Reciter living in Yogyakarta. Actively teaching and spreading the beauty of Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button