Akhlaq

Keberkahan Hidup ala Abu Bakar Ash Shiddiq

Kebanyakan dari kita memiliki role model atau idola dalam hidupnya. Mengidolakan seseorang untuk mengambil dan menirukan kebaikan yang ada dalam diri para idola nya. Sebagai muslim tentu kita juga harus mengidolakan teladan kita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meneladani apa yang beliau contohkan. Selain itu, para sahabat nya pun juga mesti kita banyak ikuti sebagai gambaran praktis apa yang nabi kerjakan.

Salah seorang sahabat Rasul yang bisa kita teladani adalah Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu’anhu. Sahabat terdekat Rasul ini adalah seorang bangsawan terhormat di Makkah kala itu. Beliau masuk dalam golongan awal yang memeluk agama islam. Abu Bakar merupakan keturunan dari bangsa quraisy Makkah, berasal dari Bani Taim. Beliau juga ayah dari salah seorang istri nabi, Aisyah Binti Abu Bakar.

Abu Bakar berprofesi sebagai seorang saudagar. Usahanya saat itu termasuk yang sangat sukses dari kebanyakan pengusaha di Jazirah Arab. Memulai pengalaman berdagang di usia muda, menjadikan bisnis Abu Bakar terkenal hingga ke mancanegara. Bidang olah tekstil adalah bisnis yang ditekuninya.

Kekayaannya mencapai 40 ribu dirham setara dengan 94 miliar rupiah saat itu. Kehidupan Abu Bakar yang dilimpahi harta tersebut tidak menjadikannya sombong. Beliau justru memberikan hartanya untuk memajukan islam. Dengan hidup sebagai pedagang kaya, beliau tetap memperhatikan kesejahteraan ummat islam.

Betapa dermawan dan bijaknya Khalifah yang satu ini. Pernah suatu ketika Abu bakar membebaskan seorang budak. Padahal harga yang beliau tawarkan sangat tinggi. Budak yang dibebaskan pun menjadi seorang yang ikut membela islam.

Kisah lain tentang kekayaan dan kedermawanan Abu Bakar diceritakan melalui sebuah hadits. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Sayyidina Umar bin Khaththab Rashiyallahu’anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberi perintah untuk ummat islam bersedekah, dan pada waktu itu Umar bin Khaththab berkeinginan mengalahkan Abu Bakar. 

أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَتَصَدَّقَ ، وَوَافَقَ ذَلِكَ مَالا عِنْدِي ، فَقُلْتُ : الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ ، إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا ، فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِي ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ ؟ ” ، قُلْتُ : مِثْلَهُ ، وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ ، فَقَالَ لَهُ : ” يَا أَبَا بَكْرٍ ، مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ ؟ ” قَالَ : أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ، فَقُلْتُ : لا أُسَابِقُكَ عَلَى شَيْءٍ أَبَدًا

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami melaksanakannya. Umar berkata: sekarang aku bisa mengalahkan Abu Bakar. Aku pun membawa setengah dari keseluruhan hartaku. Hingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: Wahai Umar, berapa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?, aku menjawab: sebanyak ini pula. Kemudian datanglah Abu Bakar dengan membawa seluruh hartanya, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: Yaa Abu Bakar, berapa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?. Abu Bakar menjawab: Aku tinggalkan Allah dan Rasul Nya untuk mereka. Umar berkata: Aku tak akan mampu mengalahkan Abu bakar untuk selamanya.”

Sungguh, dari hadits tersebut terlihat bahwa tidak ada keraguan dalam diri Abu Bakar. Baik keraguan akan harta atau rizki yang telah ditetapkan untuk manusia. Beliau serahkan keluarganya dalam penjagaan Allah. Kita dapat pula mengambil keteladanan bahwa harta benda adalah semata pemberian Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah lah yang berhak memberi maupun mengambilnya.

Ketika berhijrah ke Madinah Munawwarah, Abu Bakar beralih profesi menjadi seorang petani. Setelah peristiwa hijrah pun, Abu Bakar menunjukkan bagaimana beliau bertanggung jawab untuk menafkahi keluarganya. Beliau fokus dalam menangani masalah umat, memberantas kemiskinan tanpa meninggalkan kewajiban sebagai kepala keluarga dalam pemenuhan kebutuhan materi.

Abu Bakar juga seorang yang gemar bersilaturahmi. Seperti yang kita sering dengar, silaturahmi merupakan satu jalan yang besar dalam memperoleh rezeki dari Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa ingin dilapangkan rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” Hadits riwayat Bukhari, no. 5986.

Maka dari kebaikan yang telah dicontohkan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu’anhu, marilah kita mulai memperbaiki diri, menggunakan segala pemberian Allah untuk lebih bermanfaat dalam kehidupan.

Referensi:

Sejarah dan Biografi Singkat Abu Bakar As-Siddiq

Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq. Gramedia.com 

Redha Sindarotama

Quranic Reciter living in Yogyakarta. Actively teaching and spreading the beauty of Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button