AqidahMuslim Lifestyle

Bulan Rajab Sebagai Peluang Investasi Spiritual

1. Pendahuluan

Pernahkah Anda mendengar tentang bulan Rajab? Bulan Rajab dalam bahasa Arab berarti “al-rajab” yang berarti “yang mulia” atau “yang agung”. Dalam kalender Islam, Rajab merupakan bulan ketujuh dan termasuk dalam empat bulan suci. Keistimewaan bulan Rajab ini menjadikan bulan ini sebagai waktu yang sangat tepat bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, dan memperbanyak amal sholeh (Ibrahim, 2023). Bulan Rajab sering dianggap sebagai bulan persiapan untuk menyambut bulan Ramadan. Ibarat seorang atlet yang melakukan pemanasasan sebelum pertandingan, bulan Rajab adalah waktu yang tepat bagi umat Islam untuk mempersiapkan hati agar siap menyambut bulan Ramadan.

2. Sejarah dan Peristiwa Penting

Jauh sebelum Islam datang, bangsa Arab Jahiliyah telah menghormati bulan Rajab sebagai bulan suci. Mereka menghentikan peperangan dan mempersembahkan kurban sebagai tanda penghormatan. Islam kemudian mengangkat derajat bulan ini (Kister, 1971). Salah satu peristiwa paling monumental yang terjadi di bulan Rajab adalah Isra’ dan Mi’raj, perjalanan spiritual Nabi Muhammad ﷺ yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Perjalanan ini bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang membawa pesan-pesan penting bagi umat manusia. Selain itu, di bulan Rajab pula, Sayyidah Aminah, ibunda Nabi Muhammad ﷺ, mulai mengandung. Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ yang mengubah dunia kemudian menjadi buah dari kandungan yang dimulai di bulan yang penuh berkah ini. Perubahan kiblat dari Yerusalem ke Ka’bah terjadi di bulan Rajab. Perubahan kiblat menandai perubahan sadar dan disengaja dari praktik tradisional Yahudi (Abrahamson & Katz, 2007).

  • Keutamaan Bulan Rajab

Bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Islam, memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Keutamaannya berakar kuat dalam Al-Quran dan hadis. Allah ﷻ berfirman dalam surat At-Taubah ayat 36 yang menegaskan bahwa bilangan bulan dalam setahun adalah 12 bulan, dan di antaranya terdapat empat bulan yang dimuliakan (Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram) yang diperintahkan Allah untuk dihormati dan dijauhi dari segala bentuk pertumpahan darah dan permusuhan,

 اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram…(Q.S. 9.36)

Hadis Rasulullah ﷺ menjelaskan, “Rasulullah ﷺ tidak pernah berperang pada Bulan Haram kecuali jika beliau diperangi atau mereka diperangi. Jika hal itu (Bulan Haram) tiba (Rasulullah ﷺ) berdiam di rumah hingga selesai. (HR. Ahmad: 14056)”. Hadis ini menunjukkan penghormatan Nabi terhadap kesucian bulan-bulan haram, termasuk Rajab, dengan menghindari peperangan. Meskipun tidak ada hadis spesifik yang menyebutkan keutamaan ibadah tertentu di bulan Rajab, namun prinsip umum tentang keutamaan beramal saleh di bulan-bulan haram, seperti yang tersirat dalam hadis di atas, berlaku pula untuk bulan Rajab. Ini berarti, bulan Rajab menjadi waktu yang sangat baik bagi umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

Keutamaan bulan Rajab tidak hanya sebatas larangan berperang, namun juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Bulan ini menjadi ladang amal yang subur, di mana setiap kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya. Dengan memperbanyak istighfar, membaca Al-Quran, bersedekah, dan menjalankan ibadah sunnah lainnya, diharapkan hati menjadi lebih bersih dan jiwa menjadi lebih tenang.

Hikmah di balik kemuliaan bulan Rajab sangatlah mendalam. Pertama, bulan ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kedamaian dan persaudaraan. Larangan berperang pada bulan-bulan haram mengajarkan kita untuk hidup rukun dan damai dengan sesama. Kedua, bulan Rajab menjadi kesempatan untuk introspeksi diri dan memperbaiki diri. Dengan memperbanyak ibadah dan menjauhi maksiat, kita dapat membersihkan hati dari segala kotoran dosa. Ketiga, bulan Rajab juga menjadi persiapan spiritual untuk menyambut bulan Ramadan. Dengan meningkatkan kualitas ibadah di bulan Rajab, diharapkan kita dapat menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan lebih khusyuk dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

3. Amalan Sunnah di Bulan Rajab

Bulan Rajab adalah bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam, sehingga banyak amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Beberapa amalan sunnah yang paling umum dilakukan antara lain puasa sunnah, perbanyak zikir dan istighfar, serta bersedekah.

  1. Puasa Sunnah

Puasa Rajab merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan. Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menguatkan kedudukan puasa Rajab (Damanhuri, 2016). Tidak ada puasa sunnah khusus yang ditetapkan untuk bulan ini, namun umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa, seperti puasa Daud, puasa Senin dan Kamis, atau puasa Ayyamul Bidh. Puasa sunnah ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya mendekatkan diri kepada Allah, melatih kesabaran, dan membersihkan diri dari dosa.

  • Zikir dan Istighfar

Memperbanyak zikir dan istighfar adalah amalan yang sangat dianjurkan di bulan Rajab. Zikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya dan sifat-sifat-Nya yang baik. Sedangkan istighfar adalah memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dengan memperbanyak zikir dan istighfar, hati kita akan menjadi lebih tenang dan bersih dari dosa.

  • Sedekah

Bersedekah adalah salah satu amalan yang sangat mulia. Di bulan Rajab, dianjurkan untuk memperbanyak sedekah, baik dalam bentuk uang, makanan, atau barang lainnya. Sedekah tidak hanya bermanfaat bagi orang yang menerimanya, tetapi juga bagi orang yang memberikan. Dengan bersedekah, kita akan mendekatkan diri kepada Allah dan hati kita akan menjadi lebih lapang.

  • Amalan Sunnah Lainnya

Selain puasa, zikir, dan sedekah, ada banyak amalan sunnah lain yang dapat dilakukan di bulan Rajab, seperti: membaca Al-Quran, shalat sunnah, menuntut ilmu dan berkumpul dengan orang-orang saleh

  • Hikmah dan Manfaat Bulan Rajab

Bulan Rajab, sebagai salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam, menawarkan kesempatan emas bagi setiap individu untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, dan memperkuat iman. Dengan memperbanyak amal saleh, beristighfar, dan menjauhi segala larangan-Nya, kita dapat meraih keberkahan yang melimpah.

  1. Memperbaiki Diri

Bulan Rajab menjadi momen yang tepat untuk melakukan introspeksi diri. Kita diajak untuk merenung dan mengevaluasi segala perbuatan yang telah dilakukan. Kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat dapat dijadikan pelajaran berharga untuk memperbaiki diri di masa mendatang. Dengan beristighfar dan bertaubat, kita memohon ampunan Allah ﷻ atas segala dosa yang telah dilakukan.

  • Mendekatkan Diri kepada Allah

Melalui berbagai amalan ibadah yang dianjurkan di bulan Rajab, seperti puasa sunnah, shalat malam, dan membaca Al-Quran, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Dengan semakin sering berinteraksi dengan Allah, hati kita akan menjadi semakin tenang dan tentram. Selain itu, kita juga akan merasakan kehadiran Allah dalam setiap langkah kehidupan.

  • Memperkuat Iman

Bulan Rajab menjadi sarana untuk memperkuat iman. Dengan memahami keutamaan bulan ini dan menjalankan berbagai amalan yang dianjurkan, iman kita akan semakin mantap. Iman yang kuat akan menjadi benteng yang kokoh bagi kita dalam menghadapi segala cobaan hidup. Selain itu, iman yang kuat juga akan mendorong kita untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi segala larangan-Nya.

  • Peringatan Hadis Palsu dan Contohnya

Dalam upaya memahami dan mengamalkan ajaran Islam, kita seringkali berhadapan dengan berbagai macam hadis. Namun, tidak semua hadis yang beredar adalah sahih. Banyak di antara kita yang pernah mendengar atau bahkan menyebarkan hadis yang ternyata palsu. Hadis palsu ini sangat berbahaya karena dapat menyesatkan kita dan merusak akidah kita.

Contoh hadis palsu yang sering beredar terkait dengan bulan Rajab adalah

  1. “Menceritakan kepada kami Zaidah ibn Abu ar-Ruqad, ia berkata menceritakan kepada kami Ziyad an-Numairi dari Anas ibn Malik, ia berkata : apabila telah masuk bulan Rajab maka Rasulullah ﷺ berdoa : Ya Allah ! Berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan samapaikanlah umur kami kepada bulan Ramadan. Tidak ada yang meriwayatkan Hadis ini kecuali dengan jalur sanad ini yaitu Zaidah ibn Abu ar-Ruqad (Abdul Ghoni, 2022; Siregar, 2018).
  2. Hadis yang mengatakan, “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku.” Hadis ini sering digunakan untuk menonjolkan keutamaan bulan Rajab. Namun, hadis ini telah dinyatakan sebagai hadis dhaif atau lemah oleh para ulama hadis. Contoh lain adalah hadis-hadis yang mengaitkan amalan-amalan tertentu dengan waktu-waktu khusus di bulan Rajab, padahal tidak ada dalil yang sahih untuk itu (Lubis & Adnir, 2024).
  3. Penelitian Younes (2022) mengenai praktik sholat khusus Ali bin Abi Thalib pada 15 Rajab, meski didukung hadis yang lemah, sejalan dengan temuan Ibrahim (2023) tentang banyaknya hadits palsu terkait shalat sunnah di bulan Rajab. Ibrahim mengidentifikasi beberapa topik hadits palsu, seperti shalat awal Rajab, shalat selama bulan Rajab, shalat al-Raghaib, shalat Nisf Rajab, dan shalat Isra’ Mi’raj.

Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus berhati-hati dalam menerima dan mengamalkan suatu hadis. Selalu verifikasi kebenaran hadis kepada ulama atau sumber yang terpercaya sebelum mengamalkannya. Ingatlah, hanya hadis sahih yang dapat dijadikan pedoman dalam beribadah.

4. Penutup

Bulan Rajab adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Bulan ini sarat dengan peristiwa bersejarah yang menginspirasi dan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Islam. Dengan memahami sejarah dan keutamaan bulan Rajab, kita semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Isra’ dan Mi’raj, pembebasan Baitul Maqdis, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya menjadi bukti nyata akan kebesaran Allah dan perjuangan umat Islam. Mari kita jadikan bulan Rajab sebagai momentum untuk berbenah diri, memperbanyak amal saleh, dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan begitu, kita berharap dapat meraih keberkahan dan ridho-Nya. Ingatlah, setiap amalan baik yang kita lakukan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Bulan Rajab Sebagai Peluang Investasi Spiritual
Bulan Rajab Sebagai Peluang Investasi Spiritual

Yuk Investasi Halal di Nabitu.

Referensi

Abdul Ghoni, M. F. (2022). KAJIAN HADIS DOA MEMASUKI BULAN RAJAB. Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 1(1), 15–25. https://doi.org/10.52431/ushuly.v1i1.503

Abrahamson, B., & Katz, J. (2007). The Islamic Jewish Calendar. Studies in Hostory and Jurisprudence, 1–20.

Damanhuri, D. (2016). the Hadith of Rajab Fasting in a Simultaneous Reserch. Ar-Raniry, International Journal of Islamic Studies, 3(1), 221. https://doi.org/10.20859/jar.v3i1.83

Ibrahim, N. (2023). Scholarly Views And Analysis On Forged Hadith About Rajab Sunnah Prayers. Journal Of Hadith Studies, 8(2), 74–85. https://doi.org/10.33102/johs.v8i2.264

Kister, M. J. (1971). Rajab Is the Month of God.’A Study in the Persistence of an Early Tradition”. Israel Oriental Studies, 1, 191–223.

Lubis, M. A., & Adnir, F. (2024). Kualitas Hadis Tentang Salat Sunnah di Bulan Rajab (Studi atas Kitab al-Mauḍū’āt, al-Fawā’id al-Majmū’ah, al-La’ālī al-Masnū’ah, Tanzih al-Syarī’ah). Ranah Research: Journal of Multidisciplinary Research and Development, 6(5), 1586–1598.

Siregar, M. N. (2018). Reinterpretasi Hadis tentang Keutamaan Bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Shahih: Jurnal Kewahyuan Islam, 1(1), 58–69. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/shahih/article/view/1890

Younes, K. (2022). Ṣalāt al-Niṣf min Rajab: A Shīʿī Tradition Preserved on Paper. Der Islam, 99(2), 434–460.

Dwi Tjahjo Purnomo

Meraih Gelar Doktor Manajemen Keuangan dari Universitas Diponegoro | Ahli Keuangan | Dosen di Salah Satu Universitas di Semarang | Ketua Dewan Pengawas Syariah di Beberapa Lembaga Keuangan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button