BisnisFiqih MuamalahKeuangan

OPEX dan CAPEX, 2 Biaya Berbeda dalam Usaha

Dalam menjalankan bisnis, terdapat dua jenis pengeluaran utama yang harus dipahami dengan baik, yaitu Capital Expenditure (CAPEX) dan Operational Expenditure (OPEX). Kedua jenis biaya ini memiliki karakteristik yang berbeda dan memainkan peran yang penting dalam operasional perusahaan serta strategi keuangan jangka panjang dan pendek. Memahami perbedaan ini dapat membantu perusahaan dalam mengelola keuangan dengan lebih efisien dan membuat keputusan yang tepat terkait investasi dan biaya operasional.

Pengertian CAPEX

CAPEX atau Capital Expenditure adalah pengeluaran yang digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Aset-aset ini biasanya memiliki manfaat jangka panjang, seperti gedung, mesin, kendaraan, atau teknologi baru. CAPEX biasanya dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi atau efisiensi operasional dalam jangka panjang. Pengeluaran ini sering kali membutuhkan dana besar dan tidak terjadi setiap tahun, namun dampaknya terhadap operasi perusahaan dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Contoh pengeluaran CAPEX adalah ketika sebuah perusahaan manufaktur memutuskan untuk membeli mesin baru senilai Rp500 juta untuk meningkatkan kapasitas produksi. Mesin tersebut akan digunakan selama 10 tahun dan disusutkan setiap tahun di laporan keuangan. Selain itu, perusahaan teknologi mungkin menginvestasikan dana besar untuk membeli server dan infrastruktur teknologi baru yang akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. Mesin dan infrastruktur ini akan dimasukkan sebagai aset tetap di neraca perusahaan dan disusutkan selama masa manfaatnya.

Baca juga:Rasio Aktivitas: Ketahui Bagaimana Usahamu Berjalan

Pengertian OPEX

Sebaliknya, OPEX atau Operational Expenditure adalah pengeluaran yang berhubungan dengan biaya operasional sehari-hari dalam menjalankan bisnis. Biaya ini bersifat rutin dan terus-menerus dikeluarkan untuk memastikan bahwa operasi bisnis dapat berjalan dengan lancar. OPEX mencakup berbagai pengeluaran seperti gaji karyawan, sewa kantor, utilitas, bahan baku, biaya pemasaran, dan perawatan alat. Karena bersifat operasional, pengeluaran ini akan sepenuhnya dihabiskan dalam satu periode akuntansi dan tidak dikapitalisasi.

Contoh OPEX dapat dilihat ketika perusahaan membayar gaji karyawan setiap bulan, membayar sewa gedung kantor atau biaya listrik dan air. Selain itu, biaya untuk iklan dan promosi produk secara online atau di media massa juga termasuk OPEX, karena biaya tersebut habis dipakai dalam periode berjalan dan langsung berpengaruh pada laba rugi perusahaan. Sebuah perusahaan ritel, misalnya, mungkin menghabiskan Rp100 juta per bulan untuk biaya gaji karyawan, sewa toko, dan biaya utilitas lainnya.

Perbedaan Utama CAPEX dan OPEX

Meskipun CAPEX dan OPEX sama-sama merupakan bagian penting dari pengeluaran bisnis, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya, di antaranya:

  1. Jangka Waktu Manfaat: CAPEX memberikan manfaat jangka panjang karena digunakan untuk aset yang bisa bertahan lebih dari satu tahun, sedangkan OPEX memberikan manfaat jangka pendek dan habis dipakai dalam satu periode akuntansi.
  2. Perlakuan Akuntansi: CAPEX dikapitalisasi, artinya dicatat sebagai aset tetap di neraca dan disusutkan selama masa manfaat aset tersebut. Sebaliknya, OPEX dicatat langsung sebagai beban dalam laporan laba rugi dan mempengaruhi laba bersih perusahaan pada periode tersebut.
  3. Dampak Terhadap Laporan Keuangan: CAPEX berdampak pada neraca, laporan arus kas, dan laporan laba rugi melalui penyusutan. OPEX berdampak langsung pada laporan laba rugi sebagai beban dan berpengaruh pada profitabilitas perusahaan pada periode berjalan.
  4. Frekuensi Pengeluaran: CAPEX biasanya dilakukan secara tidak rutin dan hanya terjadi saat perusahaan memerlukan investasi besar untuk aset jangka panjang. Sementara itu, OPEX merupakan biaya berulang yang terjadi secara reguler dan diperlukan untuk menjaga operasional bisnis tetap berjalan.
  5. Pengaruh terhadap Pajak: Biaya OPEX dapat dikurangkan dari pendapatan perusahaan untuk keperluan pajak pada periode terjadinya, sementara pengeluaran CAPEX tidak bisa dikurangkan langsung, melainkan disusutkan dalam jangka waktu tertentu.

Baca juga:Rasio Solvabilitas: Bisakah Usahamu Membayar Hutang Masa Depan?

Contoh Penerapan CAPEX dan OPEX

Untuk menggambarkan perbedaan ini lebih jauh, mari kita lihat beberapa contoh penerapan CAPEX dan OPEX dalam perusahaan:

  • Contoh CAPEX: Sebuah perusahaan logistik memutuskan untuk membeli 10 truk baru dengan biaya Rp2 miliar untuk memperluas jangkauan distribusi. Pembelian truk ini akan dicatat sebagai CAPEX dan disusutkan selama masa manfaat truk tersebut, misalnya selama 5 tahun. Biaya penyusutan truk akan dicatat setiap tahun dalam laporan laba rugi perusahaan.
  • Contoh OPEX: Perusahaan yang sama juga harus membayar biaya operasional untuk setiap truk tersebut, seperti bahan bakar, biaya perawatan, dan gaji sopir. Pengeluaran ini termasuk dalam OPEX, karena biaya ini dikeluarkan secara reguler dan mempengaruhi arus kas perusahaan setiap bulan.

Pengaruh pada Manajemen Keuangan

Pengelolaan yang baik terhadap CAPEX dan OPEX sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga kesehatan keuangan mereka. Investasi dalam CAPEX harus dipertimbangkan dengan matang, karena investasi ini melibatkan dana besar dan memiliki dampak jangka panjang. Sebaliknya, manajemen OPEX yang efisien dapat membantu perusahaan menjaga kelancaran operasional tanpa harus mengeluarkan biaya yang berlebihan. Dengan memantau dan mengelola kedua jenis pengeluaran ini secara efektif, perusahaan dapat mencapai keseimbangan yang tepat antara pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas jangka pendek.

Baca juga:Rasio Likuiditas: Bisakah Membayar Hutang Jangka Pendek?

Kesimpulan

CAPEX dan OPEX adalah dua jenis pengeluaran yang berbeda namun sama pentingnya dalam operasional dan pertumbuhan perusahaan. CAPEX berkaitan dengan investasi jangka panjang untuk aset tetap, sedangkan OPEX berfokus pada biaya operasional sehari-hari. Pengelolaan yang cermat terhadap kedua jenis pengeluaran ini akan membantu perusahaan dalam menjaga kesehatan keuangan, memaksimalkan laba, dan memastikan keberlanjutan operasional dalam jangka panjang.

OPEX dan CAPEX, 2 Biaya Berbeda dalam Usaha
OPEX dan CAPEX, 2 Biaya Berbeda dalam Usaha

Referensi

Bizhare. (2023). Capex & Opex: Perbedaan dan Contohnya. https://www.bizhare.id/media/keuangan/capex-opex

Blog Eku. (2023). Memahami Capex dan Opex dalam Bisnis dan Laporan Keuangan. https://blog.eku.id/memahami-capex-dan-opex-dalam-bisnis-dan-laporan-keuangan/

Kledo. (2023). Perbedaan Capex dan Opex dan Hubungannya dalam Akuntansi. https://kledo.com/blog/capex-dan-opex/

Scaleocean. (2023). CAPEX (Capital Expenditure): Pengertian dan Manfaatnya. https://scaleocean.com/id/blog/belajar-bisnis/capex-capital-expenditure

Devin Halim Wijaya

Master student in IIUM (Institute of Islamic Banking and Finance) | Noor-Ummatic Scholarship Awardee

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button