Dampak Puasa terhadap Kesehatan
Puasa
Puasa Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga memberikan dampak luar biasa bagi tubuh dan pikiran. Selama berpuasa, tubuh mengalami berbagai perubahan positif yang berkontribusi terhadap keseimbangan metabolisme, daya tahan tubuh, dan kesehatan mental.
Manfaat Puasa bagi Kesehatan
Salah satu manfaat besar dari puasa adalah peranannya dalam mengatur kadar gula darah. Dengan jeda waktu makan yang lebih panjang, tubuh menjadi lebih efisien dalam menggunakan cadangan energi, sehingga membantu menjaga keseimbangan gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin (Alkandari et al., 2012). Selain itu, puasa juga membantu mengatur kadar kolesterol. Penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramadan dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), yang berdampak baik bagi kesehatan jantung (Rahman, 2022). Selain itu, puasa dapat menurunkan tekanan darah dan kadar trigliserida, yang berkontribusi terhadap kesehatan jantung serta mengurangi risiko serangan jantung dan stroke (Mackieh et al., 2024)
Tidak hanya itu, puasa juga berkontribusi pada pertumbuhan bakteri baik di usus, yang memainkan peran penting dalam sistem pencernaan dan imunitas tubuh. Proses ini membantu memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (Rahman, 2022). Selain itu, tubuh juga mengalami proses pembersihan sel atau autofagi, yang membantu memperbaiki sel-sel yang rusak dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan gangguan neurodegeneratif.
Di sisi lain, penelitian juga mengungkap bahwa puasa Ramadan memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental. Studi terbaru menunjukkan bahwa setelah menjalani puasa selama sebulan, tingkat kecemasan dan stres pada individu menurun secara signifikan (Akan et al., 2023). Peningkatan kadar hormon Ghrelin selama Ramadan berkontribusi terhadap perbaikan suasana hati dan penurunan gejala psikologis, yang dapat meningkatkan kesejahteraan emosional seseorang. Selain itu, penelitian oleh Jandali et al. (2024) menemukan bahwa meskipun kualitas tidur cenderung mengalami gangguan selama Ramadan, kesejahteraan psikologis tetap meningkat dengan adanya peningkatan kebahagiaan subjektif dan kepuasan hidup.
Lebih lanjut, faktor psikologis juga berperan sebagai pelindung dari stres dan gangguan mental selama Ramadan. Studi tersebut mengungkap bahwa kebahagiaan subjektif dan kepuasan hidup berperan signifikan dalam menurunkan tingkat depresi dan kecemasan, terutama pada laki-laki. Sementara itu, pada perempuan, durasi tidur yang lebih pendek serta penggunaan obat tidur lebih berhubungan dengan tingkat stres dibandingkan kecemasan (Jandali et al., 2024). Hal ini menunjukkan bahwa Ramadan tidak hanya memiliki manfaat spiritual, tetapi juga memberikan efek psikologis yang mendukung kesehatan mental seseorang.
Selain manfaat psikologis, puasa Ramadan juga memiliki dampak positif terhadap kesehatan metabolik. Penelitian oleh Persynaki et al. (2017) menunjukkan bahwa puasa dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki kadar glukosa darah, sehingga dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2. Selain itu, puasa juga berkontribusi terhadap penurunan kadar trigliserida dan faktor pertumbuhan insulin-1, yang berperan dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Proses ini juga berkontribusi terhadap pengurangan stres oksidatif, yang dapat memperlambat penuaan dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Studi pada hewan menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin pada tikus diabetes, yang menunjukkan potensi perlindungan terhadap penyakit metabolik (Persynaki et al., 2017). Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang dari perubahan metabolik ini terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan agar puasa tetap membawa manfaat optimal. Gangguan tidur yang kerap terjadi selama Ramadan dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental, sehingga penting untuk mengatur waktu istirahat dengan baik. Selain itu, pola makan saat sahur dan berbuka berperan besar dalam menjaga keseimbangan energi tubuh. Konsumsi makanan bernutrisi tinggi dan cukup air sangat penting agar tubuh tetap terhidrasi dan bertenaga sepanjang hari. Bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa menjadi langkah bijak untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama menjalani ibadah ini.
Dengan berbagai manfaat yang telah terbukti secara ilmiah, puasa Ramadan bukan hanya ibadah, tetapi juga sarana untuk memperbaiki kesehatan tubuh dan pikiran. Jika dilakukan dengan benar, puasa dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang membawa kesejahteraan jangka panjang.

Sumber Hukum Hadist dalam Islam
Yuk Mulai Investasi Halal di Nabitu.
Referensi
Akan, M., Unal, S., Gonenir Erbay, L., & Taskapan, M. C. (2023). The effect of Ramadan fasting on mental health and some hormonal levels in healthy males. The Egyptian Journal of Neurology, Psychiatry and Neurosurgery, 59(1), 20. https://doi.org/10.1186/s41983-023-00623-9
Alkandari, J. R., Maughan, R. J., Roky, R., Aziz, A. R., & Karli, U. (2012). The implications of Ramadan fasting for human health and well-being. Journal of Sports Sciences, 30(sup1), S9–S19. https://doi.org/10.1080/02640414.2012.698298
Jandali, D., Alwaleedi, A., Marenus, M. W., Liener, S. R., Sheik, A., Elayyan, M., & Chen, W. (2024). Mental Health, Sleep Quality, and Psychological Well-Being during the Holy Month of Ramadan. Healthcare, 12(13), 1301. https://doi.org/10.3390/healthcare12131301
Mackieh, R., Al-Bakkar, N., Kfoury, M., Okdeh, N., Pietra, H., Roufayel, R., Legros, C., Fajloun, Z., & Sabatier, J.-M. (2024). Unlocking the Benefits of Fasting: A Review of its Impact on Various Biological Systems and Human Health. Current Medicinal Chemistry, 31(14), 1781–1803. https://doi.org/10.2174/0109298673275492231121062033
Persynaki, A., Karras, S., & Pichard, C. (2017). Unraveling the metabolic health benefits of fasting related to religious beliefs: A narrative review. Nutrition, 35, 14–20. https://doi.org/10.1016/j.nut.2016.10.005
Rahman, S. (2022). Ramadan Fasting and its Health Benefits: What’s New? Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 10(E), 1329–1342. https://doi.org/10.3889/oamjms.2022.9508