AkhlaqBisnisRejeki

Rahasia Adab Berbicara untuk Sukses Bisnis Muslim!

Adab berbicara dalam bisnis merupakan hal yang sangat penting, karena keutamaan tersebut tidak hanya berperan dalam aspek kehidupan sehari-hari yang penuh keimanan, tetapi juga sangat relevan dalam dunia usaha. Selain itu, dalam Islam, bisnis bukanlah sekadar upaya mencari keuntungan duniawi, melainkan juga merupakan bentuk ibadah. Oleh karena itu, bagaimana seorang Muslim menjalankan bisnisnya sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Islam, termasuk adab dalam berbicara. Lisan yang terjaga pada akhirnya akan membawa keberkahan dalam usaha, sebab kata-kata yang baik tidak hanya mencerminkan karakter seorang pebisnis, tetapi juga berpengaruh terhadap hubungan yang dibangun antara pelanggan, mitra bisnis, dan komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa ketakwaan seorang muslim sangat berperan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

Saking pentingnya adab dalam islam, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata,

“Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”

Bahkan Ibnul Mubarok berkata,

تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Ibnu Sirin berkata,

كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم
“Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab) sebagaimana mereka menguasai suatu ilmu.”

Dalam konteks ini, menjaga lisan bukan hanya tentang menghindari keburukan, membangun kepercayaan, integritas, dan keberkahan finansial melainkan manifestasi adab dan ketakwaan seorang muslim untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah ﷻ.

baca juga 6 Peluang Bisnis Menggiurkan Bagi Konten Kreator di Era Digital 

1. Pentingnya Adab Berbicara dalam Bisnis

Adab berbicara dalam bisnis mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dengan jujur, menjaga kesopanan, dan memberikan informasi yang benar. Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya berkata benar dan jujur dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam perdagangan. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seorang pedagang yang jujur dan dipercaya akan bersama dengan para Nabi, shiddiqun dan para syuhada`.” (Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 1130)

Selain itu, Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,”
(Al-Qur’an, Surat Al-Ahzab (33): 70)

Bisnis yang dibangun di atas kejujuran dalam berbicara akan dicatat sebagai amal taqwa yaitu akhlak yang diperintahkan Allah ﷻ. Selain itu secara otomatis akhlak itu akan terlihat di antara manusia dan memungkinkan timbul kepercayaan dari rekan bisnisnya. Dalam jangka panjang, kepercayaan ini adalah aset yang lebih berharga daripada keuntungan materi semata. Selain itu, komunikasi yang sopan dan penuh penghormatan akan menciptakan suasana bisnis yang harmonis, yang pada akhirnya mengundang keberkahan.

2. Menjaga Lisan dari Perbuatan Dusta dan Menyesatkan

Salah satu dosa besar dalam bisnis adalah berdusta. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ memperingatkan agar tidak mendekati kebohongan, karena kebohongan akan menghilangkan keberkahan dari rezeki. Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
“Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.”
(Al-Qur’an, Surat Al Mumin (40): 28)

Rasulullah ﷺ juga memperingatkan dalam haditsnya:

“Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukkan, dan keburukkan akan menggiring kepada neraka..” (Hadits Sunan Abu Dawud No. 4337)

Dalam bisnis, berdusta dapat berupa memberikan informasi palsu tentang produk, menutupi cacat barang, atau memberikan janji-janji palsu kepada pelanggan. Sebaliknya, seorang pebisnis Muslim harus selalu mengedepankan kejujuran, meskipun kebenaran tersebut dapat mengurangi keuntungan jangka pendek.

3. Menghindari Ghibah dan Fitnah dalam Persaingan Bisnis

Dalam persaingan bisnis, tidak jarang terjadi praktik ghibah (menggunjing) dan fitnah (menyebar kebohongan) untuk menjatuhkan lawan. Islam dengan tegas melarang tindakan ini. Ghibah dan fitnah tidak hanya merusak hubungan antarmanusia, tetapi juga merupakan bentuk lisan yang tidak terjaga. Allah ﷻ berfirman:

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya.” (Al-Qur’an, Surat Al-Hujurat (49): 12)

Rasulullah ﷺ juga mengingatkan dalam haditsnya:

Dari Abu Hurairah ia berkata; Ditatanyakan kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu?” beliau menjawab: “Kamu menyebutkan tentang temanmu dengan sesuatu yang ia benci.” Ia bertanya lagi, “Bagaimana sekiranya apa yang kukatakan memang benar?” Beliau menjawab: “Jika memang apa yang kamu katakan itu benar, maka sungguh kamu telah menggibahnya, namun jika apa yang kamu katakan itu tidak benar, maka sungguh kamu telah berdusta.” (Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 1857)

Seorang Muslim yang menjalankan bisnis dengan berpegang teguh pada adab Islam harus menjauhkan diri dari praktik ghibah dan fitnah. Persaingan yang dilakukan secara bersih akan mendatangkan keberkahan, sementara persaingan yang dilakukan dengan cara yang kotor akan mendatangkan keburukan baik di dunia maupun di akhirat.

4. Berkata Baik dalam Menghadapi Pelanggan

Pelayanan yang baik kepada pelanggan dimulai dari cara kita berkomunikasi. Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam berbicara dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Bahkan ketika ada pelanggan yang marah atau tidak puas, seorang Muslim tetap dianjurkan untuk menjawab dengan kata-kata yang baik, tidak membalas kemarahan dengan kemarahan.

Al-Qur’an mengingatkan kita:

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (Al-Qur’an, Surat An-Nahl (16): 125)

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga bersabda:

“Hai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut. Dia mencintai sikap lemah lembut. Allah akan memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras dan juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya.” (Hadits Shahih Muslim No. 4697)

Dengan berbicara baik dan sabar, secara otomatis kita bisa dapat menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan meningkatkan rasa hormat serta loyalitas mereka.

5. Dampak Berbicara Baik terhadap Keberkahan Keuangan

Dalam Islam, keberkahan rezeki tidak hanya diukur dari jumlah materi yang diterima, tetapi juga manfaat yang lebih luas bagi kemudahan rezeki untuk menjalankan ibadah yang lainnya maupun bagi orang lain disekitarnya. Allah ﷻ berfirman:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.”
(Al-Qur’an, Surat At-Talaq (65): 2-3
)

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga bersabda tentang pentingnya kejujuran dalam membawa keberkahan:

“Dua orang yang berjual beli memiliki hak memilih selama mereka belum berpisah, apabila keduanya berbuat jujur dan memberikan penjelasan maka jual beli mereka akan mendapatkan berkah, dan apabila mereka berdusta dan menyembunyikan aib maka akan dihapuskan berkah jual beli mereka.” (Hadits Sunan An-Nasa’i No. 4388)

Pebisnis yang menjaga adab berbicara umumnya cenderung memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya, baik pelanggan, mitra, maupun karyawan. Sebagai hasilnya, hubungan yang baik ini akan menciptakan ekosistem bisnis yang positif dan berkelanjutan.

Baca juga 4 Tips Berdagang Ala Rasulullah: Berbisnis dengan Berkah 

Kesimpulan

Adab berbicara dalam bisnis sangatlah penting dalam Islam, karena lisan yang terjaga akan membawa keberkahan. Pebisnis Muslim yang menjaga ucapannya cenderung membangun hubungan baik dengan pelanggan, mitra, dan karyawan, sehingga menciptakan ekosistem bisnis yang positif. Selain itu, bisnis yang dijalankan dengan adab berbicara tidak hanya menghasilkan keuntungan materi, tetapi juga mendatangkan keberkahan dunia dan akhirat serta Ridha Allah ﷻ.

Baca juga Adab Berhutang Dalam Islam

Rahasia Adab Berbicara untuk Sukses Bisnis Muslim!
Rahasia Adab Berbicara untuk Sukses Bisnis Muslim!

Refrensi:
Ta’zhimul ‘Ilmi, Syaikh Sholeh bin ‘Abdillah bin Hamad Al ‘Ushoimi, Muqorrorot Barnamij Muhimmatil ‘Ilmi. Diakses dari https://muslim.or.id/21107-pelajarilah-dahulu-adab-dan-akhlak.html
Jami’ At-Tirmidzi (Hadith No. 1130).  https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/1130Sunan Abu Dawud (Hadits No. 4337) https://www.hadits.id/hadits/dawud/4337
Jami’ At-Tirmidzi (Hadits No. 1857) https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/1857
Shahih Muslim (Hadits No. 4697) https://www.hadits.id/hadits/muslim/4697
Sunan An-Nasa’i (Hadits No. 4388) https://www.hadits.id/hadits/nasai/4388

Baca juga Cara Kaya Tanpa Modal : Rahasia Sukses yang Terbukti, Memang Bisa?

Redha Sindarotama

Quranic Reciter living in Yogyakarta. Actively teaching and spreading the beauty of Islam

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button